Fakta Unik: Mengapa Kita Merasa Dingin Saat Merasa Takut?
Tanggal: 26 Agu 2025 19:36 wib.
Pernahkah kamu merasakan sensasi dingin yang tiba-tiba merayap di kulit, diikuti bulu kuduk yang berdiri, saat menonton film horor atau menghadapi situasi yang menakutkan? Sensasi ini bukan sekadar perasaan acak. Ini adalah respons biologis yang sangat nyata dari tubuh kita, sebuah mekanisme pertahanan kuno yang mengikat erat antara pikiran dan tubuh. Ada alasan ilmiah yang jelas di balik mengapa rasa takut bisa membuatmu merasa kedinginan.Saat kita merasakan takut, baik itu ancaman nyata atau sekadar bayangan, otak kita mengaktifkan respons "melawan atau lari" (fight-or-flight). Ini adalah mode darurat yang mempersiapkan tubuh untuk menghadapi bahaya. Sistem saraf simpatik membanjiri tubuh dengan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini bertindak cepat, memprioritaskan fungsi tubuh yang paling vital untuk bertahan hidup.Salah satu efek paling dramatis dari lonjakan hormon ini adalah perubahan dalam aliran darah. Pembuluh darah di permukaan kulit dan di ekstremitas (tangan dan kaki) akan mengerut, mengarahkan darah ke otot-otot utama dan organ vital seperti jantung, paru-paru, dan otak. Pergeseran aliran darah ini bertujuan untuk memastikan otot-otot besar memiliki pasokan oksigen dan energi yang cukup untuk berlari atau melawan. Penurunan aliran darah di permukaan kulit inilah yang menyebabkan sensasi dingin, merinding, atau bahkan kulit yang terlihat pucat. Sensasi ini adalah cara tubuhmu menghemat energi dan mengalihkan sumber daya ke area yang lebih vital untuk kelangsungan hidup.Fenomena merinding juga memiliki tujuan evolusioner. Pada nenek moyang kita yang berbulu lebat, bulu yang berdiri akan membuat mereka terlihat lebih besar dan lebih menakutkan di mata predator. Meskipun manusia modern tidak memiliki bulu lebat, refleks yang membuat rambut di kulit berdiri tetap ada sebagai warisan evolusioner.Jadi, lain kali kamu merasa dingin dan merinding karena takut, ingatlah bahwa itu adalah sinyal bahwa tubuhmu sedang bekerja keras untuk melindungimu. Ini adalah bukti betapa eratnya hubungan antara pikiran dan tubuh, di mana perasaan yang murni psikologis dapat memicu respons fisik yang sangat nyata dan terprogram.