Sumber foto: iStock

Fakta Mengejutkan! Umat Muslim Tumbuh Paling Cepat, Kristen Mulai Menyusut di Dunia? Simak Data Lengkapnya!

Tanggal: 28 Jun 2025 09:37 wib.
Dalam satu dekade terakhir, dunia menyaksikan perubahan besar dalam demografi keagamaan global. Laporan terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan bahwa umat Muslim mengalami pertumbuhan populasi paling pesat, sementara persentase umat Kristen justru mengalami penurunan. Analisis ini disusun berdasarkan lebih dari 2.700 data sensus dan survei dari berbagai negara selama periode 2010 hingga 2020, yang baru saja dirilis awal pekan ini.

Pertumbuhan Populasi Muslim Melonjak

Pada tahun 2020, jumlah umat Muslim di seluruh dunia mencapai 2 miliar jiwa, naik signifikan sebanyak 347 juta dibandingkan satu dekade sebelumnya. Secara persentase, penganut Islam kini mencakup 25,6% dari populasi global, naik 1,8 poin dari sebelumnya.

Conrad Hackett, peneliti utama Pew Research Center, menyatakan bahwa pertumbuhan umat Muslim lebih tinggi dibanding kelompok agama besar lainnya, dan menjadikan Islam sebagai agama dengan laju pertumbuhan tercepat di dunia saat ini.

Salah satu penyebab utama meningkatnya populasi Muslim adalah tingkat kelahiran yang tinggi dan struktur usia yang lebih muda dibanding kelompok agama lainnya. Dalam banyak negara mayoritas Muslim, angka fertilitas masih tergolong tinggi, sehingga secara alami mendorong peningkatan jumlah penduduk Muslim secara global.

Penganut Kristen Menurun, Masih Terbesar Tapi Terdesak

Meskipun umat Kristen masih menjadi kelompok agama terbesar dengan total 2,3 miliar orang pada tahun 2020, proporsinya terhadap total populasi dunia justru mengalami penurunan. Dari 30,6% pada tahun 2010, turun menjadi 28,8% pada tahun 2020.

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh fenomena "religious switching"—yakni perpindahan keyakinan dari Kristen ke agama lain, atau menjadi tidak beragama sama sekali. Fenomena ini banyak terjadi di negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, yang selama ini dikenal sebagai basis kekristenan.

Populasi Tak Beragama Meroket

Salah satu kelompok yang juga mencatat pertumbuhan besar adalah mereka yang tidak memiliki afiliasi agama—sering disebut sebagai “nones” atau religiously unaffiliated. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, jumlahnya meningkat 270 juta orang, menjadi 1,9 miliar jiwa. Saat ini, mereka mencakup 24,2% dari populasi dunia, menjadikan kelompok ini sebagai kelompok keagamaan terbesar ketiga setelah Kristen dan Islam.

Negara-negara maju mencatat pertumbuhan tertinggi dalam kelompok ini. Di Amerika Serikat, jumlah orang tanpa agama hampir dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir, mencapai 101 juta jiwa. Di Jepang, lebih dari 57% penduduknya tidak memiliki afiliasi agama, sementara China menjadi negara dengan populasi non-agama terbesar, yakni 90% dari 1,3 miliar penduduknya.

Pergeseran Geografis Umat Kristen

Satu temuan menarik lainnya dalam laporan Pew adalah pergeseran pusat populasi Kristen dari Eropa ke Afrika Sub-Sahara. Jika pada dekade sebelumnya Eropa menjadi rumah bagi mayoritas umat Kristen dunia, kini 30,7% umat Kristen berada di Afrika Sub-Sahara, sedangkan Eropa hanya mencakup 22,3%. Pergeseran ini dipengaruhi oleh tingkat kelahiran yang tinggi di Afrika dan tren disaffiliasi agama di negara-negara Barat.

Negara Mayoritas Kristen Mulai Menyusut

Pada 2020, jumlah negara dengan mayoritas penduduk Kristen mengalami penurunan, dari 124 negara menjadi 120 negara. Negara-negara seperti Inggris, Prancis, Australia, dan Uruguay tak lagi memiliki mayoritas Kristen. Bahkan, beberapa negara seperti Belanda, Selandia Baru, dan Uruguay telah bergeser menjadi negara mayoritas non-agama.

Sebaliknya, jumlah negara mayoritas Muslim tetap stabil di angka 53. Namun secara keseluruhan, pertumbuhan umat Muslim jauh lebih cepat daripada kelompok agama lainnya, baik dari segi angka maupun persentase.

Korelasi Antara Ekonomi dan Religiusitas

Pew Research Center juga menyoroti adanya hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi dan afiliasi agama. Negara-negara dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang tinggi cenderung memiliki populasi tak beragama yang lebih besar. Di sisi lain, negara-negara dengan HDI rendah menunjukkan tingkat religiusitas yang tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi dan pendidikan menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan seseorang untuk tetap memeluk agama atau tidak berafiliasi sama sekali.

Apa Artinya Bagi Masa Depan Dunia?

Laporan ini menunjukkan bahwa dalam 10–20 tahun ke depan, populasi Muslim diperkirakan akan terus bertumbuh dan mendekati jumlah umat Kristen secara global. Jika tren ini berlanjut, Islam bisa saja menjadi agama terbesar di dunia pada akhir abad ini.

Di sisi lain, meningkatnya jumlah kelompok non-agama, terutama di negara maju, juga dapat menciptakan tantangan baru bagi lembaga keagamaan dan budaya sosial masyarakat, terutama dalam mempertahankan nilai-nilai spiritual dan moral di tengah masyarakat yang semakin sekuler.

Dalam dunia yang terus berubah secara demografis, agama tetap menjadi salah satu faktor penting yang membentuk arah kehidupan sosial, politik, dan budaya global. Pertumbuhan pesat umat Muslim dan penurunan penganut Kristen menunjukkan bahwa pergeseran besar sedang terjadi. Pemahaman yang mendalam terhadap data ini bisa membantu masyarakat dan pemimpin dunia dalam merancang kebijakan sosial yang inklusif dan responsif terhadap realitas global yang baru.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved