Ekstrak Daun Pegagan Lindungi Fungsi Hati dalam Pengobatan TB
Tanggal: 31 Jul 2025 07:35 wib.
Direktur RSUD dr. Loekmonohadi Kudus, dr. Abdul Hakam, mengungkapkan bahwa ekstrak daun pegagan terbukti efektif sebagai suplemen dalam terapi pendamping pengobatan Tuberkulosis (TB). Penelitian yang dilakukannya dalam program doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) menunjukkan bahwa daun pegagan dapat melindungi fungsi hati dari risiko kerusakan akibat obat-obatan anti-TB yang dikonsumsi pasien, terutama pada kelompok remaja.
Penelitian ini dilakukan terhadap 84 pasien TB berusia 10 hingga 18 tahun yang dirawat di RSUD Kudus. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan tidak hanya menjaga kesehatan hati, tetapi juga menurunkan biomarker inflamasi dan memperbaiki status gizi pasien. Dengan begitu, tanaman herbal ini berperan sebagai terapi adjuvan yang aman dan efektif dalam mendampingi pengobatan TB secara medis.
Abdul Hakam menekankan bahwa temuan ini menjadi bukti kuat bahwa tanaman obat asli Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong pengobatan integratif—yakni menggabungkan metode modern dengan pengobatan tradisional berbasis kearifan lokal. Ia menambahkan bahwa ini adalah langkah awal untuk mewujudkan pendekatan yang lebih holistik dalam pengobatan TB, yang tidak hanya berfokus pada eradikasi bakteri, tetapi juga pemulihan kesehatan menyeluruh pasien.
Meski begitu, Abdul Hakam tetap mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi ekstrak daun pegagan tanpa pengawasan dokter. Suplemen herbal ini hanya berfungsi sebagai pendamping, bukan sebagai pengganti obat utama. Penggunaan yang tidak sesuai anjuran medis dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping atau mengganggu efektivitas pengobatan utama.
Ke depan, penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan dalam skala lebih luas dan lintas usia. Selain memperkuat bukti ilmiah, hal ini juga dapat membuka jalan bagi masuknya ekstrak daun pegagan dalam protokol pengobatan TB nasional sebagai terapi pendamping yang terstandar. Jika dikembangkan secara serius, potensi ini dapat memperkuat ketahanan farmasi nasional berbasis sumber daya alam lokal.
Selain mendukung keberhasilan terapi TB, pendekatan pengobatan dengan ekstrak herbal seperti daun pegagan juga menjadi peluang untuk meningkatkan penerimaan pasien terhadap pengobatan. Dengan memperkenalkan unsur-unsur tradisional yang sudah dikenal masyarakat, pasien cenderung lebih kooperatif dalam menjalani proses terapi jangka panjang. Hal ini tentu sangat penting dalam meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan TB yang seringkali membutuhkan waktu cukup lama.