Duduk Terus-Menerus? Awas, Tubuhmu Protes!
Tanggal: 22 Nov 2024 13:36 wib.
Kebiasaan duduk berjam-jam dalam sehari dapat berdampak buruk pada tubuh. Salah satu hal yang paling merusak bagi kesehatan adalah kurangnya gerakan atau gaya hidup sedentari. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan dalam posisi duduk telah terbukti dapat membuat sirkulasi darah menjadi tidak lancar dan mengurangi fungsi-fungsi organ tubuh. Dampak buruknya tidak hanya itu, semakin lama kita duduk per hari, makin tinggi risiko kematian dini yang kita hadapi.
Berikut adalah tujuh hal yang bisa terjadi pada tubuh kita ketika kita kurang bergerak:
1. Gangguan Mood
Menurut penelitian terbaru, duduk dalam waktu yang lama akan berpengaruh signifikan pada kesehatan mental kita. Gaya hidup sedentari, seperti menonton TV sambil tiduran di sofa atau menatap layar gawai berjam-jam, diketahui dapat meningkatkan kecemasan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan gawai terlalu lama yang akan membuat sistem saraf tegang dan memicu kecemasan. Tidak hanya itu, layar gawai juga diketahui mengganggu waktu tidur malam sehingga mood kita menjadi tidak stabil. Sebaliknya, gaya hidup aktif seperti rutin berolahraga terbukti bisa meningkatkan rasa bahagia.
Tambahkan data penelitian yang menunjukkan dampak positif dari olahraga terhadap kesehatan mental.
2. Meningkatkan Risiko Kanker
Analisa hasil penelitian tahun 2021 mengungkap bahwa gaya hidup sedentari secara signifikan meningkatkan risiko terkena sejumlah jenis kanker. Gaya hidup tidak aktif dikaitkan dengan kelebihan berat badan, dan penelitian lain secara konsisten menunjukkan bahwa prosentase lemak tubuh yang tinggi akan meningkatkan risiko kanker. Inflamasi lokal secara kronis dari lemak tubuh dapat merusak DNA dan menjadi pemicu kanker. Selain itu, kelebihan sel lemak juga memproduksi hormon yang memicu pertumbuhan sel secara cepat.
Tambahan: sertakan data penelitian terkait hubungan gaya hidup sedentari dengan risiko kanker, serta penjelasan lebih lanjut mengenai mekanisme terjadinya hal tersebut.
3. Gangguan Kognitif
Orang-orang yang jarang bergerak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kognitif dibandingkan dengan mereka yang aktif bergerak. Menurut penelitian yang melibatkan 5.000 orang dewasa, makin lama seseorang duduk, makin tinggi risiko terkena demensia.
Tambahkan penjelasan mengenai bagaimana kurangnya gerakan dapat memengaruhi fungsi otak, serta data-data penelitian terkait risiko gangguan kognitif pada orang yang kurang bergerak.
4. Meningkatkan Kadar Gula Darah
Meskipun berat badan normal, kadar gula darah dapat tetap tinggi jika kita kurang aktif bergerak dalam kehidupan sehari-hari. Pada orang yang kadar gulanya sudah termasuk pradiabetes, menurunkan 5-7 persen berat badan dan berolahraga 30 menit setiap hari, dapat menghindarkan diri dari diabetes.
Tambahkan penjelasan mengenai hubungan antara aktivitas fisik dan kadar gula darah, serta dampak positif dari gaya hidup aktif terhadap pencegahan diabetes.
5. Nyeri Punggung
Duduk dalam waktu yang lama, terutama dalam posisi yang kurang ergonomis, dapat meningkatkan tekanan pada bantalan antar ruas tulang belakang. Tekanan ini lama-lama dapat membuat bantalan menjadi aus sehingga menyebabkan punggung terasa nyeri.
Sertakan metode pencegahan atau tips untuk mengurangi nyeri punggung akibat duduk dalam waktu yang lama, serta data statistik mengenai jumlah orang yang mengalami nyeri punggung akibat gaya hidup sedentari.
6. Kehidupan Seksual yang Pasif
Orang-orang yang jarang bergerak cenderung lebih gemuk, hal ini juga berpengaruh pada kehidupan seksual. Pria dengan lingkar pinggang yang lebar (lebih dari 90 cm) berisiko lebih besar mengalami disfungsi ereksi. Selain itu, konsentrasi sel sperma juga bisa ikut berkurang yang tentunya memengaruhi keberhasilan program hamil.
Tambahkan penjelasan mengenai dampak kegemukan akibat kurangnya gerakan terhadap fungsi seksual, serta sertakan data penelitian terkait hubungan antara gaya hidup sedentari dengan gangguan seksual.
7. Gangguan Tidur
Dengan melakukan olahraga minimal 150 menit setiap minggu, ini sudah bisa memperbaiki kualitas tidur. Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang aktif berolahraga dalam intensitas sedang lebih sedikit yang mengalami masalah tidur.
Tambahkan penjelasan mengenai mekanisme bagaimana olahraga dapat memengaruhi kualitas tidur, serta data statistik mengenai perbedaan kualitas tidur antara orang yang aktif bergerak dan yang kurang bergerak.
Memperbanyak gerakan dan olahraga dapat membantu mencegah sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik. Dengan menjaga gaya hidup yang aktif, kita dapat mengurangi risiko munculnya sejumlah penyakit dan masalah kesehatan yang dapat disebabkan oleh duduk dalam waktu yang lama. Menjaga keseimbangan antara waktu duduk dan waktu bergerak dapat membantu mempertahankan kesehatan tubuh dan pikiran. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan kebutuhan tubuh akan gerakan sehingga kita dapat menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita dengan lebih baik.