Dompet Digital Memang Praktis, Tapi Ahli Keuangan Sarankan Tetap Simpan Uang Tunai—Ini Alasannya!
Tanggal: 4 Jun 2025 10:22 wib.
Di era serba digital ini, hampir semua transaksi kini bisa dilakukan tanpa uang tunai. Dengan hadirnya dompet digital dan layanan pembayaran nirsentuh (cashless), masyarakat semakin jarang menyimpan uang fisik di dalam dompet mereka. Namun, para ahli keuangan justru mengingatkan bahwa memiliki sejumlah uang tunai tetaplah penting, terutama untuk menghadapi situasi darurat.
Menurut laporan dari CNBC, penggunaan uang tunai memang masih ada, tetapi tren menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2024, sekitar 83% konsumen di Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka masih menggunakan uang tunai setidaknya sekali dalam 30 hari terakhir. Angka ini turun dibandingkan dengan 87% pada tahun sebelumnya, yakni 2023.
Lalu, pertanyaannya: seberapa banyak uang tunai yang ideal disimpan dalam dompet?
Uang Tunai Bukan Kuno, Tapi Strategis
Christopher Rand, seorang Certified Financial Planner (CFP) yang berbasis di San Diego, mengatakan bahwa jumlah uang tunai yang perlu disimpan seseorang sebaiknya menyesuaikan dengan kebutuhan rutinnya. Hal ini mencakup keperluan darurat seperti membeli bahan makanan, membayar parkir, mengisi bensin, hingga memberikan tip. Intinya, uang tunai berfungsi sebagai "cadangan" ketika akses ke sistem digital terhambat.
Rand menyarankan menyimpan uang tunai dalam kisaran Rp 300.000 hingga Rp 700.000, cukup untuk kebutuhan dasar namun tidak terlalu banyak sehingga membuat khawatir jika uang tersebut hilang.
Saran serupa juga disampaikan oleh Melissa Caro, CFP dari New York. Ia mengaku biasa membawa uang tunai sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta, tergantung pada aktivitas atau rencana hariannya. Menurutnya, membawa uang tunai dalam jumlah cukup bisa sangat membantu ketika membayar hal-hal sederhana, seperti tip atau pembelian di toko kecil yang belum menerima pembayaran digital.
Bayangkan Jika Ponsel Anda Hilang
Caro juga mengingatkan bahwa memiliki cadangan uang tunai sangat penting jika suatu saat Anda kehilangan akses ke ponsel. "Kalau saya kehilangan ponsel dan harus pulang naik taksi, apakah saya bisa membayarnya? Itulah titik panik saya," ujarnya. Pertanyaan reflektif semacam ini bisa menjadi tolok ukur yang baik dalam menentukan jumlah uang tunai yang sebaiknya dibawa.
Di sisi lain, Leslie Beck, CFP dari New Jersey, menambahkan bahwa uang tunai sangat berperan saat terjadi gangguan teknologi berskala besar—misalnya pemadaman listrik, kerusakan server sistem bank, atau gangguan sinyal internet. Dalam situasi seperti ini, menyimpan minimal Rp 500.000 di dompet bisa jadi penyelamat.
Jangan Berlebihan, Tapi Jangan Kosong Juga
Meski menyimpan uang tunai sangat dianjurkan, para ahli juga mengingatkan agar tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar. Sebab, uang fisik memiliki risiko lebih tinggi untuk hilang atau dicuri, berbeda dengan kartu debit atau kredit yang memiliki sistem perlindungan seperti blokir atau pengembalian dana.
Tipiwa Walker, CFP dari California, mengatakan, "Uang tunai tidak punya perlindungan seperti kartu. Jika hilang, ya sudah, hilang." Oleh karena itu, penting untuk tetap proporsional: cukup untuk berjaga-jaga, tapi tidak berlebihan.
Membawa uang tunai bukan berarti menolak kemajuan teknologi atau mengganti dompet digital. Justru, itu adalah bentuk strategi pengelolaan keuangan yang bijak—menggabungkan kenyamanan digital dengan cadangan fisik untuk kondisi darurat.
Situasi Darurat yang Bisa Terjadi
Beberapa situasi darurat yang bisa membuat uang tunai sangat berguna, antara lain:
Pemadaman listrik yang menyebabkan mesin EDC tidak bisa digunakan
Gangguan pada aplikasi pembayaran digital
Kehilangan atau kerusakan ponsel
Toko kecil atau pasar tradisional yang belum menerima pembayaran digital
Keperluan mendadak seperti transportasi, makanan, atau layanan publik
Dengan semua risiko itu, membawa sejumlah kecil uang tunai seharusnya menjadi bagian dari kebiasaan harian kita, bukan hanya di dompet tetapi juga dalam manajemen risiko pribadi.
Kesimpulan: Kombinasikan Digital dan Fisik
Perubahan teknologi memang membawa kemudahan, tapi juga menciptakan ketergantungan baru. Dalam menghadapi kemungkinan sistem gagal, menyimpan sedikit uang tunai adalah langkah cerdas yang bisa menyelamatkan hari Anda.
Para perencana keuangan sepakat bahwa kisaran Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta adalah jumlah ideal untuk dibawa sehari-hari. Ini cukup untuk kebutuhan mendesak tanpa menambah beban risiko kehilangan.
Jadi, sebelum keluar rumah, selain memastikan dompet digital Anda terisi, jangan lupa cek apakah ada uang fisik yang siap berjaga—karena kita tidak pernah tahu kapan teknologi bisa mengecewakan.