Destinasi Wisata Dulu Ramai, Kini Sepi-Menyeramkan
Tanggal: 15 Sep 2024 08:15 wib.
Destinasi wisata yang dahulu pernah menjadi primadona di Indonesia kini mulai kehilangan pamornya. Bahkan, tidak sedikit dari tempat-tempat tersebut yang kini terlihat sepi, tak terawat, dan terlihat menakutkan. Fenomena ini secara signifikan terjadi sejak merebaknya pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun 2020. Bisnis-bisnis taman rekreasi yang dulu ramai dengan pengunjung kini menghadapi kemerosotan yang signifikan.
1. Kampung Gajah Wonderland
Kampung Gajah Wonderland yang terletak di Kabupaten Bandung Barat kini sudah ditutup sejak tahun 2017 lantaran mengalami kebangkrutan. Kawasan taman rekreasi ini sekarang terlihat terlantar dan angker. Dengan kondisi tersebut, tak sedikit wisatawan yang memanfaatkannya sebagai lokasi untuk berburu spot foto horor.
Taman seluas 60 hektar ini dahulu dikenal dengan keunikan patung-patung gajah yang berjejer di pinggir jalan sebagai ikon. Selain itu, tempat ini juga menawarkan beragam wahana permainan dan taman rekreasi air. Maka, kondisi bangunan yang kini terbengkalai serta tak terurus secara signifikan membuat pesona tempat ini menjadi semakin menakutkan.
2. Depok Fantasi Waterpark
Depok Fantasi Waterpark atau dikenal juga sebagai Aladin Waterpark harus menutup operasionalnya akibat dampak pandemi. Taman rekreasi air ini, yang menjadi pionir di kota Depok, Jawa Barat, telah merata dengan tanah karena akan diubah menjadi area perumahan.
Sebelum ditutup, Aladin Waterpark yang berdiri sejak tahun 2008 selalu ramai dengan pengunjung, khususnya anak-anak. Dengan mengusung tema Timur Tengah, taman wisata air ini memiliki beragam wahana seperti seluncuran air tinggi, air mancur, dan ember tumpah. Namun, kini kondisinya telah berubah drastis, dan tempat ini sekarang terlihat sepi dan menyeramkan.
3. Taman Festival Bali
Dulu Taman Festival Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, kini tempat ini lebih sering dijadikan sebagai spot foto tempat terbengkalai. Tanaman merambat, semak belukar, dan grafiti yang memenuhi tempat itu memberikan nuansa mencekam namun tetap eksotis.
Taman Festival ini dulunya terletak tak jauh dari Pantai Sanur, Bali, dan populer pada masanya. Akan tetapi, akibat krisis, tempat ini terpaksa menutup operasionalnya pada tahun 1999, hanya dua tahun setelah dibuka. Setelah terbengkalai, Taman Festival Bali ini terkenal sebagai lokasi wisata horor. Bahkan, pengunjung yang ingin mengunjungi tempat ini sebagai wisata horor diharuskan membayar biaya tambahan.
4. Taman Remaja Surabaya
Taman Remaja Surabaya dulu menjadi kebanggaan warga Surabaya karena pengunjung dapat menikmati 20 wahana permainan yang tersedia di sana. Namun, kini tempat hiburan ini telah ditutup oleh pemerintah kota Surabaya karena kontrak kerja sama dengan pengelola sudah habis sejak tahun 2018. Walaupun demikian, warga sekitar masih sering mendengar suara keramaian dan musik dari Taman Remaja Surabaya di malam hari, menciptakan atmosfer yang mencekam.
5. Wonderia
Wonderia dulunya merupakan taman hiburan yang sangat populer di kalangan warga Semarang. Taman yang dikelola oleh pihak swasta dengan sistem royalti ke Pemkot Semarang itu resmi beroperasi pada tahun 2004. Akan tetapi, tempat ini ditutup sejak November 2007 setelah terjadi kecelakaan di salah satu wahana permainan yang menyebabkan 16 orang mengalami luka-luka.
Berita terbaru menyebutkan bahwa bekas taman wisata Wonderia yang telah dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun akan diubah menjadi hutan kota. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk menghidupkan kembali destinasi wisata yang telah sepi telah dilakukan dengan mengubahnya menjadi lokasi konservasi alam.
Penurunan pamor destinasi wisata yang dahulu menarik banyak pengunjung memang merupakan hal yang disayangkan. Hal ini membuktikan dampak serius dari pandemi Covid-19 terhadap industri pariwisata. Keadaan ini juga semakin memperlihatkan pentingnya peran pemerintah dan stakeholder lainnya dalam menjaga keberlangsungan destinasi wisata, mengingat kondisi ekonomi dan industri pariwisata juga turut terimbas oleh pandemi.