Sumber foto: Grid.id

Desa Ujungnegoro: Teknik Goreng Kerupuk Tanpa Minyak

Tanggal: 15 Jul 2024 12:29 wib.
Desa Ujungnegoro, yang terletak di Kecamatan Kandeman, dikenal sebagai daerah penghasil kerupuk usek yang terkenal. Namun, yang membuat produksi kerupuk ini menarik adalah cara menggorengnya. Mereka menggunakan pasir pantai sebagai media penggorengannya, dan hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun konsumen setia kerupuk usek.

Walau sekarang sudah ada teknologi modern yang memudahkan proses penggorengan, warga Desa Ujungnegoro masih memilih untuk menggunakan cara tradisional dalam proses produksi kerupuk usek. Mereka memilih untuk tetap mempertahankan ciri khas produk mereka, sehingga kerupuk usek buatan Desa Ujungnegoro selalu diminati oleh masyarakat.

Kerupuk usek memang menjadi primadona di pasaran dengan citarasa gurih yang berbeda ketika digoreng dengan pasir pantai dibandingkan dengan minyak. Konsumen menyatakan bahwa makan kerupuk usek terasa lebih sehat karena tidak digoreng dengan minyak, yang tentunya menjadi daya tarik tambahan bagi produk ini.

Demi mengembangkan produksi kerupuk usek, puluhan ibu-ibu bergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Maju Makmur Jaya di Desa Ujungnegoro. Saat ini, KUB Makmur telah memiliki 21 anggota yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang bertugas dalam proses penggorengan dan kelompok yang bertugas dalam pemasaran produk. Mereka memasak kerupuk usek dengan cara tradisional menggunakan pasir pantai khas Ujungnegoro yang terletak tidak jauh dari lokasi usaha mereka.

"Proses penggorengan dilakukan dengan pasir pantai khas, yang tentunya harus dipilih dengan cermat. Kami menggunakan bagian dalam pasir pantai setelah membersihkannya dan menjemurnya, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga," ungkap Ketua KUB Maju Makmur, Astuti.

Astuti juga menjelaskan bahwa pasir pantai yang digunakan dalam proses penggorengan kerupuk usek hanya dapat digunakan sekali saja. Jika ingin melakukan proses penggorengan lagi, pasir tersebut harus diganti dengan yang baru untuk memastikan hasil kerupuknya tidak gosong. Untuk memproduksi 25 kilogram kerupuk usek, diperlukan sekitar 5 kilogram pasir pantai dan waktu memasak hanya 2 jam saja.

Dengan menggunakan pasir pantai dalam proses penggorengan ini, warga Desa Ujungnegoro telah menghasilkan kerupuk usek yang tidak hanya memiliki cita rasa istimewa, tetapi juga memberikan kesan kesegaran dan kesehatan bagi konsumennya. Inovasi yang dilakukan oleh KUB Maju Makmur Jaya ini tentunya menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam menjaga kearifan lokal dan menciptakan produk yang unik serta bermanfaat bagi banyak pihak.

Tentang Desa Ujungnegoro di Kecamatan Kandeman, kekayaan alamnya tidak hanya terletak pada keindahan pantainya, tetapi juga pada keunikan produksi kerupuk usek yang menggunakan pasir pantai dalam proses penggorengannya. Teknik penggorengan yang mempertahankan tradisi ini telah menciptakan sebuah produk yang istimewa, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke desa ini. Dengan cara ini, Desa Ujungnegoro tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil kerupuk usek, tetapi juga sebagai wadah pelestarian kearifan lokal dalam dunia kuliner.

Tidak hanya itu, inovasi dalam proses produksi juga dapat menarik minat wisata kuliner dan pengusaha makanan untuk menjalin kerja sama dengan KUB Maju Makmur Jaya. Dengan demikian, diharapkan produksi kerupuk usek dari Desa Ujungnegoro dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Dalam hal ini, pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dukungan serta pembinaan bagi kelompok-kelompok usaha seperti KUB Maju Makmur Jaya agar mereka dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved