Sumber foto: iStock

Dear Ayah-Bunda, Ini 5 Jurus Jitu 'Sulap' Anak Jadi Tangguh

Tanggal: 17 Nov 2024 18:34 wib.
Orang tua seringkali merasa cemas terhadap pertumbuhan anak-anak mereka, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Untuk membentuk karakter pribadi anak yang tangguh, kualitas ketahanan diri harus dipupuk oleh orang tua sejak dini.

Peran orang tua dalam pembentukan kualitas ketahanan diri anak sangat vital dalam membantu mereka mengatasi berbagai tantangan sosial. Anak yang tangguh mampu mengatur emosi, bangkit dari kegagalan, serta memaafkan kesalahan.

Dalam proses pertumbuhan anak yang tangguh, para orang tua dapat mengajarkan poin-poin penting sebagai berikut:

a. Membiarkan Fase Kegagalan Anak

Banyak orang tua yang berusaha menghindari kegagalan dalam kehidupan anak-anak mereka. Namun, justru penting bagi orang tua untuk membiarkan anak-anak belajar dari kegagalan. Hal ini merupakan langkah penting dalam persiapan anak-anak menghadapi kesulitan di masa depan.

Dr. Ken Ginsburg, seorang profesor pediatri di Rumah Sakit Anak Philadelphia, menyarankan agar orang tua membiarkan anak-anak belajar dari kegagalan. Dalam artikel di CNBC Make It, Dr. Ginsburg menjelaskan bahwa menghindari kegagalan justru dapat menghambat pertumbuhan anak.

b. Membiarkan Anak Merasa Khawatir

Mempelajari cara mengatasi kecemasan dan kekhawatiran adalah bagian penting dari membentuk ketahanan diri. Taryn Marie Stejskal, pendiri Resilience Leadership Institute, menyarankan untuk memberikan waktu khusus bagi anak-anak untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka.

Dalam "sesi khawatir" selama lima menit, anak-anak diberi kesempatan untuk memikirkan kekhawatiran mereka, dan setelah itu mereka harus melepaskan dan tidak lagi memikirkan kekhawatiran tersebut.

c. Bantu Anak Memikirkan Skenario Terbaik dan Terburuk

Dengan memikirkan skenario terbaik dan terburuk, anak-anak dapat belajar mengatasi kekhawatiran. Menurut Taryn Marie Stejskal, mengingatkan anak-anak bahwa mereka mampu menangani bahkan skenario terburuk membantu mereka melihat bahwa sebagian besar masalah dapat diatasi. Skenario terbaik juga dapat membantu anak-anak untuk percaya bahwa hasil positif mungkin saja terjadi.

d. Hargai Pertumbuhan Pribadi

Untuk membantu anak-anak mengembangkan ketahanan mental, orang tua dapat membantu mereka mengukur kinerja berdasarkan harapannya. Scott Mautz, mantan eksekutif senior Procter & Gamble dan penulis "The Mentally Strong Leader," menuliskan bahwa orang tua perlu mendorong anak-anak untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, bukan untuk memenuhi standar orang lain.

e. Fokus pada Proses, Bukan Hasil

Anak-anak perlu belajar untuk fokus pada proses daripada hanya berorientasi pada hasil. Terlalu bersemangat dengan hasil dapat menggerogoti kekuatan mental anak-anak karena banyak faktor selain usaha yang dapat mempengaruhi hasil.

Bantu mereka untuk belajar dari proses yang mereka lalui, karena terdapat nilai-nilai yang bisa dipetik dari mencoba hal-hal baru, meski hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

Kelima poin di atas dapat menjadi langkah orang tua dalam mendampingi anak-anak dalam proses pertumbuhan mereka. Pembentukan karakter anak dimulai dari lingkungan terdekat, termasuk keluarga. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran besar dalam membantu anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi individu yang tangguh.

Menurut psikolog anak, Dr. Ken Ginsburg, anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung, dengan pemberian otonomi dan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka, akan lebih mampu menghadapi tantangan di masa depan. Ginsburg juga menekankan pentingnya memahami pentingnya kesalahan sebagai bagian dari proses belajar anak-anak.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah kehadiran orang tua secara fisik dan emosional. Anak-anak akan merasa lebih percaya diri dan tangguh ketika mereka merasa didengar dan dipahami oleh orang tua mereka. Selain itu, pujian yang spesifik atas usaha dan tindakan yang mereka lakukan juga dapat memperkuat ketahanan mental anak.

Menurut Taryn Marie Stejskal, membangun ketahanan pada anak-anak juga melibatkan pembentukan hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Komunikasi yang terbuka dan pemberian dukungan yang tepat akan membantu anak-anak merasa aman dalam mengungkapkan kekhawatiran dan kesulitan mereka.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved