Sumber foto: iStock

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS terhadap Masyarakat di Indonesia

Tanggal: 30 Jun 2024 20:56 wib.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tengah mengalami tekanan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Kemerosotan ini memberikan dampak yang serius bagi masyarakat di Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pun ikut serta dalam menghadapi situasi ini dengan meminta Bank Indonesia (BI) untuk menyiapkan skenario bila dolar AS tembus Rp 17.000 hingga Rp 20.000.

Menurut Anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP Eriko Sotarduga, skenario seperti apa yang akan dilakukan dalam menghadapi situasi pemerintahan yang akan berakhir dan pada transisi pemerintahan jika nilai tukar rupiah mencapai level tersebut? Pertanyaan ini menggambarkan betapa seriusnya dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap masyarakat di Indonesia.

Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup di level Rp16.370 per dolar AS pada perdagangan Jumat (28/6/2024). Meski terjadi penguatan dalam beberapa hari terakhir, rupiah masih belum berhasil beranjak dari level terpuruk sejak terjadinya pandemi Covid-19. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, Bank Indonesia, dan para pelaku ekonomi di Tanah Air.

Ekonom senior Telisa Aulia Falianty dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) memperingatkan bahwa pemerintah dan otoritas moneter untuk berhati-hati dalam mengawal nilai tukar rupiah. Dia menekankan bahwa jika nilai tukar rupiah tembus Rp 17.000/US$, kerugian ekonominya akan menjadi lebih besar bagi masyarakat Indonesia. Meskipun tidak sampai pada tingkat krisis moneter seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998, perhatian ekstra tetap diperlukan.

Dalam pandangan Telisa, jika terjadi overshot nilai tukar rupiah dari Rp 14.000 ke Rp 17.000, itu belum bisa dikategorikan sebagai krisis. Namun, jika mencapai level Rp 20.000, itu bisa menjadi tanda-tanda krisis ekonomi yang lebih serius. Implikasi dari hal ini tentu akan dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat di Indonesia.

Seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah, berbagai sektor ekonomi di Indonesia juga mulai merasakan dampaknya. Industri keuangan mencatat adanya peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL/NPF) ketika nilai dolar masih berada di kisaran Rp 15.900-Rp 16.200. Rasio pembiayaan bermasalah industri multifinance pun mengalami peningkatan, dengan rasio NPF gross sebesar 2,82% per April 2024.

Kondisi ini sejalan dengan adanya pernyataan dari Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro OJK Ahmad Nasrullah. Menurutnya, biaya hidup yang semakin mahal di Indonesia menjadi salah satu alasan utama mengapa NPL mengalami peningkatan. Masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya juga kesulitan dalam membayar cicilan, sehingga hal ini berdampak langsung pada sektor pembiayaan dan perbankan.

Di sisi lain, ketua umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno juga menyoroti kenaikan NPL yang terjadi akibat tekanan harga kebutuhan pokok yang melonjak, serta kesulitan dalam mencari debitur berkualitas baik. Dampak ini terutama dirasakan pada segmen kredit konsumsi, di mana NPL naik menjadi 1,8% per Maret 2024.

Tidak hanya itu, kredit bermasalah juga telah menjadi isu bagi seluruh industri keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa rasio NPL perbankan juga mengalami peningkatan, dengan NPL gross perbankan sebesar 2,33% per April 2024. Hal ini menjadi perhatian bagi pihak perbankan untuk menjaga kualitas kreditnya dan memastikan bahwa debitur memiliki kemampuan untuk membayar kembali kredit yang telah diberikan.

Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah merambah ke berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah, Bank Indonesia, dan para pelaku ekonomi perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi penurunan nilai tukar rupiah guna melindungi stabilitas ekonomi serta menjaga kesejahteraan masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved