Dampak Buruk Teh Manis Jika Dikonsumsi Anak Kecil Terus Menerus
Tanggal: 25 Agu 2025 23:00 wib.
Teh manis sering dianggap sebagai minuman yang menyegarkan dan biasa disajikan di meja makan keluarga, bahkan untuk anak-anak. Rasanya yang enak dan manis membuat banyak orang tua tidak ragu memberikannya kepada si kecil. Namun, di balik rasa manisnya, konsumsi teh manis secara terus-menerus oleh anak kecil dapat membawa sejumlah dampak buruk yang serius bagi kesehatan. Kandungan gula dan kafein dalam teh bukanlah kombinasi yang ideal untuk tubuh anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kerusakan Gigi Sejak Dini
Salah satu dampak paling nyata dari konsumsi teh manis yang berlebihan adalah kerusakan gigi. Gula adalah makanan favorit bakteri di mulut. Saat anak sering minum teh manis, gula akan menempel di gigi, menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Bakteri ini kemudian akan menghasilkan asam yang mengikis lapisan pelindung gigi (email). Proses inilah yang menyebabkan gigi berlubang.
Anak kecil memiliki lapisan email yang lebih tipis dibandingkan orang dewasa, sehingga gigi mereka lebih rentan terhadap kerusakan. Gula dari teh manis yang dikonsumsi berulang kali dalam sehari bisa memicu karies gigi atau gigi berlubang dengan cepat. Selain itu, tanin dalam teh juga bisa meninggalkan noda pada gigi, membuatnya terlihat kusam dan kurang sehat. Kerusakan gigi pada masa kanak-kanak bisa memengaruhi pertumbuhan gigi permanen dan menyebabkan masalah gigi yang berkepanjangan hingga dewasa.
Gangguan Pola Makan dan Nutrisi
Pemberian teh manis secara terus-menerus bisa mengganggu pola makan anak dan menghambat asupan nutrisi penting. Minuman manis seperti teh manis sering kali memberikan rasa kenyang palsu. Artinya, anak merasa kenyang karena asupan gula, padahal mereka tidak mendapatkan vitamin, mineral, atau serat yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.
Gula yang masuk ke tubuh anak akan diserap dengan cepat, menyebabkan lonjakan energi yang kemudian diikuti oleh penurunan drastis. Ini bisa membuat anak jadi mudah lelah dan rewel. Jika anak sudah terbiasa dengan rasa manis, ia cenderung menolak makanan lain yang rasanya lebih hambar, seperti sayuran atau buah-buahan. Hal ini dapat berujung pada kebiasaan pilih-pilih makan dan defisiensi nutrisi yang bisa menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya.
Masalah Pencernaan dan Penyerapan Zat Besi
Teh mengandung senyawa yang disebut tanin. Dalam jumlah besar, tanin bisa mengikat zat besi dari makanan dan menghambat penyerapannya di usus. Zat besi adalah nutrisi krusial bagi anak untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Anemia defisiensi zat besi pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kelelahan kronis, penurunan daya tahan tubuh, dan gangguan pada perkembangan otak.
Selain itu, konsumsi gula berlebih juga dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus anak, yang penting untuk pencernaan yang sehat dan sistem imun yang kuat. Gula bisa memicu pertumbuhan bakteri jahat dan mengganggu keseimbangan flora usus, yang berpotensi menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung atau sembelit.
Dampak Buruk Kandungan Kafein
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa teh juga mengandung kafein. Meskipun kadarnya lebih rendah dari kopi, kafein tetap memiliki efek stimulan yang tidak cocok untuk anak kecil. Kafein dapat memengaruhi sistem saraf pusat anak, membuatnya jadi lebih hiperaktif, cemas, atau sulit tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif anak.
Konsumsi kafein secara rutin dapat mengganggu pola tidur anak, membuat mereka sulit beristirahat dengan nyenyak. Selain itu, kafein juga memiliki efek diuretik ringan, yang bisa meningkatkan buang air kecil dan berpotensi menyebabkan dehidrasi jika asupan cairan lain tidak memadai. Efek samping ini bisa memengaruhi suasana hati anak, konsentrasi, dan kemampuan belajar mereka.
Risiko Obesitas dan Penyakit Kronis di Masa Depan
Terbiasa mengonsumsi minuman manis sejak kecil bisa meningkatkan risiko obesitas dan penyakit kronis di kemudian hari. Gula tambahan adalah sumber kalori kosong yang tidak memberikan nutrisi. Kalori berlebih yang terus-menerus masuk ke tubuh dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat.
Obesitas pada masa kanak-kanak bisa menjadi faktor risiko untuk berbagai penyakit serius di masa depan, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Kebiasaan makan yang tidak sehat yang dimulai dari konsumsi minuman manis bisa membentuk preferensi rasa yang sulit diubah dan berdampak pada kesehatan seumur hidup.