Cuti Kerja Dipakai Buat Tidur di Hutan? Healing Ekstrem Ini Lagi Naik Daun
Tanggal: 7 Mei 2025 06:15 wib.
Tampang.com | Kalau dulu healing cukup dengan staycation atau pijat refleksi, sekarang banyak orang justru “kabur” dari kehidupan modern—secara harfiah. Mereka ambil cuti panjang, lalu pergi tidur di tenda hutan, meditasi di gunung, bahkan ikut retreat diam di goa tanpa sinyal sama sekali.
Cuti Kerja = Kabur ke Alam
Tren ini disebut sebagai eco-retreat atau silent forest therapy. Nggak cuma soal menikmati udara segar, tapi benar-benar menjauh dari teknologi, obrolan manusia, bahkan kadang tanpa makanan mewah.
“Gue cuma pengen diam. Tiga hari tanpa notifikasi kerja itu rasanya lebih menyembuhkan dari bonus tahunan,” ujar Farel, pegawai bank yang ikut retreat hening di Bogor.
Bukan Liburan, Tapi Pelarian?
Beberapa psikolog menilai tren ini sebagai refleksi dari tekanan kerja modern yang sudah kelewat batas. Burnout, overthinking, dan ekspektasi sosial bikin banyak orang merasa “harus lari”, bukan sekadar rehat.
“Retreat ini semacam alarm. Ketika orang lebih pilih tidur di tenda ketimbang kamar hotel, artinya ada yang salah di kesehariannya,” kata Arini, psikolog klinis dari Jakarta.
Healing atau Hanya Trendy?
Meski bermanfaat, tren ini juga menuai kritik. Ada yang bilang ini cuma gaya-gayaan anak kota yang lelah dengan privilege-nya sendiri. Tapi buat sebagian besar pesertanya, ini adalah bentuk bertahan—menjaga kewarasan di dunia yang makin bising.
Yang jelas, kalau kamu ngerasa recharge cuma bisa didapat dari pelukan pepohonan, kamu nggak sendirian.