Cuci Hidung Bantu Bersihkan Hidung Anak dari Lendir dan Kotoran

Tanggal: 31 Jul 2025 07:38 wib.
Dokter Spesialis Anak dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A mengatakan bahwa cuci hidung dapat membantu membersihkan hidung anak dari lendir dan berbagai kotoran di udara.

“Itu sudah ada penelitiannya dan terbukti efektif. Kita semprotkan itu bukan menggunakan air, tapi cairan infus, harus cairan infus yang serupa cairan tubuh, jadi harus NaCl,” kata Kanya usai menghadiri temu media di Jakarta, Selasa.

Menanggapi adanya tren cuci hidung anak di media sosial, Kanya mengatakan bahwa tindakan tersebut berfungsi sebagai cara untuk mencuci lendir-lendir di dalam hidung, membilas bakteri, kuman, jamur, dan kotoran yang menempel sehingga anak dapat bernapas lebih lega.

Virus yang menempel pada saluran pernapasan juga dapat cepat terbuang dan diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.

“Jadi hidung tidak mampet, lendirnya hilang, anaknya jadi lebih nyaman, mau makan, mau tidur lebih senang menghadapi harinya, tidak rewel,” kata dokter lulusan Universitas Brawijaya itu.

Kanya mengatakan tidak ada batasan untuk mencuci hidung karena tindakan ini tidak menyebabkan overdosis atau efek samping apapun karena hanya menggunakan cairan biasa. Cara ini juga bisa dipakai saat tidak mengalami pilek sekalipun.

Berdasarkan rekomendasi dari dokter anak dan dokter THT, Kanya menjelaskan cuci hidung sudah bisa dilakukan sejak anak berusia di atas satu tahun. Dengan catatan, orang tua sudah mendapatkan pengetahuan dan pemantauan dari dokter terkait.

“Tetap konsultasikan dulu ke dokternya masing-masing karena tiap anak kondisinya akan beda-beda,” ujar dia.

Ia mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan untuk mencobanya di rumah dengan bermodalkan panduan dari video yang beredar di media sosial. Sebab terdapat langkah-langkah yang tidak bisa dilakukan secara coba-coba.

"Ada tekniknya, badannya harus maju, kepalanya miring, mulutnya harus dibuka dan seterusnya. Jadi tanyakan dulu ke dokter anaknya masing-masing," kata dia.

Dalam kesempatan itu Kanya juga mengingatkan bahwa anak menjadi sakit karena adanya proses infeksi virus dari luar. Jika daya tahan tubuh anak menurun maka akan timbul gejala batuk, pilek, hidung mampet hingga anak mengalami demam.

Sebagai tambahan, Kanya juga menyarankan agar orang tua rutin menjaga kelembaban udara di dalam ruangan, terutama saat musim kemarau atau cuaca dingin. Udara kering bisa memperparah iritasi di saluran pernapasan dan membuat lendir lebih kental, sehingga memperberat gejala hidung tersumbat pada anak.

Selain itu, penting untuk memperhatikan cara menyeka hidung anak setelah melakukan cuci hidung. Gunakan tisu lembut atau kain bersih agar kulit di sekitar lubang hidung tidak iritasi. Mengajarkan anak untuk membuang lendir dengan benar juga dapat mencegah penumpukan kuman di rongga hidung.

Kanya menekankan bahwa tindakan cuci hidung bukan hanya untuk pengobatan, tetapi juga bisa menjadi bagian dari upaya pencegahan. Dengan saluran napas yang bersih, risiko infeksi bisa ditekan lebih awal dan kualitas hidup anak pun meningkat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved