Ciri Orang yang Cenderung Problematik: Mengenali Tanda-tanda Hubungan yang Menguras Energi
Tanggal: 25 Agu 2025 22:49 wib.
Kita pasti pernah bertemu dengan orang-orang yang kehadirannya terasa menguras energi. Mereka mungkin tidak selalu terlihat agresif, tapi pola perilaku mereka sering kali menciptakan ketidaknyamanan, drama, dan ketidakstabilan. Orang-orang semacam ini sering disebut problematik. Mengenali ciri-cirinya bukan untuk menghakimi, melainkan untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan mental dari potensi hubungan yang merugikan.
Kurangnya Tanggung Jawab dan Sering Menyalahkan Orang Lain
Salah satu ciri paling mencolok dari orang problematik adalah keengganan untuk mengambil tanggung jawab atas perbuatannya. Ketika ada masalah, mereka cenderung mencari kambing hitam dan melemparkan kesalahan kepada orang lain. Mereka sulit mengakui bahwa mereka salah atau bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi negatif.
Perilaku ini bisa terlihat dalam berbagai situasi. Misalnya, saat terlambat, mereka akan menyalahkan macet atau orang lain yang tidak mengingatkan. Ketika proyek gagal, mereka akan menunjuk rekan kerja, bukan mengakui kurangnya kontribusi mereka sendiri. Pola ini membuat hubungan terasa tidak seimbang, karena hanya satu pihak yang terus-menerus harus menanggung beban dan kesalahan. Hidup bersama mereka terasa seperti berjalan di atas ranjau, di mana setiap kesalahan selalu berisiko disalahkan.
Pola Komunikasi yang Tidak Konsisten dan Manipulatif
Orang problematik sering kali menggunakan komunikasi sebagai alat untuk mengontrol. Pola komunikasi mereka sering kali tidak konsisten dan manipulatif. Mereka bisa bersikap sangat manis dan penuh perhatian saat membutuhkan sesuatu, namun bisa berubah dingin dan kasar saat keinginannya tidak terpenuhi. Perilaku ini membuat orang lain bingung dan sulit memercayai ketulusan mereka.
Selain itu, mereka juga mungkin menggunakan gaslighting, yaitu taktik manipulasi di mana mereka membuat orang lain mempertanyakan kewarasan atau ingatan mereka sendiri. Contohnya, saat dituduh berbuat salah, mereka akan berkata, "Kamu terlalu sensitif," atau "Itu tidak pernah terjadi, kamu yang mengada-ada." Pola komunikasi semacam ini sangat merusak mental, membuat korban merasa tidak stabil, cemas, dan kehilangan rasa percaya diri.
Kurangnya Empati dan Hanya Peduli pada Diri Sendiri
Orang problematik cenderung memiliki empati yang rendah atau bahkan tidak sama sekali. Mereka sulit memahami atau peduli dengan perasaan orang lain. Fokus utama mereka adalah diri mereka sendiri, kebutuhan mereka, dan keinginan mereka. Mereka mungkin akan meremehkan masalah orang lain atau bahkan merasa cemburu saat orang lain mendapatkan perhatian.
Dalam sebuah pertemanan atau hubungan, mereka akan selalu memutar percakapan kembali ke diri mereka sendiri. Cerita tentang kesuksesan orang lain akan mereka respons dengan cerita tentang pencapaian mereka sendiri yang lebih hebat. Mereka juga mungkin sulit memberikan dukungan emosional saat orang lain membutuhkannya, karena mereka tidak terbiasa menempatkan diri di posisi orang lain. Hubungan dengan mereka terasa berat dan satu arah, di mana kita terus memberi tanpa pernah menerima kembali.
Sering Menciptakan Drama dan Konflik
Hidup bersama orang problematik sering kali diwarnai drama dan konflik yang tidak perlu. Mereka seperti magnet yang menarik masalah. Kadang, mereka bahkan secara tidak sadar menciptakan ketegangan, baik itu dengan gosip, mengadu domba, atau memprovokasi pertengkaran. Mereka mungkin merasa nyaman berada dalam situasi kacau, atau menggunakan drama sebagai cara untuk mendapatkan perhatian atau mengalihkan perhatian dari masalah mereka sendiri.
Lingkungan yang diciptakan oleh orang problematik sering kali penuh dengan energi negatif. Orang di sekitar mereka akan merasa lelah secara emosional karena harus selalu menghadapi konflik atau menjadi penengah. Kehadiran mereka bisa merusak harmoni dalam sebuah kelompok, baik itu di lingkungan kerja, keluarga, atau pertemanan.
Pola Hidup yang Tidak Stabil dan Tidak Dapat Dipercaya
Secara umum, orang problematik sering menunjukkan pola hidup yang tidak stabil. Ini bisa terlihat dari seringnya mereka berganti pekerjaan, hubungan, atau bahkan hobi. Mereka mungkin memiliki kecenderungan untuk membuat janji yang tidak bisa mereka tepati, atau mengambil keputusan impulsif tanpa memikirkan dampaknya.
Ketidakstabilan ini membuat mereka menjadi pribadi yang tidak dapat diandalkan. Sulit untuk mengandalkan mereka dalam situasi penting, karena mereka mungkin tiba-tiba menghilang atau berubah pikiran tanpa alasan yang jelas. Ketergantungan pada mereka bisa berujung pada kekecewaan besar.