Cara Mencegah dan Mengatasi Microsleep agar Tidak Menyebabkan Kecelakaan
Tanggal: 24 Des 2024 09:12 wib.
Tampang.com | Sebagian orang mungkin pernah mengalami microsleep, yaitu fase tidur singkat yang terjadi tanpa disadari dan berlangsung kurang dari 30 detik. Menurut WebMd, selama fase ini, seseorang kehilangan kesadaran atas apa yang sedang dilakukannya.
Perubahan perilaku seperti menutup mata sebentar atau kehilangan fokus menjadi tanda-tanda dari microsleep. Saat mengalami microsleep, seseorang akan kehilangan kendali dan kemampuannya untuk tetap terjaga. Hal ini membawa risiko yang berpotensi membahayakan diri sendiri maupun orang lain, terutama saat melakukan aktivitas seperti mengemudi.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur merupakan penyebab utama dari microsleep. 20% dari responden dalam sebuah penelitian membutuhkan 90 menit lebih tidur setiap malamnya. Faktor lain yang berkontribusi terhadap microsleep adalah kerja shift dan jam kerja yang panjang, serta paparan akses digital sepanjang waktu. Studi juga menemukan bahwa tidur kurang dari 4 jam, meski hanya terjadi dalam satu malam, dapat menyebabkan peningkatan microsleep.
Seseorang yang mengalami microsleep umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti terbangun karena tubuh tersentak atau kepala terasa jatuh ke depan, menguap atau berkedip berlebihan, kesulitan memproses informasi, dan tidak menyadari sesuatu yang baru saja terjadi.
Kualitas tidur yang buruk juga memberikan kontribusi terhadap munculnya microsleep. Beberapa kondisi fisik dan mental yang dapat menyebabkan kurang tidur antara lain sleep apnea, narkolepsi, obesitas, depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.
Untuk mencegah terjadinya microsleep, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Ubah kegiatan yang sedang dilakukan. Jika sedang duduk, disarankan untuk bangun dan gerakkan badan agar aliran darah tetap lancar.
2. Tidur siang sebentar. Tidur selama 20 menit atau lebih dapat membantu mengatasi rasa kantuk, namun pastikan untuk menyetel alarm agar tidak terlalu lama tidur dan sulit untuk bangun.
3. Lakukan percakapan dengan seseorang. Percakapan dapat membangunkan sel-sel otak dan mempercepat pernapasan, serta memompa oksigen ekstra ke dalam aliran darah.
4. Konsumsi kafein, tetapi pastikan untuk tidak mengonsumsinya terlalu dekat dengan waktu tidur.
5. Perbaiki kebiasaan tidur untuk jangka panjang. Pengaturan pola tidur yang baik akan membantu mencegah terjadinya microsleep.
Ketika seseorang mampu mengenali tanda-tanda microsleep dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko kecelakaan yang disebabkan oleh microsleep dapat diminimalkan.