Berapa Lama Sel Telur Bisa Disimpan dalam Prosedur Egg Freezing? Ini Jawaban Ahli
Tanggal: 12 Mei 2025 22:29 wib.
Tampang.com | Pembekuan sel telur atau egg freezing merupakan salah satu cara yang banyak dipilih perempuan untuk menjaga kesuburan mereka, agar bisa memiliki anak di masa depan. Prosedur ini melibatkan pembekuan sel telur dalam suhu ekstrem, yaitu -196 derajat Celsius menggunakan nitrogen cair. Selebriti seperti Luna Maya adalah salah satu yang memilih untuk menjalani prosedur ini pada tahun 2021, artinya sudah empat tahun lamanya sel telurnya disimpan. Namun, berapa lama sel telur tersebut bisa tetap dibekukan?
Berapa Lama Sel Telur Bisa Disimpan?
Menurut dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG, SubSpFer, MSc, yang berpraktik di beberapa rumah sakit ternama, tidak ada batasan waktu tertentu untuk berapa lama sel telur bisa disimpan. Selama alat penyimpanan dalam kondisi baik, sel telur bisa disimpan selama bertahun-tahun.
“Tidak ada batasan, bisa disimpan selama bertahun-tahun, selama alatnya masih berfungsi untuk menyimpan,” ujar dr. Yassin, menjelaskan lebih lanjut kepada Kompas.com.
Teknologi pembekuan sel telur ini sudah ada sejak tahun 1987 dan telah digunakan oleh banyak pasien dengan berbagai durasi penyimpanan. Bahkan, ada rekam jejak kasus yang menunjukkan sel telur dapat dibekukan selama lebih dari 30 tahun.
Rekor Dunia: Sel Telur Tertua yang Dibekukan
Salah satu kasus menarik yang tercatat dalam Guinness World Records adalah mengenai sel telur yang berhasil dibekukan selama 14 tahun dan 142 hari. Sel telur ini milik pasangan Monica Coronel dan Eleuterio Aquino yang melakukan egg freezing pada tahun 2013 di Buenos Aires, Argentina. Setelah sembilan bulan, mereka berhasil memiliki seorang bayi perempuan yang sehat.
Dari kisah ini, kita bisa melihat bahwa sel telur bisa disimpan dalam waktu yang sangat lama, bahkan hingga lebih dari satu dekade, dengan kemungkinan berhasil melahirkan bayi yang sehat.
Kualitas Sel Telur Setelah Pembekuan
Meskipun sel telur bisa disimpan selama bertahun-tahun, dr. Yassin menekankan bahwa kualitas sel telur bisa menurun. Menurutnya, sekitar 80-90 persen sel telur yang dibekukan bisa bertahan, namun kualitasnya bisa menurun setelah dicairkan dan dipertemukan dengan sperma.
“Ketika dipertemukan dengan sperma untuk berkembang menjadi embrio, kualitasnya menurun menjadi sekitar 70-80 persen. Kemudian, dokter akan melihat apakah embrio tersebut mampu bertahan hingga lima hari. Embrio yang berkualitas terbaik hanya sekitar 50-60 persen,” jelasnya.
Dengan kata lain, meskipun peluang keberhasilan kehamilan masih ada, kualitas sel telur dan embrio berpengaruh besar terhadap hasil akhirnya.
Konsultasi dengan Dokter adalah Kunci
Karena kualitas dan keberhasilan prosedur egg freezing sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dr. Yassin menyarankan agar setiap pasien yang ingin menjalani prosedur ini berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Melalui konsultasi yang tepat, prosedur dapat dijalani dengan aman dan hasil yang optimal.
Meskipun proses pembekuan sel telur kini telah menjadi pilihan bagi banyak perempuan untuk menjaga kesuburan mereka, penting untuk memahami bahwa ini adalah langkah besar yang memerlukan pertimbangan matang. Pastikan untuk berdiskusi dengan tenaga medis profesional guna memastikan prosedur yang tepat untuk kebutuhan pribadi Anda.