Berapa Lama Migrain Bisa Bertahan?

Tanggal: 30 Jun 2025 10:38 wib.
Bayangkan suatu kondisi di mana sakit kepala yang dialami bukan sekadar nyeri biasa, melainkan perasaan berdenyut tajam yang nyerinya bisa mengguncang seluruh tubuh. Rasa sakit ini sering disertai dengan gejala lain seperti mual, bahkan sampai muntah. Cahaya lampu terasa menyengat, dan suara sekecil apa pun bisa terdengar bising dan menyiksa. Inilah yang dialami oleh penderita migrain, jenis sakit kepala yang seringkali sangat menyakitkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penting untuk dicatat bahwa migrain lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria. Ketika serangan migrain muncul, banyak penderitanya cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, memilih untuk bersembunyi di ruangan gelap dan tenang, berharap gejala yang menyiksa ini segera mereda. Dalam situasi tersebut, tak jarang penderita bertanya-tanya, “Berapa lama lagi serangan ini akan berlangsung?”

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, penting untuk memahami bagaimana migrain terjadi. Secara umum, ada empat fase yang menyertai serangan migrain: fase prodromal, aura, sakit kepala, dan fase postdromal. Namun, tidak semua orang mengalami seluruh fase ini dalam setiap serangan migrain, dan setiap serangan dapat berbeda, bahkan pada individu yang sama.

Fase sakit kepala dari migrain dapat berlangsung dari empat jam hingga tiga hari. Biasanya, keseluruhan proses migrain—termasuk fase prodromal, aura, sakit kepala, dan postdromal—akan berlangsung antara satu hingga tiga hari. Meskipun bisa saja berlangsung lebih lama, seperti seminggu atau bahkan lebih, itu jarang terjadi.

Migrain adalah gangguan neurologis yang kompleks, yang dapat menyebabkan serangan berulang dengan intensitas sakit kepala yang bervariasi antara sedang hingga parah, biasanya terlokalisasi pada satu sisi kepala, dan disertai dengan gejala tambahan seperti mual dan sensitivitas ekstrem terhadap cahaya. Durasi sakit kepala dan intensitasnya bergantung pada jenis migrain yang dialami, faktor individu, serta pengelolaan gejala yang dilakukan.

Kebanyakan orang yang mengalami aura—gejala neurologis yang muncul sebelum serangan sakit kepala—akan merasakan perubahan yang aneh, seperti melihat kilatan cahaya atau pola berpola zig-zag, mengalami kesulitan dalam berbicara, atau merasakan sensasi kesemutan. Aura ini dapat berlangsung antara sepuluh menit hingga satu jam sebelum sakit kepala yang sebenarnya muncul.

Berikut adalah gambaran umum durasi migrain berdasarkan jenisnya:

1. Migrain tanpa aura: Gejala mencakup sakit kepala di satu sisi, disertai mual dan sensitivitas cahaya. Durasi gejala antara 4 hingga 72 jam.
   
2. Migrain dengan aura tipikal: Gejala mirip dengan migrain tanpa aura, di mana aura akan muncul sebelum gejala sakit kepala. Durasi gejala tetap antara 4 hingga 72 jam.

3. Migrain dengan aura batang otak: Menyertakan gejala seperti vertigo dan kesulitan berbicara. Gejala ini bisa berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari.

4. Migrain hemiplegia: Gejala ini disertai aura yang menyebabkan kelemahan otot di satu sisi tubuh, masalah penglihatan, dan gejala kognitif. Durasi neurologis berlangsung 20 hingga 60 menit, sedangkan gejala migrain dapat bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari.

5. Migrain retinal: Menyebabkan gangguan penglihatan sementara, yang diikuti oleh sakit kepala. Gejala penglihatan berlangsung sekitar 5 menit, diikuti sakit kepala yang berlangsung sekitar 60 menit.

6. Migrain terkait menstruasi: Biasanya terjadi antara tiga hari sebelum haid dan dua hari setelahnya, dengan durasi gejala berkisar dari 72 hingga 72 jam.

7. Migrain kronis: Dikenal sebagai kondisi di mana sakit kepala terjadi 15 hari dalam sebulan, dengan setidaknya delapan hari disertai gejala migrain lainnya. Durasi gejala mirip dengan migrain lainnya, yakni 4 hingga 72 jam.

Adakah kemungkinan migrain berlangsung lebih dari tiga hari? Umumnya, gejala migrain akan hilang dalam waktu tiga hari. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, migrain dapat berkembang menjadi status migrainosus, yaitu kondisi di mana sakit kepala berkepanjangan, disertai mual dan gejala lainnya yang berlangsung lebih dari tiga hari. Hal ini dapat menjadi sangat parah hingga mendorong pasien untuk memerlukan perawatan di ruang darurat.

Migrain kronis ditandai dengan serangan yang lebih sering, yang dapat berlangsung lebih lama dan terjadi hampir setiap hari. Biasanya, migrain kronis menyebabkan siklus di mana serangan baru muncul segera setelah serangan sebelumnya berakhir.

Ada berbagai faktor yang dapat memicu migrain dan mempengaruhi lamanya serangan. Pemicu tersebut antara lain alkohol, dehidrasi, makanan tertentu, kelelahan, perubahan hormon, cahaya terang, aroma kuat, kurang tidur, dan stres. Masing-masing pemicu dapat memiliki dampak berbeda terhadap frekuensi dan intensitas migrain yang dialami individu.

Untuk mengatasi sakit kepala akibat migrain, beberapa pengobatan rumahan sering terbukti membantu, seperti meningkatnya konsumsi air, tidur siang, beristirahat di area yang gelap, serta menggunakan kompres dingin. Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen, bisa digunakan. Namun, jika cara tersebut tidak efektif, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan perawatan lebih lanjut yang sesuai, termasuk obat resep seperti antiepilepsi, antidepresan, beta-blocker, dan lainnya.

Secara keseluruhan, durasi migrain dapat sangat bervariasi, tergantung pada individu dan jenis migrain yang dialami. Penting untuk menyadari bahwa migrain tidak hanya sekadar sakit kepala, tetapi juga kondisi yang kompleks dan memerlukan perhatian serta pengelolaan yang tepat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved