Beli atau Sewa Rumah? Ungkap Fakta Mengejutkan soal Mana yang Lebih Menguntungkan Finansialmu!
Tanggal: 25 Jun 2025 09:14 wib.
Memiliki rumah sendiri sering dianggap sebagai tanda kesuksesan dan keamanan finansial. Namun, seiring berkembangnya zaman dan kebutuhan hidup yang semakin fleksibel, banyak orang mulai mempertanyakan apakah membeli rumah benar-benar pilihan terbaik. Apakah lebih cuan beli rumah atau sewa saja? Jawabannya tidak sesederhana yang dibayangkan.
Rumah: Aset Bernilai atau Beban Finansial?
Rumah memang termasuk dalam kategori aset bernilai tinggi, terlebih jika dikelola dengan baik. Nilai properti cenderung naik dari waktu ke waktu, dan hal ini membuat banyak orang tergoda untuk membelinya sedini mungkin. Namun, menurut ahli keuangan ternama dan host acara Netflix How to Get Rich, Ramit Sethi, membeli rumah belum tentu menjadi langkah keuangan paling cerdas bagi semua orang.
Melansir CNBC Make It, Sethi justru menyebut menyewa rumah bukanlah pemborosan. Banyak orang menyangka menyewa sama dengan “buang-buang uang” karena tidak memiliki properti sendiri, padahal nyatanya, tinggal di rumah kontrakan justru punya potensi keuntungan finansial yang tak disadari.
Menyewa Bukan Pemborosan, Ini Alasannya
Sethi menyebut, saat Anda menyewa, uang yang dibayarkan tidak hanya untuk tempat tinggal, tapi juga mencakup layanan dari pemilik rumah yang mengurus segala perbaikan, keamanan, dan bahkan menyediakan fleksibilitas untuk pindah sewaktu-waktu. “Kamu tidak hanya menyewa rumah, kamu membeli kebebasan dan kemudahan,” ujar Sethi.
Ia juga menyoroti adanya biaya tersembunyi dalam kepemilikan rumah seperti pajak, biaya keamanan komplek, asuransi, serta perawatan dan perbaikan rutin. Bahkan, bunga dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada awal masa cicilan bisa sangat tinggi. Ini yang sering tidak disadari oleh calon pembeli rumah.
Membangun Kekayaan Tanpa Rumah Sendiri? Bisa!
Sethi bahkan mengaku ia berhasil membangun kekayaan lebih besar saat menyewa rumah dibandingkan jika ia membeli rumah. Uang yang seharusnya dipakai untuk DP dan biaya tambahan kepemilikan rumah, ia alokasikan untuk investasi di pasar saham dan instrumen lainnya. Hasilnya? Kekayaannya justru berkembang pesat.
Namun, ini bukan berarti membeli rumah adalah keputusan yang buruk. Data menunjukkan nilai rumah di Amerika Serikat meningkat hingga 85% sejak 2010. Jika seseorang membeli rumah pada waktu yang tepat dan di lokasi yang strategis, keuntungan dari kenaikan nilai properti bisa sangat signifikan.
Tetapi Sethi mengingatkan bahwa saham, secara historis, justru menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dibanding properti. “Harga rumah memang naik tajam, apalagi setelah 2020. Tapi jangan lupakan bahwa pasar saham punya performa historis yang lebih unggul,” tambahnya.
Sewa atau Beli? Lihat dari Gaya Hidup dan Rencana Masa Depan
Keputusan untuk menyewa atau membeli rumah seharusnya tidak hanya didasarkan pada nilai investasi. Gaya hidup, mobilitas kerja, dan rencana jangka panjang juga harus jadi pertimbangan utama. Jika kamu merencanakan untuk pindah dalam waktu dekat, mengejar karier di kota lain, atau masih ingin fleksibel, maka menyewa bisa menjadi pilihan paling bijak.
Membeli rumah cocok untuk kamu yang sudah memiliki rencana jangka panjang di satu lokasi, misalnya membesarkan keluarga atau menyiapkan hunian jangka panjang.
Pertimbangkan Biaya Peluang Sebelum Membeli Rumah
Kesalahan umum para pembeli rumah adalah tidak menghitung biaya peluang—yakni keuntungan yang bisa didapat dari pilihan lain selain membeli rumah. Uang yang digunakan untuk uang muka rumah bisa saja digunakan untuk investasi lain seperti dana pensiun, reksa dana, atau indeks saham, yang kadang bisa memberikan return lebih tinggi dalam jangka panjang.
Sethi menyebut, banyak orang merasa lebih ‘nyata’ memegang rumah ketimbang melihat angka di rekening investasi. “Saya sering mendengar orang berkata bahwa uang di dana pensiun seperti tidak nyata, berbeda dengan rumah yang bisa dilihat dan disentuh,” ungkapnya.
Namun kenyataan finansial tidak selalu berkaitan dengan apa yang bisa disentuh. Yang terpenting adalah apakah aset tersebut memberi keuntungan atau malah jadi beban.
Kesimpulan: Hitung, Rencanakan, dan Sesuaikan
Membeli rumah memang bisa menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan, tetapi tidak selalu lebih baik dari menyewa. Setiap orang memiliki kondisi keuangan, gaya hidup, dan tujuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perhitungan secara matang, membandingkan semua faktor—baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang—dan memilih opsi yang paling sesuai dengan situasi pribadi.
Baik membeli maupun menyewa, keduanya bisa sama-sama menguntungkan jika dilakukan dengan strategi dan kesadaran finansial yang tepat.