Beda Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Orangtua Harus Tahu
Tanggal: 23 Jun 2025 13:21 wib.
Setiap orangtua tentu memiliki perhatian khusus terhadap tumbuh kembang anak mereka. Memantau kesehatan dan perkembangan si kecil merupakan hal yang sangat penting demi memastikan bahwa mereka tumbuh dengan baik. Namun, yang perlu dipahami adalah bahwa istilah "tumbuh kembang" itu sendiri terdiri dari dua komponen yang berbeda, yaitu pertumbuhan dan perkembangan, yang masing-masing harus dioptimalkan dengan baik.
Dokter spesialis anak yang berpraktik di Eka Hospital Cibubur, dr. Melia Yunita, MSc, Sp.A, menjelaskan pentingnya pemahaman mengenai perbedaan antara keduanya. "Pertumbuhan mengacu pada aspek kuantitatif, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala," tambahnya. Sementara itu, perkembangan lebih berfokus pada kualitas, yakni peningkatan kemampuan anak dalam berbagai bidang, termasuk kemampuan motorik, sosial, dan emosional.
Pertumbuhan anak, contohnya, dapat diukur melalui grafik pertumbuhan yang menunjukkan perubahan berat badan dan tinggi badan dari waktu ke waktu. Sementara itu, perkembangan anak lebih kompleks dan mencakup banyak aspek, seperti kemampuan motorik kasar dan halus. Motorik kasar terlihat ketika anak mulai belajar tengkurap, duduk, berjalan, dan berlari. Di sisi lain, kemampuan motorik halus terlihat saat anak belajar memegang alat tulis atau mewarnai tanpa melenceng dari garis yang ada.
Dalam hal ini, kemampuan berkomunikasi juga menjadi salah satu indikator penting dari perkembangan anak. Misalnya, anak yang baru berusia sembilan bulan biasanya mulai melakukan babbling, yaitu mengucapkan suara-suara yang menyerupai kata-kata, dan pada usia satu tahun, mereka mulai dapat memanggil orang tua mereka dengan sebutan seperti "ayah" atau "ibu." Dengan kata lain, komunikasi juga mencerminkan perkembangan intelektual dan emosional anak.
Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, ada beberapa kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi oleh orang tua, yaitu Asah, Asih, dan Asuh. "Asah" adalah tentang memberikan stimulasi yang tepat. Misalnya, dengan cara mengajak anak bermain dan berinteraksi. Aktivitas ini sangat penting untuk membantu anak mengembangkan keterampilan motorik serta kepercayaan dirinya.
Sementara itu, istilah "Asih" menggambarkan hubungan emosional yang terjalin antara orang tua dan anak. Diharapkan anak merasakan bahwa mereka aman dan dicintai oleh orang tua mereka, yang merupakan landasan bagi perkembangan emosional yang sehat. Dapat diibaratkan, anak yang merasa aman akan lebih berani menjelajah dan belajar hal baru.
Selanjutnya, "Asuh" lebih mengarah pada aspek perawatan kesehatan, seperti pemberian makanan bergizi dan vaksinasi rutin. Pastikan bahwa anak mendapatkan nutrisi yang cukup, sebab ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik maupun perkembangan otak mereka.
Perlu diingat juga bahwa kesehatan saluran pencernaan anak sangat krusial untuk semua proses ini, karena saluran pencernaan yang baik dapat memastikan penyerapan nutrisi yang optimal. dr. Melia menjelaskan bahwa saluran cerna yang sehat tidak hanya berpengaruh pada fisik, tetapi juga emosi anak. Misalnya, saluran cerna berfungsi memproduksi hormon-hormon yang berkaitan dengan perasaan bahagia, seperti serotonin dan dopamin. "Jika saluran cerna bermasalah, anak bisa menjadi cranky, dan emosi mereka tidak stabil," jelasnya.
Hormon serotonin menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas pencernaan, sedangkan dopamin berperan penting dalam memengaruhi suasana hati dan kemampuan fokus anak. Jika anak kekurangan hormon-hormon tersebut akibat saluran cerna yang tidak sehat, maka tidak hanya suasana hati mereka yang terganggu, tetapi juga akan berdampak pada penyerapan nutrisi.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk menjaga kesehatan saluran cerna anak, termasuk menghindarkan mereka dari konsumsi gula berlebihan yang dapat merusak keseimbangan mikrobiota usus. Ketika semua aspek ini dipenuhi, pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terjadi secara optimal, menciptakan landasan yang kuat bagi masa depan mereka.