Sumber foto: iStock

Banyak Generasi Z Terjerat Pinjol, OJK Buka Suara

Tanggal: 2 Agu 2024 22:06 wib.
Generasi Z, yang juga dikenal dengan sebutan Gen Z, merupakan kelompok yang paling banyak terjerat dalam pinjaman online (pinjol) menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Fenomena ini diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi. Menurutnya, fenomena ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak bijak, terutama bagi kalangan mahasiswa.

Friderica, atau Kiki, seperti dirinya biasa disapa, menyatakan bahwa banyak mahasiswa terjebak dalam pinjol karena gaya hidup mereka yang kurang bijaksana. Pernyataan ini diambil dari salah satu posting OJK di akun Instagram @ojkindonesia pada Jumat, 26 Juli 2024. Kiki juga menekankan pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda sebagai langkah untuk membantu mereka terhindar dari jeratan pinjol yang ilegal.

Kiki juga mengingatkan bahwa tidak semua pinjol ilegal, karena ada juga pinjol yang legal dan diawasi OJK. Literasi keuangan dapat memberikan perlindungan kepada generasi muda agar mereka bisa terhindar dari jebakan-jebakan keuangan yang ilegal. Selain perlindungan, literasi keuangan juga memberikan wawasan tentang penggunaan produk keuangan yang tepat, termasuk dalam menggunakan pinjol. Dengan demikian, produk-produk keuangan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan keuangan masyarakat.

Menurut Kiki, dengan literasi keuangan yang baik, seseorang tidak akan terjebak dalam investasi ilegal dan juga tidak akan menggunakan produk-produk keuangan di luar kemampuannya. Sebagai aturan umum, semua produk jasa keuangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan keuangan. Jika yang terjadi sebaliknya, maka menunjukkan adanya kesalahan dalam pengelolaan keuangan.

Berbicara mengenai data yang dihimpun oleh OJK, jumlah penyaluran pinjaman online dari fintech lending mencapai Rp21,67 triliun pada bulan April 2024. Sementara itu, jumlah outstanding pinjaman atau pinjaman yang belum dilunasi mencapai Rp57,35 triliun per April 2024. Dari data ini, terlihat bahwa laki-laki mendominasi jumlah outstanding pinjaman dengan total Rp25,78 triliun, sementara perempuan memiliki outstanding pinjaman sebesar Rp31,57 triliun.

Berdasarkan data demografis, generasi Z mendominasi dalam jumlah outstanding pinjaman online dengan total Rp28,86 triliun. Selain itu, generasi Z juga mendominasi dalam kredit macet dari total outstanding pinjol dengan jumlah Rp667,10 miliar.

Data-data ini menunjukkan bahwa generasi Z memiliki risiko yang tinggi terjerat dalam pinjol, terutama dalam hal jumlah outstanding pinjaman dan kredit macet. Oleh karena itu, peran OJK dalam memberikan edukasi dan perlindungan terhadap generasi muda, khususnya Generasi Z, menjadi semakin penting.

Terkait hal ini, OJK juga mengajak anak-anak untuk mulai belajar menabung dan menjaga keuangan mereka sejak dini. Adopsi kebiasaan menabung sejak dini serta pengetahuan tentang literasi keuangan dapat menjadi langkah awal dalam mencegah generasi muda jatuh ke dalam jeratan pinjol di masa depan. Tulis artikel mengenai cara menghindari terjerat pinjol di masa depan.

Mengingat pentingnya literasi keuangan, OJK terus berupaya untuk menyosialisasikan pentingnya pendidikan keuangan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dengan upaya tersebut, diharapkan generasi muda akan menjadi lebih cerdas dalam mengelola keuangan mereka, sehingga dapat terhindar dari risiko terjerat dalam pinjol.

Dalam mengatasi permasalahan ini, tidak hanya peran OJK yang diperlukan, tetapi juga peran orang tua, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara umum. Kolaborasi antara berbagai pihak tersebut menjadi kunci dalam membentuk generasi muda yang lebih cerdas dalam mengelola keuangan dan terhindar dari jeratan pinjol di masadepan. 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved