Sumber foto: iStock

Bahaya Mikroplastik dalam Makanan: Apa yang Perlu Anda Ketahui agar Tetap Aman?

Tanggal: 27 Jan 2025 14:52 wib.
Tampang.com | Mengonsumsi makanan bergizi merupakan kebutuhan penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, di tengah manfaat makanan sehat, ancaman mikroplastik yang mencemari lingkungan semakin nyata dan menjadi perhatian besar. Limbah plastik, termasuk mikroplastik, kini mencemari darat dan perairan, merambah ke rantai makanan manusia.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter yang dapat mengancam kesehatan manusia. Mikroplastik tidak hanya ditemukan dalam tubuh hewan perairan atau kemasan makanan, tetapi juga berpotensi masuk ke dalam sayuran yang kita konsumsi sehari-hari.

Dr. Meryl "Mimi" Kallman, MD, Clinical & Scientific Lead AsaRen, menjelaskan bahwa sayuran akar seperti wortel dan lobak lebih rentan mengandung mikroplastik, terutama jika ditanam di tanah dengan konsentrasi mikroplastik yang tinggi. Plastik cenderung menumpuk di akar tanaman, menjadikannya titik kritis dalam rantai makanan. Sebaliknya, sayuran berdaun seperti selada dan kol cenderung memiliki kandungan mikroplastik yang lebih rendah. "Memilih makanan berbasis daun bisa menjadi salah satu langkah untuk mengurangi paparan mikroplastik," ujar Dr. Mimi dalam wawancaranya dengan CNBC Indonesia.

Faktor utama yang menyebabkan tanah terkontaminasi mikroplastik adalah kebiasaan buruk seperti membuang sampah sembarangan dan membakar plastik di atas permukaan tanah. Kebiasaan ini memperburuk kondisi lingkungan, menciptakan risiko kesehatan yang semakin tinggi.

Temuan Studi: Mikroplastik dalam Sayuran

Studi yang dipublikasikan di Environmental Research pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa buah dan sayuran yang dijual oleh pedagang lokal di Catania, Sisilia, Italia, mengandung mikroplastik dan nanoplastik. Sayuran umbi-umbian seperti wortel dan lobak ditemukan memiliki konsentrasi mikroplastik lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran berdaun. Bahkan, apel disebut sebagai buah yang paling terkontaminasi dalam penelitian ini.

Peneliti mengungkapkan bahwa sayuran dengan konsentrasi mikroplastik tinggi dapat membawa potensi risiko kesehatan serius. Mikroplastik yang terakumulasi di tubuh manusia melalui makanan dapat menyebabkan inflamasi atau peradangan, serta potensi toksisitas.

Risiko Kesehatan Akibat Mikroplastik

Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi mikroplastik berisiko besar bagi kesehatan manusia. Menurut Dr. Mimi, partikel mikroplastik dapat ditemukan dalam darah manusia dan memicu inflamasi, yang merupakan awal dari berbagai gangguan kesehatan. "Beberapa penelitian menunjukkan hubungan mikroplastik dengan inflamasi dan potensi toksisitas," jelasnya.

Meskipun demikian, efek jangka panjang dari mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih menjadi objek penelitian yang terus berkembang. Mikroplastik adalah fenomena baru yang memerlukan perhatian lebih lanjut untuk memahami dampaknya secara keseluruhan.

Cara Mengurangi Paparan Mikroplastik

Untuk meminimalkan risiko paparan mikroplastik, Dr. Mimi merekomendasikan beberapa langkah sederhana namun efektif. Pertama, kurangi penggunaan makanan yang dikemas dalam plastik sekali pakai. Sebisa mungkin, beralihlah ke makanan segar yang tidak terkontaminasi kemasan plastik. Selain itu, memilih sayuran berdaun daripada sayuran akar dapat menjadi langkah kecil yang berdampak besar dalam mengurangi risiko paparan mikroplastik.

Masyarakat juga didorong untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dengan mengurangi limbah plastik dan mendukung metode pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Dengan langkah-langkah ini, risiko paparan mikroplastik dalam makanan dapat diminimalkan, sekaligus membantu menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved