Sumber foto: iStock

Bahaya Microsleep Saat Berkendara: Jangan Sampai Mudik Berakhir Tragis!

Tanggal: 26 Mar 2025 09:44 wib.
Fenomena microsleep atau periode tidur singkat yang dapat terjadi tanpa disadari saat berkendara telah menjadi perhatian serius dalam konteks keselamatan lalu lintas, khususnya menjelang musim mudik Lebaran yang diwarnai dengan meningkatnya volume kendaraan.

Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 35% dari total kecelakaan yang terjadi di jalan raya disebabkan oleh kondisi microsleep ini. Lebih mengkhawatirkannya lagi, jika frekuensi microsleep meningkat menjadi lebih dari 50% dalam rentang waktu hanya empat menit, risiko kecelakaan dapat meningkat hampir 100%. 

Microsleep didefinisikan sebagai periode tidur yang sangat singkat, berlangsung kurang dari 30 detik. Momen ini kerap terjadi tanpa disadari oleh pengemudi, di mana hanya sebagian kecil dari otak yang masih dapat merespons rangsangan sekitar. Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya perhatian kita saat berada di belakang kemudi. 

Menurut penjelasan dokter spesialis saraf dari RSUI, dr. Winnugroho Wiratman, Sp.S., Ph.D., microsleep biasanya dipicu oleh dua faktor utama: kelelahan dan kurang tidur. “Kelompok yang paling rentan mengalami microsleep termasuk lansia, individu dengan riwayat demensia, orang yang memiliki kualitas tidur yang buruk, serta mereka yang pernah mengalami cedera kepala,” jelasnya. Momen microsleep dapat ditandai dengan gejala yang cukup jelas, seperti tatapan kosong, kepala yang tiba-tiba menunduk, tubuh yang tersentak, hingga hilangnya memori dalam satu hingga dua menit terakhir.

Gejala lainnya yang sering muncul meliputi meningkatnya frekuensi menguap, kesulitan untuk membuka kelopak mata, serta keinginan untuk berkedip lebih banyak dari biasanya. Dr. Winnugroho mengingatkan bahwa jika gejala ini mulai terasa, sebaiknya pengemudi tidak memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan. Mengambil waktu sejenak untuk beristirahat selama 15-20 menit bisa sangat efektif dalam menjaga keselamatan perjalanan. 

Pencegahan microsleep adalah langkah penting yang perlu dilakukan oleh pengemudi. Dr. Winnugroho merekomendasikan agar pengemudi memperhatikan beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena microsleep. Misalnya, salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak bicara teman seperjalanan. Keterlibatan dalam komunikasi dapat membantu menjaga fokus dan membuat otak tetap waspada. Selain itu, mengonsumsi minuman berkafein juga dapat memberikan dorongan energi yang diperlukan saat berkendara. 

Mendengarkan musik yang memiliki ritme yang membangkitkan semangat juga merupakan strategi yang dapat diaplikasikan. Namun, jika metode tersebut tidak cukup efektif, Dr. Winnugroho menyarankan agar pengemudi segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Ia menekankan bahwa kondisi microsleep bukanlah sebuah penyakit, sehingga tidak perlu terburu-buru untuk mencari obat. Yang terpenting adalah mencari tahu penyebabnya, biasanya dikarenakan kurangnya istirahat.

Pola tidur yang teratur dan sehat adalah kunci penting untuk menghindari terjadinya microsleep. Dokter menyarankan agar individu menjaga kualitas tidur mereka dengan cara mengurangi aktivitas komunikasi menjelang tidur, dan memastikan cukup tidur di malam hari. Mengatur waktu tidur juga sangat vital; Dr. Winnugroho mengingatkan bahwa sekitar tiga jam sebelum waktu tidur, tubuh manusia menjadi rentan untuk mengalami rasa kantuk yang berat. Oleh karena itu, bagi pengemudi yang harus menempuh jarak jauh, sangat disarankan untuk beristirahat di area istirahat untuk mengurangi risiko terjadinya microsleep.

Keselamatan dalam berkendara tidak ditentukan hanya oleh kecepatan kendaraan, namun juga oleh kondisi fisik pengemudi. Dr. Winnugroho menegaskan pentingnya mendengarkan tubuh dan tidak memaksakan diri untuk berkendara saat merasa tidak fit. Hal ini tidak hanya penting untuk keselamatan pengemudi itu sendiri, tetapi juga untuk keselamatan pengguna jalan lainnya. 

Dalam konteks yang lebih luas, kesadaran mengenai efek dan bahaya dari microsleep semakin penting, terutama saat periode mudik ini. Pengemudi harus mampu mengenali tanda-tanda awal microsleep dan segera mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari potensi kecelakaan yang sering kali berakibat fatal. Dengan mengedukasi masyarakat mengenai bahaya microsleep dan menerapkan beberapa cara pencegahan, harapannya adalah bisa mengurangi angka kecelakaan di jalan raya. 

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini, diharapkan setiap orang dapat menjadi pengemudi yang lebih bertanggung jawab dan menjaga keselamatan bersama di jalan raya, terutama dalam situasi seperti mudik yang sering kali padat dan berisiko tinggi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved