Bahaya Menggigit Kuku: Dari Kebiasaan Sepele ke Risiko Serius
Tanggal: 11 Agu 2025 09:22 wib.
Membawa tangan ke mulut dan mulai menggigit kuku mungkin terlihat seperti kebiasaan kecil yang tidak berbahaya. Seringkali dilakukan tanpa sadar, terutama saat sedang gugup, bosan, atau stres. Namun, di balik kebiasaan yang terlihat sepele ini, tersimpan beragam risiko kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh. Menggigit kuku, atau dalam istilah medis disebut onikofagia, bisa menjadi pintu masuk berbagai masalah, mulai dari infeksi ringan hingga dampak serius pada gigi dan kesehatan secara keseluruhan.
Sarang Kuman dan Infeksi yang Mengintai
Tangan kita adalah salah satu bagian tubuh yang paling sering berinteraksi dengan lingkungan luar. Dari memegang gagang pintu, menekan tombol lift, sampai menyentuh uang, tangan menjadi tempat singgah bagi jutaan bakteri dan virus. Ketika kuku digigit, semua kuman itu langsung berpindah ke mulut. Ini membuka peluang besar untuk terkena berbagai penyakit, mulai dari flu hingga infeksi yang lebih serius.
Selain itu, area di bawah kuku adalah tempat favorit bagi kuman untuk bersembunyi. Menggigit kuku bisa merusak kulit di sekitar kuku dan menciptakan luka terbuka. Luka ini menjadi jalur mudah bagi bakteri dan jamur untuk masuk ke dalam tubuh, yang bisa menyebabkan infeksi lokal yang menyakitkan. Salah satu infeksi umum yang sering terjadi adalah paronikia, yaitu peradangan pada lipatan kulit di sekitar kuku. Kondisi ini bisa bengkak, merah, bernanah, dan sangat mengganggu.
Merusak Gigi dan Rahang
Kebiasaan menggigit kuku ternyata juga sangat merusak kesehatan gigi. Gigi seharusnya hanya digunakan untuk mengunyah makanan, bukan untuk benda keras seperti kuku. Tekanan berulang saat menggigit kuku bisa menyebabkan beberapa masalah gigi:
Kerusakan Email Gigi: Email adalah lapisan pelindung terluar pada gigi. Menggigit kuku bisa mengikis atau meretakkan email, membuat gigi lebih sensitif dan rentan berlubang.
Gigi Menjadi Bengkok atau Renggang: Dalam jangka panjang, tekanan konstan bisa mengubah posisi gigi, membuatnya tidak rapi atau bahkan renggang.
Masalah pada Rahang: Menggigit kuku secara terus-menerus bisa menyebabkan ketegangan pada otot rahang dan sendi temporomandibular (TMJ), yang bisa berujung pada rasa sakit kronis.
Gigi yang rusak atau tidak rapi juga bisa memengaruhi penampilan dan membuat seseorang jadi kurang percaya diri, menciptakan lingkaran setan dengan kebiasaan menggigit kuku itu sendiri.
Mengganggu Kesehatan Pencernaan dan Penampilan Kuku
Tadi sudah disebutkan bahwa kuman dari tangan bisa masuk ke mulut saat menggigit kuku. Kuman ini kemudian bisa ikut tertelan, yang berpotensi mengganggu sistem pencernaan dan memicu masalah seperti diare, sakit perut, atau infeksi lainnya. Anak-anak yang memiliki kebiasaan ini sangat rentan terkena infeksi cacing atau parasit karena kuku sering menjadi tempat menempelnya telur cacing yang tidak terlihat.
Secara fisik, kebiasaan ini jelas merusak penampilan kuku dan jari. Kuku jadi pendek, tidak rapi, dan area kulit di sekitarnya seringkali lecet atau berdarah. Hal ini bisa membuat seseorang merasa malu atau tidak nyaman, terutama di lingkungan sosial atau profesional, yang bisa memengaruhi kepercayaan dirinya.
Cara Menghentikan Kebiasaan Ini
Menghentikan kebiasaan menggigit kuku memang tidak mudah, terutama jika sudah dilakukan bertahun-tahun. Namun, ada beberapa cara yang bisa dicoba:
Sadari Pemicunya: Coba identifikasi kapan dan mengapa kebiasaan itu muncul. Apakah saat stres, bosan, atau cemas? Mengetahui pemicunya bisa membantu mencari alternatif.
Ganti Kebiasaan: Alihkan tangan dengan melakukan aktivitas lain, seperti meremas bola stres, mencoret-coret kertas, atau memainkan gelang di pergelangan tangan.
Perawatan Kuku: Rawat kuku dengan baik. Kuku yang terawat, rapi, dan diberi cat kuku bisa jadi pengingat untuk tidak merusaknya. Gunakan produk yang membuat kuku terasa tidak enak jika digigit.
Minta Dukungan: Ceritakan masalah ini kepada teman atau keluarga agar mereka bisa membantu mengingatkan. Jika kebiasaan ini sudah sangat parah, mungkin perlu berkonsultasi dengan ahli profesional.