Bahaya Luka Kaki pada Penderita Diabetes: Kenali "Diabetic Foot" Lebih Awal

Tanggal: 15 Mei 2025 20:01 wib.
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko terjadinya luka pada kaki yang serius. Dokter ahli bedah dari Bethsaida Hospital, dr. Sendi Kurnia Tantinius, Sp.B, Subsp.BVE(K), memperingatkan pentingnya kewaspadaan bagi para penderita diabetes ketika menghadapi luka di kaki yang tidak kunjung sembuh. Luka kaki ini bisa menjadi sinyal peringatan bagi komplikasi serius yang dikenal dengan istilah "diabetic foot".

Ketidakcukupan penanganan pada kondisi ini dapat berakibat fatal, seperti infeksi parah, gangren, dan bahkan amputasi bagian kaki. Menurut dr. Sendi, diabetic foot muncul akibat kombinasi beberapa faktor, termasuk neuropati diabetik—sebuah kondisi di mana kerusakan saraf terjadi, gangguan aliran darah, infeksi, serta tekanan berlebih yang diterima oleh kaki. Kombinasi faktor-faktor tersebut menjadi rumit dan membahayakan jika tidak segera ditangani.

Gejala awal diabetic foot sering kali dianggap sepele, seperti kesemutan, rasa mati rasa pada kaki, nyeri tidak beralasan, pembengkakan, dan perubahan warna kulit yang lebih gelap pada daerah terinfeksi. Banyak penderita diabetes yang sering kali menyepelekan tanda-tanda awal seperti kesemutan atau mati rasa, padahal ini bisa menandakan adanya kerusakan saraf yang lebih serius, berpotensi menyebabkan diabetic foot yang lebih parah.

Diabetic foot terbagi dalam lima tahap keparahan. Pada fase awal atau derajat 0, kaki dalam kondisi normal tanpa adanya risiko. Namun, seiring berjalannya waktu, derajat 1 dan 2 menunjukkan adanya luka dangkal atau ulkus superfisial. Sayangnya, jika luka tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memasuki derajat 3, yang ditandai dengan infeksi yang parah serta abses pada jaringan lunak dan infeksi tulang (osteomielitis). 

Memasuki tahap yang lebih lanjut, yaitu derajat 4 dan 5, kerusakan jaringan yang terjadi sudah tidak dapat diperbaiki dan seringkali memerlukan amputasi, baik sebagian atau seluruhnya, dari kaki yang terkena. Penanganan diabetic foot memerlukan pendekatan pencegahan yang menyeluruh. Sebagai langkah awal, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin pada kaki, memilih sepatu yang nyaman dan sesuai dengan ukuran, menjaga kebersihan kaki, serta memastikan kadar gula darah tetap terkontrol dengan baik.

Apabila luka sudah terjadi, penanganan yang dilakukan harus bersifat multidisiplin. Salah satu metode yang umum digunakan adalah debridemen luka, yang bertujuan untuk membersihkan jaringan yang mati atau terinfeksi demi mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Selain itu, terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi solusi untuk mempercepat proses penyembuhan dengan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.

Di Bethsaida Hospital, Klinik Bedah Vaskular dan Endovaskular telah menyediakan layanan khusus untuk menangani diabetic foot serta masalah pembuluh darah lainnya. Direktur rumah sakit menyatakan bahwa pentingnya deteksi dini diabetic foot bagi penderita diabetes tidak bisa diabaikan. Dengan melakukan pemeriksaan kaki secara reguler dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis ketika merasakan gejala mencurigakan, penderita diabetes dapat mencegah kondisi ini untuk tidak berkembang menjadi lebih parah.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan perawatan yang menyeluruh, penderita diabetes bisa meminimalkan risiko terjadinya diabetic foot dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik di masa depan. Kewaspadaan dan pembelajaran tentang tanda-tanda awal adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan kaki bagi mereka yang terdiagnosis diabetes.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved