Bahaya Kebiasaan Ngemil Berlebihan bagi Kesehatan Anak
Tanggal: 17 Mei 2025 15:08 wib.
Dalam sebuah acara yang diadakan di Jakarta, ahli gizi Esti Nurwanti, S.Gz, RD, MPH, Ph.D, menyoroti potensi risiko kesehatan yang dihadapi anak-anak akibat kebiasaan mengudap atau mengkonsumsi makanan ringan secara berlebihan. Esti menegaskan bahwa perilaku ngemil yang tidak terkontrol dapat memicu masalah serius seperti obesitas, yang pada gilirannya dapat menyebabkan diabetes tipe 2 serta berbagai komplikasi kesehatan lainnya.
Dalam survei bertajuk "State of Snacking" yang diluncurkan saat acara tersebut, Esti menekankan pentingnya kesadaran orang tua dalam mengatur pola makan anak. Menurutnya, anak-anak pada usia tertentu biasanya belum mampu mengatur asupan makanan mereka sendiri, sehingga peran orang tua menjadi sangat vital. “Pastikan anak kenyang dengan makanan utama sebelum mereka mulai ngemil. Ini membuat pilihan camilan lebih terarah dan sehat,” ujarnya.
Dia juga menyoroti betapa pentingnya bagi orang tua untuk memonitor konsumsi gula pada anak-anak. Terlalu banyak makanan manis dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang, termasuk masalah gigi, obesitas, dan penyakit metabolisme lainnya. Pembatasan juga perlu diterapkan pada asupan garam dan lemak, yang berpotensi meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, serta penyakit jantung koroner.
Kementerian Kesehatan Indonesia memberikan pedoman yang jelas mengenai batasan konsumsi makanan, yaitu 50 gram gula (setara empat sendok makan), 5 gram garam (satu sendok teh), dan 67 gram lemak (sekitar lima sendok makan minyak goreng) per individu setiap harinya. Ini adalah langkah preventif yang penting untuk menjaga kesehatan anak-anak saat mereka tumbuh.
Psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi, juga memberikan pandangannya tentang pentingnya hubungan yang sehat dengan makanan. “Jika pola makan yang sehat sudah ditanamkan sejak kecil, anak-anak diharapkan dapat menerapkannya hingga dewasa. Kebiasaan buruk dalam mengudap yang terbentuk sejak dini akan sulit diubah kelak,” katanya. Hal ini membawa perhatian pada urgensi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka untuk mengenali makanan yang bergizi.
Hasil survei tahunan "State of Snacking" yang dilakukan oleh Mondelez Indonesia menunjukkan bahwa 100 persen populasi Indonesia mengkonsumsi camilan setidaknya satu kali per hari. Dari angka tersebut, sekitar 82 persen mengakui mengkonsumsi setidaknya dua camilan, sementara 51 persen lainnya mengkonsumsi tiga camilan atau lebih dalam sehari. Data ini menunjukkan fenomena ngemil yang sudah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari masyarakat kita.
Marfusita Hamburgiwati, Kepala Urusan Perusahaan dan Pemerintah Mondelez Indonesia, berharap hasil survei ini dapat menjadi alat untuk mendorong masyarakat membuat pilihan yang lebih sehat dalam hal konsumsi camilan. “Kami ingin ada perubahan yang signifikan dalam gaya hidup dan kebiasaan konsumsi camilan di masyarakat,” ungkapnya.