Sumber foto: iStock

Bahas Kesetaraan Gender, Sri Mulyani: Pria-Wanita Bak Sepasang Sepatu

Tanggal: 25 Jun 2024 21:51 wib.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya kesetaraan gender di Indonesia. Ia menggarisbawahi bahwa kesetaraan gender bukanlah tentang pria atau wanita ingin saling mendominasi, tetapi lebih kepada kesetaraan hak dan penghargaan di antara keduanya.

Dalam sebuah negara dengan populasi hampir sama antara laki-laki dan perempuan, seperti Indonesia yang memiliki sekitar 270 juta penduduk, penting untuk memperjuangkan kesetaraan hak tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa dari jumlah penduduk tersebut, terdapat sekitar 136,66 juta laki-laki dan 133,54 juta perempuan.

Sri Mulyani membandingkan pentingnya kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan dengan perumpamaan sepasang sepatu. Ia mengungkapkan bahwa seperti sepasang sepatu yang harus sesuai, kesetaraan gender juga penting agar masyarakat dapat hidup harmonis tanpa adanya perbedaan perlakuan yang tidak adil.

Dalam sebuah talkshow di acara Edukasi Keuangan Bundaku yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 25 Juni 2024, Sri Mulyani menjelaskan, "Bukan karena kita ingin melebihi, tapi dalam sebuah masyarakat yang mengutamakan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, saya sering mengatakan bahwa jika laki-laki dan perempuan setara, kehidupan akan lebih harmonis."

Ia memberikan ilustrasi tentang ketidaknyamanan menggunakan sepasang sepatu yang tidak sesuai dengan bentuknya. Sri Mulyani berkata, "Coba bayangkan jika seorang wanita mengenakan sepatu hak tinggi satu sisi dan flatshoes di sisi lain, tentu akan terasa sangat tidak nyaman."

Sejak 2010, Sri Mulyani telah memperhatikan isu kesetaraan gender dengan membuat skema anggaran responsif gender (ARG) di kementerian dan lembaga (K/L), termasuk dalam penganggaran belanja. Dari tren yang terlihat, jumlah rincian tagging ARG K/L terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, hanya sekitar 26,43% dari total belanja seluruh K/L yang menggunakan tagging ARG, namun pada tahun 2023 angkanya melonjak menjadi 41,46%.

"Setiap anggaran juga diidentifikasi untuk melihat manfaatnya terutama kepada perempuan. Inilah yang disebut sebagai anggaran responsif gender. Mengapa hal ini harus dilakukan? Karena pada situasi yang normal sekalipun, perempuan seringkali mengalami diskriminasi," ungkap Sri Mulyani.

Upaya Sri Mulyani dalam memperjuangkan kesetaraan gender juga tercermin dalam keberpihakannya terhadap kaum perempuan di dalam berbagai aspek kehidupan. ARG menjadi salah satu instrumen penting dalam mendorong kesetaraan gender, dan peningkatan penggunaan tagging ARG K/L menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

Dalam masyarakat modern, kesetaraan gender telah menjadi fokus utama dalam pencapaian keadilan sosial. Penekanan pada pentingnya kesetaraan gender tidak hanya penting bagi perempuan, tetapi juga bagi seluruh masyarakat. Dengan menjunjung tinggi kesetaraan hak dan penghargaan antara laki-laki dan perempuan, diharapkan masyarakat dapat hidup dalam suasana harmonis tanpa adanya diskriminasi gender.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved