Sumber foto: Canva

Apakah Nasi Beneran Bikin Gendut?

Tanggal: 11 Agu 2025 09:20 wib.
Di Indonesia, nasi adalah makanan pokok yang sudah mendarah daging, tak lengkap rasanya makan tanpa nasi. Namun, belakangan ini, nasi sering dituduh sebagai biang kerok kenaikan berat badan. Banyak yang mulai menghindari nasi, menggantinya dengan sumber karbohidrat lain, atau bahkan diet tanpa karbohidrat sama sekali. Lalu, benarkah nasi yang kita makan sehari-hari itu penyebab utama kegemukan? Jawabannya sebenarnya tidak sesederhana itu. Nasi, sama seperti makanan lain, punya peran dan manfaatnya sendiri.

Nasi Putih: Karbohidrat dan Sumber Energi

Nasi, terutama nasi putih, adalah sumber karbohidrat yang kaya. Karbohidrat adalah makronutrien yang berfungsi sebagai bahan bakar utama bagi tubuh. Tanpa karbohidrat yang cukup, tubuh akan kekurangan energi untuk beraktivitas, berpikir, dan menjalankan fungsi organ. Setelah dicerna, karbohidrat dalam nasi akan diubah menjadi glukosa, yang kemudian diserap oleh sel-sel tubuh untuk energi.

Namun, nasi putih memiliki indeks glikemik yang cukup tinggi. Ini artinya, glukosa dari nasi putih diserap dengan cepat ke dalam aliran darah, menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Lonjakan gula darah ini memicu pelepasan hormon insulin, yang bertugas membawa gula ke sel. Jika gula darah naik terlalu cepat dan terlalu sering, tubuh bisa jadi kurang sensitif terhadap insulin, yang dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Yang Bikin Gendut Bukan Nasi, Tapi Porsinya

Tuduhan bahwa nasi bikin gendut sebenarnya kurang tepat. Yang benar adalah kelebihan kalori lah yang membuat berat badan naik. Nasi sendiri bukanlah kalori kosong; ia memberikan energi yang dibutuhkan tubuh. Masalahnya muncul ketika porsi nasi yang dikonsumsi melebihi kebutuhan energi harian. Jika kalori yang masuk lebih banyak dari kalori yang dibakar, sisa kalori itu akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak, dan inilah yang menyebabkan kenaikan berat badan.

Bisa saja, seseorang makan nasi dalam porsi besar, tapi lauk pauk yang menyertainya juga tinggi kalori, lemak, dan gula, seperti ayam goreng tepung, kuah santan kental, atau hidangan manis. Dalam kasus seperti ini, nasi hanya satu dari banyak faktor, dan seringkali bukan yang paling utama. Kita perlu melihat pola makan secara keseluruhan, bukan hanya menyalahkan satu jenis makanan.

Nasi Merah dan Perannya dalam Diet Sehat

Tidak semua nasi sama. Selain nasi putih, ada juga nasi merah dan nasi coklat. Nasi merah, misalnya, punya indeks glikemik lebih rendah dan kandungan serat yang lebih tinggi. Serat membuat rasa kenyang bertahan lebih lama, sehingga mencegah kita makan berlebihan. Selain itu, nasi merah juga kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan.

Mengganti nasi putih dengan nasi merah bisa menjadi pilihan yang bagus untuk manajemen berat badan dan kesehatan secara umum. Namun, bukan berarti nasi putih itu buruk. Nasi putih tetap bisa dimasukkan ke dalam diet seimbang asalkan porsinya terkontrol dan diimbangi dengan lauk pauk yang sehat, seperti protein tanpa lemak, sayuran, dan lemak sehat.

Keseimbangan dan Gaya Hidup Aktif adalah Kunci

Pada akhirnya, kunci untuk menjaga berat badan ideal dan hidup sehat bukanlah dengan menghindari nasi sama sekali, melainkan dengan menciptakan keseimbangan. Porsi nasi yang pas, lauk pauk yang bervariasi dan bergizi, serta gaya hidup aktif adalah kombinasi yang tidak bisa dipisahkan.

Daripada sibuk membuang nasi dari piring, lebih baik fokus pada pengaturan porsi, memastikan piring terisi dengan porsi seimbang antara nasi, protein, sayuran, dan buah. Bergerak aktif juga sangat penting. Olahraga rutin membantu membakar kalori berlebih dan meningkatkan metabolisme tubuh. Jadi, nasi tidak bikin gendut selama kita tahu batasan dan menggunakannya sebagai sumber energi, bukan sumber kalori berlebih.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved