Sumber foto: Canva

Apa Itu Masturbasi? Penjelasan Medis dan Fakta Ilmiahnya

Tanggal: 25 Agu 2025 21:29 wib.
Masturbasi adalah topik yang seringkali diselimuti stigma dan mitos, padahal dari sudut pandang medis dan ilmiah, aktivitas ini adalah bagian normal dari perilaku seksual manusia. Masturbasi didefinisikan sebagai stimulasi diri pada organ genital atau bagian tubuh lain untuk mencapai gairah seksual atau orgasme. Aktivitas ini bukan hanya dilakukan oleh pria, tetapi juga oleh wanita, dan merupakan bagian dari eksplorasi seksual yang dialami oleh sebagian besar individu di berbagai tahapan hidup mereka.

Masturbasi dari Sudut Pandang Ilmiah

Secara ilmiah, masturbasi adalah respons alami dari tubuh terhadap dorongan seksual. Prosesnya melibatkan stimulasi fisik yang memicu respons neurologis di otak. Saat seseorang melakukan stimulasi, otak akan melepaskan serangkaian neurotransmitter, seperti dopamin dan oksitosin. Dopamin adalah zat kimia yang berkaitan dengan rasa senang dan motivasi. Pelepasan dopamin menciptakan perasaan euforia dan gairah. Oksitosin, sering disebut "hormon cinta," juga dilepaskan, yang dapat menciptakan perasaan rileks dan nyaman.

Selain itu, masturbasi juga memicu respons fisiologis lainnya. Detak jantung meningkat, pernapasan menjadi lebih cepat, dan otot-otot di seluruh tubuh menegang. Puncaknya, orgasme, adalah pelepasan ketegangan fisik yang terkumpul, diikuti dengan perasaan relaksasi yang mendalam. Proses ini adalah bagian dari siklus respons seksual manusia yang wajar dan sehat.

Mitos dan Fakta Seputar Masturbasi

Ada banyak mitos yang beredar tentang masturbasi, yang seringkali tidak didukung oleh bukti ilmiah. Salah satu mitos paling umum adalah masturbasi bisa menyebabkan kebotakan, jerawat, atau kebutaan. Ini adalah mitos yang sepenuhnya salah. Tidak ada kaitan ilmiah antara masturbasi dan kondisi fisik tersebut. Kesehatan rambut, kulit, dan mata tidak dipengaruhi oleh aktivitas ini.

Mitos lain adalah masturbasi dapat menyebabkan gangguan mental atau kelemahan. Faktanya, masturbasi justru bisa menjadi cara yang sehat untuk mengelola stres dan ketegangan. Pelepasan hormon endorfin dan oksitosin setelah orgasme dapat memberikan efek menenangkan dan mengurangi stres. Bagi banyak orang, masturbasi adalah cara untuk meredakan ketegangan fisik dan emosional yang terakumulasi.

Mitos lain yang perlu diluruskan adalah masturbasi hanya dilakukan oleh orang yang tidak punya pasangan. Kenyataannya, masturbasi adalah hal yang umum terjadi baik pada orang lajang maupun yang sudah menikah atau memiliki pasangan. Masturbasi bisa menjadi bagian dari eksplorasi diri, memahami respons tubuh sendiri, atau sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi oleh pasangan karena berbagai alasan, seperti jarak atau perbedaan hasrat seksual. Banyak pasangan bahkan mengintegrasikan masturbasi sebagai bagian dari kehidupan seks mereka.

Manfaat Masturbasi dari Perspektif Kesehatan

Dari sudut pandang medis, masturbasi memiliki beberapa manfaat kesehatan yang terbukti secara ilmiah.


Meredakan Stres dan Meningkatkan Kualitas Tidur: Pelepasan endorfin setelah orgasme memiliki efek menenangkan yang bisa membantu mengurangi stres, meredakan ketegangan, dan meningkatkan kualitas tidur.
Meningkatkan Kesadaran Diri Secara Seksual: Masturbasi memungkinkan seseorang untuk lebih memahami tubuhnya, apa yang ia suka, dan bagaimana merespons sentuhan. Ini bisa menjadi bekal berharga untuk hubungan intim dengan pasangan di masa depan.
Meredakan Nyeri Menstruasi: Bagi sebagian wanita, orgasme yang dicapai melalui masturbasi dapat membantu meredakan kram dan nyeri menstruasi.
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orgasme dapat meningkatkan kadar sel darah putih, yang berperan penting dalam melawan infeksi.
Mencegah Kanker Prostat: Sebuah studi besar menunjukkan bahwa pria yang sering ejakulasi (termasuk melalui masturbasi) memiliki risiko lebih rendah untuk terkena kanker prostat.


Kapan Masturbasi Menjadi Masalah?

Meskipun masturbasi adalah aktivitas normal dan sehat, ada kalanya kebiasaan ini bisa menjadi masalah. Masturbasi bisa dianggap bermasalah jika:


Menjadi kompulsif dan mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti pekerjaan, sekolah, atau hubungan sosial.
Digunakan sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi stres atau masalah emosional, sehingga menghindari penyelesaian masalah yang sebenarnya.
Menimbulkan perasaan malu atau bersalah yang berlebihan, yang bisa memengaruhi kesehatan mental.
Dilakukan di tempat umum atau tidak pantas, yang bisa menimbulkan masalah hukum atau sosial.


Dalam kasus-kasus ini, masturbasi mungkin bukan lagi aktivitas yang sehat, melainkan gejala dari masalah psikologis atau emosional yang lebih dalam. Jika seseorang merasa sulit mengendalikan kebiasaan ini atau merasa tertekan karenanya, konsultasi dengan terapis atau profesional kesehatan bisa sangat membantu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved