Sumber foto: google

Angka Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi di Indonesia Masih Tinggi

Tanggal: 5 Jun 2024 05:08 wib.
Angka kelahiran bayi dengan penyakit jantung bawaan masih cukup tinggi di Indonesia, menurut Dr. Lia Gardenia Partakusuma dari Pertamedika Indonesia Health Corporation (IHC). Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa dari setiap 100 bayi yang lahir, ada satu pasien bayi dengan kondisi kritis yang memerlukan perawatan khusus.

Dalam konteks Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 5 juta anak yang mengalami kelainan jantung bawaan, di mana sebanyak 45-50 ribu di antaranya terjadi pada bayi. Sayangnya, sebanyak 80 persen dari bayi-bayi tersebut tidak dapat terselamatkan.

Menurut Lia, banyak nyawa bayi yang tidak dapat diselamatkan karena mereka harus menunggu antrean operasi selama satu hingga dua tahun. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah dokter spesialis jantung yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia. Dampaknya, penyakit jantung terus bertambah, termasuk di dalam populasi anak-anak. 

Tidak hanya faktor keterbatasan sumber daya manusia, Lia juga menyoroti gaya hidup tidak sehat yang menjadi pemicu utama kelainan jantung bawaan pada anak-anak. Kebiasaan kurang tidur, minim aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, dan kondisi kesehatan ibu yang tidak siap saat hamil turut berperan dalam meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan penyakit jantung.

Menyadari urgensi akan masalah ini, diperlukan percepatan dalam pelayanan kesehatan jantung, serta kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kapasitas dokter spesialis jantung. Hal ini penting terutama dalam menangani kelainan jantung bawaan pada anak yang masih sangat memerlukan perhatian khusus.

Kolaborasi dengan negara lain, seperti yang dilakukan oleh IHC dengan Institut Jantung Nasional Malaysia, bisa menjadi jalan keluar dengan memungkinkan para dokter untuk belajar mengenai teknologi dan praktik terbaik yang telah diterapkan di luar negeri.

Lia juga menegaskan perlunya dukungan untuk pembelajaran dari Malaysia, terutama terkait disiplin masyarakat dalam menjaga kesehatan. Ini termasuk mengurangi kebiasaan merokok dan mengonsumsi makanan berlemak yang berpotensi menyebabkan hipertensi. Upaya pencegahan seperti ini diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung pada usia muda.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved