Anda Sering Pikun Dan Merasa Lemot? Hindari Kebiasaan Ini Jika Anda Tidak Mau Otak Lemot
Tanggal: 22 Nov 2024 13:16 wib.
Otak manusia memiliki peran yang sangat penting dalam keseharian, di mana organ ini memegang peranan utama dalam penyimpanan memori, pembelajaran, dan kemampuan berpikir. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, otak bisa mengalami penurunan fungsi. Kondisi ini bisa ditandai dengan penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, hingga resiko terjadinya penurunan kognitif atau disebut juga dengan istilah lemot atau pikun. Oleh karena itu, menjaga kesehatan otak, terutama sejak usia muda, sangatlah penting.
Terdapat beberapa kebiasaan yang mungkin dianggap sepele, namun dapat merusak kesehatan otak secara perlahan-lahan seiring waktu. Selain itu, terdapat juga kebiasaan yang perlu dihindari agar otak tetap sehat. Melansir dari CNN Indonesia, berikut ini adalah 9 kebiasaan yang dapat merusak kesehatan otak:
1. Malas gerak
Mobilitas tubuh sangat berperan dalam menjaga kesehatan otak. Namun, studi dari Health Harvard Publishing menyebutkan bahwa orang dewasa rata-rata menghabiskan waktu sekitar 6,5 jam per hari hanya untuk duduk. Lama duduk yang berlebihan dapat memberi dampak buruk pada otak, hal ini terbukti dari sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One pada tahun 2018. Studi tersebut menemukan bahwa terlalu banyak duduk dapat mengakibatkan perubahan pada bagian otak yang berperan dalam proses memori. Para peneliti menggunakan pemindaian MRI untuk melihat lobus temporal medial (MTL), wilayah otak yang berperan dalam pembentukan memori baru. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang rutin duduk terlalu lama cenderung memiliki lobus temporal medial yang lebih tipis.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa meningkatkan mobilitas tubuh adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan otak.
2. Malas bersosialisasi
Aktivitas sosial juga berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Sosialisasi membantu mencegah perasaan kesepian, yang bisa berujung pada penurunan fungsi kognitif, depresi, dan risiko terjadinya Alzheimer. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam The Journals of Gerontology: Series B pada tahun 2021 menunjukkan bahwa orang yang kurang aktif secara sosial cenderung memiliki penurunan materi abu-abu dalam otak, yang merupakan lapisan luar otak yang berfungsi dalam pengolahan informasi.
3. Kurang tidur
Kurang tidur dapat mengakibatkan otak kelelahan, yang berpotensi merusak fungsi kognitif. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep pada tahun 2018 menyebutkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi keterampilan kognitif seperti memori, kemampuan berpikir, dan kemampuan pemecahan masalah.
Dengan demikian, terlihat bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dianggap sepele seperti malas gerak, malas bersosialisasi, dan kurang tidur dapat memiliki dampak yang cukup besar terhadap kesehatan otak kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut agar kesehatan otak tetap optimal.
4. Kebiasaan merokok
Merokok tidak hanya berdampak buruk pada paru-paru, tetapi juga berpengaruh pada fungsi otak. Asap rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak sel-sel otak, mengurangi aliran darah ke otak, dan memicu penurunan kognitif, serta meningkatkan risiko terjadinya penyakit Alzheimer.
5. Konsumsi alkohol berlebihan
Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat merusak sistem saraf, termasuk otak. Terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan perubahan pada struktur otak, kerusakan sel-sel otak, dan mengganggu keseimbangan kimia dalam otak.
6. Mengabaikan pola makan sehat
Pola makan yang tidak sehat dapat merusak kesehatan otak. Kekurangan gizi, terutama vitamin B dan asam lemak omega-3, dapat berdampak buruk pada fungsi otak. Sebaliknya, makanan bergizi tinggi seperti ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, dan sereal dapat membantu menjaga kesehatan otak.
7. Stres yang tidak dielola dengan baik
Stres kronis dapat mengakibatkan peradangan dalam otak yang berhubungan dengan penurunan kognitif, depresi, dan ansietas. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengelola stres dengan cara yang positif, seperti meditasi, olahraga, atau terapi.
8. Terlalu banyak terpapar bahan berbahaya
Bahan-bahan kimia berbahaya seperti pestisida, zat kimia dalam kosmetik, dan polusi udara dapat merusak otak. Paparan terus-menerus pada bahan kimia tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada otak, seperti penurunan fungsi kognitif dan masalah kesehatan mental.
9. Tidak merangsang otak
Kegiativitas yang merangsang otak seperti membaca, belajar hal baru, menyelesaikan teka-teki, atau mengekspresikan diri melalui seni dapat membantu menjaga kesehatan otak. Melakukan aktivitas-aktivitas tersebut dapat membantu menguatkan koneksi antar sel-sel otak dan mencegah penurunan kognitif.
Melalui pembahasan ini, kita menjadi lebih menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan otak. Terkadang, kebiasaan sehari-hari yang dianggap sepele dapat memiliki dampak yang cukup besar dalam jangka panjang bagi kesehatan otak. Oleh karena itu, kita perlu lebih berhati-hati dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut dan mulai mengubahnya menjadi kebiasaan yang lebih baik untuk kesehatan otak kita. Dengan begitu, diharapkan kita dapat memaksimalkan kemampuan otak kita sepanjang hayat.
Dalam keseharian, terdapat beberapa kebiasaan yang dapat kita hindari atau modifikasi agar dapat merawat kesehatan otak kita. Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang merusak otak dan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih sehat, kita dapat mencegah penurunan kognitif dan memelihara otak agar tetap optimal dalam menjalankan fungsinya. Selalu ingat, menjaga otak sejak muda adalah investasi yang sangat berharga bagi kesehatan dan kualitas hidup kita di masa depan.