Sumber foto: Canva

Alasan Ilmiah Kenapa Kita Sering Lupa Naruh Barang

Tanggal: 21 Jul 2025 11:04 wib.
Pernahkah Anda panik mencari kunci motor yang jelas-jelas baru diletakkan, atau kacamata yang ternyata nangkring di kepala sendiri? Pengalaman lupa menaruh barang adalah hal universal yang sering bikin kita kesal, bahkan merasa pikun. Fenomena ini bukan cuma soal ceroboh, tapi ada penjelasan ilmiah di baliknya. Otak kita, meskipun luar biasa canggih, punya cara kerja yang kadang bikin hal-hal sepele seperti menaruh barang jadi terlewatkan dari ingatan kita.

Momen Lupa yang Terjadi Otomatis: The Automation Effect

Salah satu penyebab utama kita sering lupa menaruh barang adalah apa yang disebut efek otomatisasi atau automaticity. Banyak tindakan yang kita lakukan sehari-hari, seperti menaruh dompet, kunci, atau ponsel, sudah jadi kebiasaan yang dilakukan tanpa perlu berpikir sadar. Bayangkan saja, setiap hari kita mungkin mengulang tindakan ini belasan kali. Saat otak melakukan sesuatu secara otomatis, perhatian kita cenderung terpecah atau bahkan tidak ada sama sekali.

Otak punya sistem yang namanya sistem perhatian (attention system). Kalau kita melakukan tugas yang tidak butuh konsentrasi tinggi, seperti berjalan dari satu ruangan ke ruangan lain sambil membawa kunci, perhatian kita bisa jadi teralih ke pikiran lain—mungkin rencana makan malam, percakapan sebelumnya, atau deadline pekerjaan. Karena kita tidak secara sadar "mendaftarkan" di mana kita meletakkan kunci itu, memori tentang lokasi tersebut jadi lemah atau bahkan tidak terbentuk sama sekali. Alhasil, ketika butuh lagi, otak tidak punya "catatan" untuk mencarinya.

Beban Kognitif dan Multitasking: Otak yang Overload

Di zaman sekarang, kita sering melakukan banyak hal sekaligus, atau yang biasa disebut multitasking. Sambil berjalan menelepon, kita meletakkan charger di sembarang tempat. Sambil membalas pesan, kita menaruh buku di tempat yang tidak biasa. Ketika otak kita sibuk memproses banyak informasi sekaligus—misalnya, mendengarkan percakapan, merencanakan tugas berikutnya, dan secara fisik memindahkan barang—kemampuan memori jangka pendek untuk "merekam" detail kecil bisa menurun drastis.

Ini disebut beban kognitif (cognitive load). Otak memiliki kapasitas terbatas untuk memproses informasi secara sadar pada satu waktu. Jika kapasitas itu sudah penuh dengan tugas-tugas yang lebih penting atau mendesak, detail tentang di mana kita menaruh kacamata akan dianggap remeh dan tidak disimpan dengan baik ke dalam memori. Akibatnya, saat kita berusaha mengingatnya, otak kesulitan mengambil kembali informasi yang memang tidak pernah benar-benar tersimpan dengan kuat.

Perubahan Lingkungan dan Kurangnya Isyarat Memori

Otak kita sangat mengandalkan isyarat lingkungan (environmental cues) untuk mengambil kembali memori. Kita biasanya meletakkan kunci di gantungan kunci dekat pintu, atau kacamata di meja samping tempat tidur. Kebiasaan ini membentuk "peta" mental dalam otak kita. Ketika kita menyimpang dari kebiasaan ini—misalnya, karena terburu-buru, ada tamu, atau kita sedang memegang banyak barang—dan meletakkan kunci di tempat yang tidak biasa (misalnya di dapur atau di rak buku), otak tidak memiliki isyarat memori yang kuat untuk lokasi baru tersebut.

Perubahan kecil dalam lingkungan atau rutinitas dapat mengganggu jalur memori yang biasa. Ketika kita mencari barang, otak secara otomatis mengarahkan kita ke tempat-tempat yang sudah biasa. Jika barang tersebut tidak ada di sana, kita menjadi bingung dan lupa. Ini bukan karena memori kita buruk, melainkan karena kita tidak memberikan "label" atau "tanda" yang kuat pada lokasi baru tersebut saat proses peletakan awal.

Stres, Kurang Tidur, dan Usia: Faktor Tambahan yang Berpengaruh

Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa kondisi yang bisa memperburuk kecenderungan lupa naruh barang:


Stres dan Kecemasan: Saat stres, otak kita fokus pada ancaman atau masalah yang ada, mengurangi kemampuan untuk memproses dan menyimpan detail-detail kecil.
Kurang Tidur: Tidur adalah waktu penting bagi otak untuk mengkonsolidasi memori. Kurang tidur bisa membuat otak sulit merekam informasi baru dengan efektif.
Usia: Seiring bertambahnya usia, beberapa fungsi kognitif, termasuk memori kerja (working memory) yang digunakan untuk menyimpan informasi sementara, bisa sedikit menurun. Ini bukan berarti pikun, tapi proses mengingat bisa jadi lebih lambat.


Jadi, ketika kita sering lupa menaruh barang, itu bukan melulu tanda ada masalah serius. Sebagian besar itu adalah hasil dari cara kerja otak kita yang efisien dalam mengotomatisasi tugas rutin, atau karena otak kita sedang overload dengan informasi lain.

Cara Mengurangi Lupa Naruh Barang

Meskipun wajar, kita bisa mengurangi frekuensi lupa dengan beberapa trik:


Membangun Rutinitas: Tentukan satu tempat khusus untuk barang-barang penting (kunci, dompet, ponsel) dan selalu taruh di sana.
"Berbicara" pada Diri Sendiri: Saat meletakkan barang, ucapkan keras-keras: "Kunci saya taruh di meja ini." Ini memaksa otak untuk mencatat informasi secara sadar.
Kurangi Multitasking: Usahakan tidak melakukan terlalu banyak hal saat menaruh barang penting. Beri perhatian penuh sesaat.
Manfaatkan Teknologi: Aplikasi pelacak kunci atau fitur "Find My Device" bisa sangat membantu.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved