Ahli Tekankan Nutrisi Tepat sebagai Kunci Keberhasilan Latihan Fisik
Tanggal: 13 Agu 2025 09:36 wib.
Pemenuhan gizi yang seimbang dan terukur menjadi kunci utama keberhasilan program latihan fisik, baik untuk pemula maupun atlet profesional. Director Sports Performance, Nutrition and Education, Krissy Lines, menegaskan bahwa latihan berat saja tidak akan memberikan hasil maksimal jika tidak disertai strategi nutrisi yang terencana. Menurutnya, nutrisi olahraga harus menjadi bagian integral dari setiap tahapan latihan agar manfaatnya terasa optimal.
Krissy mengamati tren meningkatnya minat masyarakat Asia terhadap olahraga ketahanan seperti lari jarak jauh, bersepeda, berenang di perairan terbuka, hingga lomba dayung. Fenomena ini mendorong semakin tingginya kesadaran akan peran nutrisi dalam mendukung performa dan daya tahan tubuh. Ia mencontohkan, karbohidrat merupakan sumber energi utama yang penting untuk mempertahankan stamina. Atlet ketahanan biasanya membutuhkan asupan 7–10 gram karbohidrat per kilogram berat badan, sedangkan kebutuhan orang pada umumnya berada di kisaran 5,5–7 gram/kg.
Selain karbohidrat, protein juga memiliki peran vital, terutama dalam proses pemulihan dan perbaikan jaringan otot. Bagi atlet ketahanan, rekomendasi asupan protein berada pada kisaran 1–1,3 gram per kilogram berat badan. Sementara itu, untuk mereka yang menjalani latihan kekuatan dengan intensitas tinggi, kebutuhan protein dapat meningkat hingga 2 gram/kg. Lemak sehat yang berasal dari alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, serta ikan berlemak disarankan menyumbang 25–30 persen dari total kalori harian.
Krissy menekankan bahwa waktu konsumsi juga berpengaruh signifikan terhadap hasil latihan. Mengonsumsi karbohidrat rendah serat sekitar 30–45 menit sebelum berolahraga dapat membantu menjaga energi tanpa mengganggu pencernaan. Sedangkan setelah sesi latihan, asupan 20–40 gram protein yang dipadukan dengan karbohidrat dalam waktu 30–60 menit sangat dianjurkan untuk mempercepat pemulihan tubuh.
Hidrasi pun menjadi faktor yang tak kalah penting, terlebih di kawasan beriklim panas dan lembap seperti Asia Tenggara. Aktivitas fisik di luar ruangan selama lebih dari 30 menit sebaiknya disertai minuman yang mengandung elektrolit. Untuk latihan dengan durasi lebih dari satu jam, tambahan glukosa diperlukan agar intensitas latihan dapat terjaga.
Selain itu, Krissy menegaskan pentingnya periode pemulihan yang memadai. Tidur 7–9 jam setiap malam dan menyisihkan satu hari penuh tanpa latihan setiap minggu membantu tubuh beradaptasi dan memaksimalkan hasil dari latihan yang dijalani. “Strategi nutrisi yang tepat memang harus dipersonalisasi sesuai kebutuhan individu, tetapi dampaknya bersifat universal dalam membantu siapa pun mencapai bahkan melampaui target kebugarannya,” ujarnya.