Adidas Menghentikan Penjualan Koleksi Yeezy setelah Sisa Stok Terjual Habis
Tanggal: 8 Mar 2025 21:16 wib.
Pada bulan Maret 2025, Adidas secara resmi mengumumkan penutupan penjualan koleksi sepatu Yeezy yang menjadi ikonik dalam dunia mode. Keputusan ini diambil setelah perusahaan tersebut berhasil menjual habis seluruh sisa inventaris produk Yeezy yang mereka miliki. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Keuangan Adidas, Harm Ohlmeyer, dalam laporan pendapatan terbaru yang dipublikasikan pada Rabu, 5 Maret.Ohlmeyer menegaskan bahwa tidak ada lagi produk Yeezy yang tersisa dalam stok mereka, menandakan berakhirnya era kerja sama antara Adidas dan rapper kontroversial, Kanye West. Kerjasama yang diakhiri ini sudah berlangsung lebih dari dua tahun, dimulai setelah Kanye West mengeluarkan serangkaian pernyataan antisemitisme yang mendapatkan banyak kritik. Pada bulan Oktober 2022, Adidas merilis pernyataan tegas yang menyampaikan bahwa komentar dan tindakan Kanye sangat tidak dapat diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan mengenai keberagaman dan inklusivitas.Akibat dari keputusan ini, Adidas merasakan dampak signifikan pada keuangannya, dengan kerugian yang ditaksir mencapai 250 juta euro atau sekitar Rp3,8 triliun dalam laba bersih untuk tahun 2022. Di tengah krisis ini, Adidas kemudian berupaya untuk menjual sisa stok sepatu Yeezy yang masih ada.Dalam laporannya, Adidas menyebutkan bahwa penjualan sisa inventaris Yeezy berhasil menghimpun pendapatan sekitar 50 juta euro (setara dengan Rp882 miliar) pada kuartal keempat tahun 2025. Pencapaian ini dapat meningkatkan total pendapatan tahunan Adidas sekitar 24 persen, mencapai 5,965 juta euro dibandingkan dengan 4,812 juta euro pada tahun sebelumnya.Meskipun ada peningkatan di beberapa pasar, Adidas mencatat bahwa penjualan di kawasan Amerika Utara mengalami penurunan sebesar dua persen yang dipengaruhi oleh kontribusi rendah dari penjualan Yeezy. Dalam prospek bisnis tahun 2025, Adidas memastikan bahwa pendapatan dan laba dari produk Yeezy tidak akan diikutsertakan dalam perhitungan.Sementara itu, Kanye West yang masih mempertahankan nama merek Yeezy-nya, baru-baru ini menayangkan sebuah iklan yang menuai kontroversi pada acara Super Bowl 2025 di AS. Iklan tersebut mengarahkan masyarakat untuk mengunjungi situs web merek Yeezy. Namun, situs tersebut ditutup keesokan harinya oleh Shopify, platform e-commerce yang menjadi tempatnya berjualan, setelah produk yang hadir di online store hanya menawarkan satu kaus dengan simbol swastika yang sangat provokatif.Shopify menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar kebijakan yang mereka terapkan. Di sisi lain, Kanye West terus menuai kontroversi dengan tindakan dan kata-kata penuh kebencian di media sosial, yang menunjukkan bahwa ia masih terjerat dalam berbagai skandal yang mengganggu citranya.