9 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur: Apa yang Harus Anda Hindari?
Tanggal: 13 Mei 2025 23:33 wib.
Sebagian besar dari kita mungkin tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele ternyata memiliki dampak besar terhadap kesehatan jangka panjang, bahkan dapat memengaruhi harapan hidup kita. Banyak kebiasaan yang selama ini kita anggap biasa, ternyata berpotensi meningkatkan risiko penyakit serius dan bahkan memicu kematian dini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang bisa memperpendek usia, agar bisa menghindarinya dan menjaga kualitas hidup. Berikut ini adalah sembilan kebiasaan yang perlu diwaspadai:
1. Kurang Tidur
Tidur yang cukup merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sayangnya, banyak orang yang tidak cukup tidur, padahal kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, hipertensi, obesitas, dan diabetes. Idealnya, orang dewasa membutuhkan 7-8 jam tidur setiap malam. Menurut Harvard Medical School, tidur kurang dari 5 jam atau lebih dari 9 jam bisa berdampak negatif. Disarankan untuk tidur pada waktu yang sama setiap malam dan menghindari alkohol serta penggunaan alat elektronik setidaknya tiga jam sebelum tidur.
2. Terlalu Lama Duduk
Penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal menunjukkan bahwa duduk terlalu lama, lebih dari tiga jam per hari, dapat memperpendek usia hingga dua tahun. Duduk terlalu lama juga meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit serius, seperti kanker, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Para ahli menyarankan untuk bangun dan bergerak setiap 30 menit agar dapat mengurangi risiko tersebut.
3. Konsumsi Daging Merah Berlebihan
Mengkonsumsi daging merah secara berlebihan berhubungan dengan peningkatan risiko kematian. Menurut Harvard Men's Health Watch, penambahan satu porsi daging merah setiap hari dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 13%. Sebaliknya, mengganti daging merah dengan ikan, ayam, atau kacang-kacangan dapat menurunkan risiko tersebut. Konsumsi ikan diketahui dapat menurunkan tingkat kematian sebesar 7%, unggas 14%, dan biji-bijian 19%.
4. Melewatkan Sarapan
Tidak sarapan ternyata dapat berdampak buruk pada kesehatan, terutama terkait dengan obesitas, kolesterol tinggi, dan tekanan darah yang tidak terkontrol. Bahkan, studi menunjukkan bahwa orang yang tidak sarapan memiliki risiko kematian 50% lebih tinggi dibandingkan mereka yang rutin sarapan. Oleh karena itu, sarapan dengan menu sehat sangat penting untuk menjaga metabolisme tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.
5. Stres dan Ketakutan Berlebihan
Stres dan emosi negatif, seperti rasa cemas, takut, dan sedih, dapat meningkatkan kadar hormon kortisol yang berdampak buruk pada kesehatan jantung. Stres kronis diketahui dapat mempercepat penuaan dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Emosi negatif yang berkepanjangan menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung yang tidak teratur, serta melemahnya sistem imun. Mengelola stres dengan cara yang sehat sangat penting untuk mengurangi dampak buruk bagi tubuh.
6. Sering Meregangkan Leher
Meregangkan leher secara sembarangan atau dengan kekuatan yang berlebihan bisa berbahaya, terutama jika dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kasus stroke akibat robeknya pembuluh darah di leher pernah dilaporkan setelah seseorang melakukan peregangan ekstrem. Untuk itu, pastikan untuk selalu berhati-hati saat meregangkan leher dan hindari gerakan yang terlalu keras atau berlebihan.
7. Masalah Keuangan
Masalah keuangan dapat menimbulkan tekanan besar yang mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Hidup dengan utang dan tekanan finansial yang berat berhubungan langsung dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Penelitian yang diterbitkan di BMC Public Health menemukan bahwa orang yang hidup dari gaji ke gaji dan tidak memiliki dana darurat lebih rentan terhadap penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, manajemen keuangan yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung.
8. Menghindari Makanan Pedas
Meskipun banyak orang menghindari makanan pedas karena alasan tertentu, ternyata konsumsi makanan pedas secara rutin dapat membantu mengurangi risiko kematian. Kandungan capsaicin dalam makanan pedas terbukti bermanfaat untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker. Menurut Harvard Health, orang yang mengonsumsi makanan pedas setiap hari memiliki peluang kematian 14% lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya makan makanan pedas seminggu sekali.
9. Jarang Bersosialisasi
Kurangnya interaksi sosial dapat meningkatkan risiko kematian hingga 50%, yang setara dengan dampak buruk dari merokok. Isolasi sosial dapat mengganggu pola tidur dan keseimbangan hormon, serta meningkatkan risiko depresi dan penyakit fisik. Penting untuk menjaga hubungan sosial yang sehat dan rutin berinteraksi dengan orang lain untuk mendukung kesehatan fisik dan mental. Kurangnya paparan sinar matahari yang sering terjadi pada orang yang terisolasi juga dapat memengaruhi siklus tidur dan meningkatkan risiko kematian dini.