7 Produk yang Menyebabkan Warga Indonesia Terkena Mikroplastik
Tanggal: 2 Nov 2024 06:57 wib.
Baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa negara terbanyak yang mengonsumsi mikroplastik di makanan adalah warga Indonesia. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran sebab masyarakat tanpa sadar memakan dan menghirup partikel mikroplastik.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Environmental Science & Technology, para peneliti mengungkap bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Di belakang Indonesia, terdapat Malaysia dan Filipina yang masyarakatnya juga paling banyak mengonsumsi mikroplastik di dunia.
Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki masalah serius dalam hal paparan mikroplastik. Sebagai sebuah negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dan budaya makanan yang kaya, lingkungan laut Indonesia menjadi sangat rentan terhadap kontaminasi mikroplastik.
Penelitian tersebut menyoroti kebutuhan akan kesadaran dan tindakan untuk mengurangi paparan mikroplastik di Indonesia. Berikut tujuh produk teratas yang menjadi sumber paparan mikroplastik, melansir berbagai sumber:
1. Talenan Plastik
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Chemical Society (ACS), talenan plastik dapat membuat manusia terpapar hingga 79,4 juta mikroplastik polipropilena atau sejenis polimer plastik setiap tahunnya. Penggunaan talenan plastik berpotensi meningkatkan perpindahan mikroplastik ke makanan. Oleh karena itu, penting untuk mengganti talenan plastik dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti talenan kaca tahan banting atau talenan bebas plastik yang terbuat dari serat kertas yang tahan lama.
2. Teh Celup
Kantong teh, yang sebagian besar terbuat dari plastik juga dapat melepaskan sejumlah besar plastik. Para peneliti di Universitas McGill di Quebec, Kanada menemukan bahwa menyeduh satu kantong teh plastik melepaskan sekitar 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar partikel nanoplastik ke dalam air. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan alternatif seperti teh celup katun atau menyaring teh melalui linen organik untuk mengurangi paparan mikroplastik.
3. Wadah Es Batu Plastik
Wadah es batu plastik juga dapat menyebabkan kontaminasi. Oleh karena itu, alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti wadah es batu baja tahan karat atau wadah es batu silikon dapat dipertimbangkan.
4. Wadah Makanan yang Dapat Dipanaskan dengan Microwave
Produk plastik yang diberi label 'aman untuk microwave' dapat melepaskan sejumlah besar mikroplastik ke dalam makanan saat dipanaskan. Oleh karena itu, sebaiknya hindari produk yang dikemas dengan ftalat, stirena, dan bisfenol, yang merupakan jenis bahan kimia yang terkait dengan berbagai plastik. Untuk mengurangi paparan mikroplastik, disarankan untuk menggunakan wadah makanan yang lebih aman seperti kaca atau stainless steel.
5. Gelas Kertas
Menggunakan gelas kertas untuk minuman panas dapat menyebabkan pelepasan berbagai bahan kimia, termasuk fluorida, klorida, sulfat, dan nitrat. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan alternatif seperti tempat minum kedap udara yang juga dapat digunakan kembali untuk mengurangi paparan mikroplastik.
6. Garam dan Gula
Sebuah studi pada 2023 menemukan bahwa garam merah Himalaya yang ditambang dari dalam tanah juga mengandung mikroplastik paling banyak, diikuti oleh garam hitam dan garam laut. Gula juga merupakan rute penting paparan manusia terhadap polutan mikro ini, menurut sebuah studi pada 2022. Oleh karena itu, disarankan untuk memilih sumber garam dan gula yang bebas dari kontaminasi mikroplastik.
7. Air Minum Kemasan
Satu liter air setara dengan dua botol air minum ukuran standar mengandung rata-rata 240.000 partikel plastik dari tujuh jenis plastik, termasuk nanoplastik, menurut sebuah studi pada Maret 2024. Oleh karena itu, disarankan untuk lebih selektif dalam memilih air minum kemasan dan lebih memilih konsumsi air dari sumber yang terpercaya.
Paparan mikroplastik merupakan masalah lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian serius, terutama di negara-negara kepulauan seperti Indonesia. Diperlukan tindakan yang nyata dan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan produk plastik dan bahan-bahan yang dapat menyebabkan kontaminasi mikroplastik. Selain itu, pendidikan tentang alternatif produk ramah lingkungan juga penting untuk meningkatkan kesadaran serta kontribusi nyata dalam mengurangi paparan mikroplastik di masyarakat.