7 Kebiasaan Orang Tua di Dunia yang Bikin Anak Cerdas bak Einstein

Tanggal: 26 Jul 2024 18:40 wib.
Setiap orang tua tentu berharap agar anaknya menjadi pribadi yang cerdas. Tidak dipungkiri, kecerdasan anak menjadi salah satu hal yang diidamkan oleh setiap orang tua. Karena itu, di berbagai penjuru dunia, para orang tua melakukan sejumlah kebiasaan ringan untuk meningkatkan kecerdasan anaknya. Kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak selalu berkaitan dengan aktivitas belajar, tetapi juga mencakup kebiasaan santai sehari-hari.

1. Mengenalkan Seni

     Mengenalkan seni kepada anak menjadi kebiasaan yang lazim diterapkan oleh para orang tua di Prancis. Menurut studi di Arts Education Policy Review, seni memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada anak. Selain itu, anak juga dapat memperbaiki prestasinya di bidang akademik dengan mengenal seni. Keikutsertaan dalam aktivitas seni juga dapat menjadi wadah bagi anak untuk mengekspresikan diri dengan lebih bebas, serta mengembangkan imajinasi dan kreativitas yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi pertumbuhan kecerdasan mereka.

2. Melatih Kemandirian pada Anak

     Pelatihan kemandirian sejak dini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kecerdasan anak. Menurut Society for Research in Child Development, anak-anak yang dilatih untuk bersikap mandiri dapat menjadi pribadi yang mampu menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Selain itu, rasa percaya diri anak akan tumbuh, sehingga anak siap menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Di Jepang, banyak orang tua yang menjadikan pelatihan kemandirian sebagai kebiasaan di rumah untuk membantu pertumbuhan kecerdasan anak mereka.

3. Mengajak Makan Bersama Keluarga

     Di Italia, kebiasaan mengajak anak untuk makan bersama keluarga merupakan salah satu cara yang sering dilakukan orang tua untuk meningkatkan kecerdasan anak. Melalui makan bersama, anak dapat berlatih untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Saat makan bersama keluarga, anak akan merasa dihargai dan didengar, sehingga anak bisa terhindar dari gangguan mental. Selain itu, makan bersama juga menciptakan ikatan emosional yang kuat antara anggota keluarga, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perkembangan kecerdasan anak.

4. Mengajarkan Bahasa Asing

     Mengajarkan bahasa asing kepada anak merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang tua di Belgia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bilingualism: Language and Cognition menunjukkan bahwa belajar bahasa asing dapat meningkatkan memori, multitasking, dan fleksibilitas kognitif anak. Selain itu, kemampuan berbahasa asing juga membuka pintu bagi anak untuk dapat mengeksplorasi dunia luar dengan lebih luas, sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan anak.

5. Membaca Buku bersama Anak

     Banyak negara Skandinavia, seperti Denmark, Swedia, dan Norwegia, menerapkan kebiasaan membaca buku bersama anak untuk menguatkan hubungan emosional antara orang tua dan anak, serta meningkatkan kecerdasan anak. Dengan membaca buku, anak dapat mempelajari beragam kosakata baru dan meningkatkan kemampuan pemahaman, serta memperluas wawasan pengetahuan mereka. Aktivitas membaca bersama juga dapat menjadi waktu berkualitas untuk menjalin ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak.

6. Berolahraga

     Di Australia, berolahraga menjadi kebiasaan penting bagi para orang tua untuk meningkatkan kecerdasan anak. Ketika anak rajin berolahraga, maka mereka aktif dalam kegiatan fisik, yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif terhadap daya ingat, perhatian, dan kemampuan akademik mereka. Selain itu, kebiasaan berolahraga juga dapat membantu dalam pemupukan disiplin, ketekunan, dan kebiasaan hidup sehat, yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan kecerdasan anak.

7. Bermain Bersama Anak

     Para orang tua di Finlandia sering meluangkan waktu untuk bermain bersama anak. Menurut penelitian dari University of Eastern Finland, bermain merupakan aktivitas penting bagi anak-anak karena bermain sangat memengaruhi kesehatan fisik serta perkembangan kognitif mereka. Saat bermain, anak tidak hanya sekadar beraktivitas fisik, tetapi juga dilatih untuk berkreativitas, berpikir kritis, dan meningkatkan keterampilan sosial mereka. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengasah kemampuan kognitifnya secara alami dan menyenangkan. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved