7 Dampak Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental
Tanggal: 31 Mar 2018 18:27 wib.
Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan asosiasi Dokter Anak AS ( American Academy of Pediatrics) 2011 silam, kebiasaan ini bukanlah kebiasaan yang baik yang bisa digandrungi oleh masyarakat luas. Efek yang biasa timbul dari media sosial adalah gangguan jiwa berjenis depresi. Tidak hanya menyerang remaja, bahkan bisa pula menyerang kondisi psikis orang dewasa
Berikut ini ada beberapa dampak media sosial terhadap kesehatan mental yang dilansir di laman dosenpsikologi.com
Kecanduan Media Sosial
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang kecanduan media sosial. Selain lingkungan dan kondisi psikis, ada pula dimana kecenderungan depresi dan merasa sendiri dari orang tersebut. Baca juga tentang Peran Mahasiswa dalam Pendidikan Karakter Bangsa
Berikut penyebab seseorang bisa kecanduan media sosial, yaitu:
Lari dari kenyataan di dunia nyata yang penuh permasalahan
Preokupasi mental yang dimiliki seseorang
Emosi yang tidak stabil
Kecenderungan tidak diperhatikan
Haus perhatian
Lebih sering Sedih dibandingkan Bahagia
Studi dilakukan kepada pengguna media sosial yang dilakukan Universitas Michigan 2013 silam menyatakan, banyak dari pengguna media sosial aktif ternyata sering merasa kurang bahagia. Mengapa? Baca juga tentang Cara Menjaga Persahabatan Jarak Jauh
Karena kebahagiaan yang dirasakan dan di dapat dari media sosial hanya bersifat sementar dan hanya memanjakan mata, tidak sampai menyentuh rasa di hati mereka. Ini pula yang menyebabkan mereka tidak puas dan terus menggunakan media sosial. Itulah mengapa media sosial membuat kita terisosilasi dari kehidupan sosial.
Mulai membandingkan kehidupan
Ketika kita sering menelusuri lini media sosial dan melihat apa-apa yang telah dilakukan teman-teman kita yang kita anggap bahagia, tanpa sadar menimbulkan kompetisi. Kita akn berlomba menunjukkan kita juga bahagia. Baca juga tentang Cara Menghilangkan Keraguan Dalam Cinta
Akibatnya, kita jadi sering merasa tidak aman dan haus perhatian orang – orang di media sosial. Dan seringkali membuat kita kehilangan jati diri karena selalu merasa ingin diperhatikan orang lain.
Di sisi lain, membandingkan kehidupan melalui media sosial juga secara tidak sadar akan menimbulkan kecemburuan dan iri terhadap kehidupan orang lain. Hal ini berdampak buruk pada kondisi psikis kita. Kita akan cenderung pesimis di kehidupan nyata. Padahal, belum tentu kehidupan orang yang kita irikan lebih baik dari kita.
Kita dibuat Seolah Selalu Butuh Media Sosial
Media sosial membuat kita seolah menjadikannya kebutuhan primer di kehidupan kita. Walaupun kita tahu bahwa media sosial tidak melulu baik apabila terus – menerus digunakan tanpa henti, fakta bahwa kita akan selalu kembali menggunakannya itu adalah fakta yang tidak terbantahkan. Baca juga tentang Cara Mudah Beradaptasi dengan Lingkungan Kerja Baru
Dan berdasarkan fakta ini, bukan tidak mungkin kita akan selalu kecanduan, membandingkan kehidupan, dan terus menerus memilki kehidupan virtual dan cenderung bisa membuatmu menjadi sosok anti sosial.
Kesepian karena hanya mendapat teman virtual
Sekalipun kita memiliki pengikut atau teman banyak di media sosial, tidak banyak menjamin kamu juga ahli dalam membangun hubungan sosial di dunia nyata. Dan juga, hal ini tidak menjamin kita selalu bahagia. Sebaliknya, kita akan lebih banyak mendapatkan rasa sepi dari media sosial, karena tetap, komunikasi terbaik adalah lewat tatap mata.
Mendapat banyak gangguan kesehatan
Bagi mereka yang seringkali menghabiskan waktu menelusuri media sosial, beresiko tiga kali lipat mengalami gangguan tidur, salah satunya adalah insomnia. Gangguan kesehatan lainnya adalah gangguan kecemasan. Baca juga tentang Pengaruh Perkembangan Fisik Remaja dalam Proses Belajar
Kemudian menurut kepala penelitian dari Universitas Glasgow, Skotlandia, dengan kurangnya waktu tidur yang dialami, pengguna media sosial juga cenderung tidak bisa menstabilkan emosi mereka. Baik itu remaja maupun orang dewasa.
Menjadi korban Cyber – Bullying
Dengan mudahnya segala informasi dan susahnya membedakan mana informasi yang benar dan hoax, kita akan mudah mendapatkan cyber-bullying, fitnah, dan apapun yang menyudutkan dan mencermarkan nama baik. Pun juga komentar – komentar negatif yang bisa membuat kita tersudut dan merasa rendah diri.
Dan demikian, penggunaan media sosial harus disesuaikan dengan pertumbuh kembangan remaja serta pengawasan dari dalam diri. Semua harus seimbang agar tercipta pola hidup yang sehat antara dunia maya dan dunia nyata.