50 Juta Orang Indonesia Senang Belanja Online
Tanggal: 10 Agu 2017 18:42 wib.
Tampang.com - Belanja secara online memang sedang marak di Indonesia. Bahkan, 50 juta orang Indonesia senang melakukan belanja online.
Hal ini diungkap oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro
Dengan kemajuan teknologi, anda tidak perlu repot-repot untuk pergi ke toko ataupun pasar untuk membeli perlengkapan. Anda cukup memesannya via online.
"Seperti belanja online 50 juta orang jadi seperlima penduduk Indonesia sudah terpapar melakukan belanja orang," imbuh dia, seperti dilaporkan oleh OkeZone.
Hal ini tidak dilihat secara transaksi, namun lebih pada kebiasaan masyarakan yang mulai meninggalkan belanja secara offline.
"Kita tidak bicara satu transaksi selesai, ada yang menjadi kebiasaan misalnya pesan taksi pakai Uber, pesan makanan pakai Go-Jek, plus belanja online yang lain. Ada saudara saya yang saya tahu even beli baju tidak pernah ke mall. Dia hobinya nyoba dari satu online ke online lain, online Indonesia. Dan itu sudah jadi kebiasaan," jelasnya.
Besarnya jumlah tersebut juga berbanding dengan perkembangan internet yang kini meluas di Indonesia. Bahkan, menurut data riset dari We Are Social sendiri menyebutkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet terbesar di dunia.
Pada 2017 saja, pengguna internet di Indonesia sudah ditaksir mencapai sekira 132,7 juta dan sebanyak 69% masyarakat di Indonesia masih mengandalkan perangkat mobile untuk mengakses internet dan sisanya melalui desktop dan tablet.
Pemerintah sendiri saat ini terus menggenjot pemerataan penyebaran internet di Indonesia melalui program Palapa Ring, sehingga seluruh masyarakat Indonesia bisa merasakan internet.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.