5 Tips Orangtua Menjaga Hubungan Ketika Anak Beranjak Remaja
Tanggal: 28 Mei 2025 23:15 wib.
Ketika anak memasuki usia 8 tahun ke atas, banyak orangtua mulai merasakan perubahan yang signifikan dalam perilaku mereka. Anak yang dulu manja dan mudah diajak bicara, kini cenderung lebih tertutup dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya daripada keluarga. Hal ini adalah fase perkembangan yang normal, di mana anak sedang membangun identitas diri dan mencari rasa kebersamaan di luar rumah.
Meskipun anak mulai menjauh secara emosional, bukan berarti hubungan orangtua dan anak harus putus. Sebaliknya, di masa remaja ini, peran orangtua, baik Mama maupun Papa, sangat krusial dalam menjaga kedekatan emosional. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan oleh para orangtua guna mempertahankan hubungan yang baik saat anak beranjak dewasa:
1. Cobalah Masuk ke Dunia Anak
Alih-alih memaksa anak untuk tetap berada dalam dunia orangtua, cobalah untuk menjelajahi dunia mereka. Luangkan waktu untuk berbincang dengan anak tentang permainan, musik, atau tren yang mereka minati. Tidak perlu memaksakan diri untuk sepenuhnya memahami atau menyukai hal-hal tersebut. Tunjukkan ketertarikan yang tulus dengan cara menonton video YouTube favorit mereka atau mendengarkan cerita tentang teman-teman sekolah mereka tanpa memotong pembicaraan. Saat anak merasa bahwa orangtuanya tidak menghakimi dan justru ingin memahami, mereka akan lebih terbuka dan nyaman berbagi pengalaman.
2. Berikan Saran di Saat yang Tepat
Remaja sering kali membutuhkan pendengar yang baik ketimbang langsung memperoleh solusi ia dapatkan. Penting bagi orangtua untuk menahan diri dari dorongan untuk memberi nasihat sebelum mendengarkan sepenuhnya. Setelah anak bercerita, orangtua bisa bertanya apakah mereka ingin didengarkan atau ingin saran. Sikap ini akan membuat anak merasa dihargai dan memberi mereka ruang untuk berpikir. Saat mereka ready untuk menerima nasihat, sampaikanlah dengan lembut dan berbagi pengalaman, bukan dengan cara ceramah yang panjang.
3. Meluangkan Waktu untuk Melakukan Hal yang Disukai Anak
Kedekatan emosional dapat tumbuh melalui kebersamaan yang menyenangkan. Orangtua dapat secara rutin menjadwalkan waktu khusus untuk menikmati aktivitas favorit anak, seperti bermain game, menonton film, memasak bersama, atau berjalan-jalan sore. Biarkan anak memilih kegiatan tersebut dan hindari membahas tugas atau PR pada saat ini. Dalam momen santai seperti ini, percakapan yang jujur dan tawa sering muncul dengan sendirinya, memperkuat ikatan tanpa terasa terbebani.
4. Perbanyak Interaksi yang Menyenangkan
Jika setiap interaksi antara orangtua dan anak hanya berupa teguran atau permintaan, hubungan bisa menjadi tegang. Sebaiknya, sebisa mungkin batasi percakapan yang berisi permintaan atau teguran menjadi sekitar 20% dari total keluarga sehari-hari, sementara sisanya dipenuhi dengan interaksi hangat, seperti menanyakan kabar, berbincang tentang hobi mereka, atau bercanda bersama. Saat anak merasakan kehadiran orangtua bukan hanya untuk menegur, mereka akan lebih terbuka dan bersedia bekerja sama tanpa merasa tertekan.
5. Menghargai Privasi Anak
Seiring anak memasuki usia remaja, kebutuhan mereka akan privasi meningkat pesat. Ini bukan berarti mereka ingin menjauh dari orangtua, melainkan merupakan bagian alami dari proses tumbuh kembang menjadi individu yang mandiri. Menghormati privasi anak tidak berarti membiarkan mereka tanpa pengawasan, namun menciptakan keseimbangan antara menjaga dan mempercayai. Misalnya, orangtua tidak perlu membaca pesan pribadi anak tanpa izin, tetapi bisa tetap mengajak mereka berbincang tentang siapa teman-teman mereka dan bagaimana perasaan mereka baru-baru ini. Sikap ini menunjukkan bahwa orangtua peduli dan bukan mengontrol.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, orangtua dapat menjaga hubungan yang positif dan sehat dengan anak mereka selama masa remaja yang penuh tantangan ini, meningkatkan keterbukaan dan saling pengertian dalam keluarga.