Sumber foto: Canva

5 Kebiasaan Kecil yang Bisa Bikin Mobil Cepat Rusak

Tanggal: 9 Jul 2025 09:11 wib.
Mobil adalah investasi besar dan aset penting bagi banyak orang. Perawatannya yang rutin dan tepat akan memperpanjang usia pakainya dan menjaga performanya. Namun, tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan kecil sehari-hari yang tampak sepele namun sebenarnya bisa menjadi biang keladi kerusakan komponen mobil dalam jangka panjang. Mengenali dan menghindari kebiasaan ini adalah kunci untuk menjaga kendaraan tetap prima dan menghemat biaya perbaikan di masa depan.

1. Membiarkan Tangki Bahan Bakar Selalu Kosong (atau Hampir Kosong)

Banyak pengemudi punya kebiasaan mengisi bahan bakar hanya saat indikator sudah menyala merah atau menunjuk huruf "E" (Empty). Kebiasaan ini adalah salah satu cara tercepat merusak pompa bahan bakar. Pompa bahan bakar dirancang untuk beroperasi sambil terendam dalam bensin, yang tidak hanya berfungsi sebagai pelumas tetapi juga sebagai pendingin.

Ketika tangki selalu kosong, pompa bekerja lebih keras dalam kondisi panas berlebih dan tanpa pelumasan yang cukup. Ini akan memperpendek umur pompa bahan bakar secara drastis, yang penggantiannya bisa sangat mahal. Selain itu, bahan bakar yang tersisa di dasar tangki cenderung mengandung endapan dan kotoran. Saat bensin sangat sedikit, kotoran ini lebih mudah tersedot ke dalam sistem bahan bakar, menyumbat filter bahan bakar dan bahkan mengganggu injektor. Selalu usahakan untuk mengisi bahan bakar sebelum levelnya terlalu rendah, idealnya saat tersisa sekitar seperempat tangki.

2. Terlalu Sering Menginjak Rem Mendadak atau Memperlambat Laju dengan Mesin

Dua kebiasaan terkait pengereman ini sama-sama merugikan. Kebiasaan menginjak rem mendadak secara kasar (hard braking) akan menyebabkan kampas rem dan piringan cakram cepat aus. Panas berlebih yang dihasilkan dari pengereman ekstrem dapat menyebabkan warping (perubahan bentuk) pada piringan cakram, membuat pengereman menjadi tidak stabil dan bergetar.

Di sisi lain, kebiasaan memperlambat laju mobil hanya dengan menurunkan gigi (engine braking) secara agresif, terutama pada kecepatan tinggi, akan membebani transmisi dan komponen mesin lainnya secara tidak perlu. Meskipun engine braking memiliki manfaat dalam situasi tertentu (misalnya, turunan panjang), menggunakannya sebagai pengganti rem kaki utama secara rutin dapat mempercepat keausan pada kopling (untuk transmisi manual) atau komponen transmisi otomatis, serta meningkatkan tekanan pada mesin. Gunakan rem kaki secara bijak dan proporsional, biarkan engine braking hanya sebagai pembantu saat diperlukan.

3. Seringkali Menggantung Kaki di Pedal Kopling atau Rem

Ini adalah kebiasaan umum yang sering tidak disadari, terutama bagi pengendara transmisi manual. Menggantung kaki di pedal kopling meskipun tidak sedang mengoper gigi, akan memberikan tekanan ringan namun konstan pada sistem kopling. Tekanan sedikit ini menyebabkan kampas kopling bergesekan terus-menerus, meskipun tidak disengaja. Akibatnya, kampas kopling akan lebih cepat aus, dan penggantian kopling bisa menjadi biaya yang signifikan.

Demikian pula, menggantung kaki di pedal rem saat mobil sedang melaju (riding the brakes) juga berbahaya dan merusak. Tekanan ringan ini akan menyebabkan rem terus bergesekan, menghasilkan panas berlebih, dan mempercepat keausan kampas rem dan piringan. Ini juga bisa membuat lampu rem menyala terus-menerus, membingungkan pengemudi di belakang. Pastikan kaki selalu berada di lantai atau footrest saat tidak menginjak pedal.

4. Menunda Penggantian Oli Mesin dan Filter

Oli mesin adalah darah bagi mobil, melumasi komponen bergerak dan membantu mendinginkan mesin. Filter oli membersihkan kotoran dari oli. Menunda penggantian oli dan filter melebihi jadwal yang direkomendasikan pabrikan adalah kebiasaan yang sangat merusak.

Oli yang sudah melewati batas waktu atau jarak tempuh akan kehilangan kemampuan pelumasannya, menjadi kental, dan mengandung banyak kotoran atau serpihan logam. Oli yang kotor dan buruk akan menyebabkan gesekan berlebih antar komponen mesin, mengakibatkan keausan parah pada piston, crankshaft, dan bagian penting lainnya. Ini bisa berujung pada kerusakan mesin yang fatal dan biaya perbaikan yang sangat besar. Filter oli yang tersumbat juga akan menghambat aliran oli bersih ke mesin. Ikuti jadwal penggantian oli dan filter sesuai rekomendasi pabrikan atau bengkel terpercaya.

5. Mengabaikan Lampu Indikator Peringatan di Dashboard

Lampu-lampu indikator di dashboard bukanlah hiasan; mereka adalah sistem peringatan dini yang vital. Mengabaikan lampu indikator peringatan seperti "Check Engine", tekanan oli rendah, atau suhu mesin terlalu tinggi, adalah resep menuju bencana.

Setiap lampu indikator menyala karena ada alasan, menandakan adanya masalah yang memerlukan perhatian. Misalnya, lampu "Check Engine" bisa berarti masalah sederhana hingga serius yang mempengaruhi performa mesin atau emisi. Lampu tekanan oli rendah berarti mesin tidak mendapatkan pelumasan yang cukup, yang bisa merusak mesin dalam hitungan menit. Mengabaikan peringatan ini berarti membiarkan masalah kecil berkembang menjadi kerusakan besar yang jauh lebih mahal untuk diperbaiki, atau bahkan membahayakan keselamatan berkendara. Segera periksa mobil ke bengkel terpercaya begitu lampu indikator penting menyala.

Perawatan proaktif dan kebiasaan mengemudi yang baik tidak hanya menghemat uang dalam jangka panjang, tetapi juga memastikan mobil tetap aman dan nyaman untuk digunakan setiap hari.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved