Sumber foto: Google

5 Fakta Lekewe Gunung yang Jarang Orang Tahu

Tanggal: 15 Agu 2025 13:23 wib.
Afrika, yang dikenal sebagai rumah bagi berbagai spesies antelop yang menakjubkan dari famili Bovidae, menyimpan banyak cerita menarik di setiap sudutnya. Dari utara hingga selatan, dan dari barat ke timur, setiap daerah memiliki spesies antelop yang khas. Salah satu spesies tersebut adalah lekewe gunung (Redunca fulvorufula), sebuah antelop menawan dengan ciri khas tersendiri.Lekewe gunung termasuk dalam kategori antelop kecil hingga sedang dengan panjang tubuh berkisar antara 100 hingga 136 cm, tinggi mencapai 65 hingga 89 cm, dan bobot antara 35 hingga 65 kg. Spesies ini menunjukkan dimorfisme seksual yang jelas, di mana hanya jantan yang memiliki tanduk yang mencolok dengan panjang 13 hingga 35 cm. Dari segi penampilan, rambut lekewe gunung berwarna abu-abu kekuningan yang halus dan lembut, sementara bagian bawah tubuh dan area sekitar mulutnya memiliki pewarnaan putih yang menarik. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai beberapa fakta menarik tentang lekewe gunung ini.### 1. Peta Persebaran, Habitat, dan Makanan FavoritLekewe gunung dapat ditemukan di berbagai lokasi di benua Afrika, termasuk bagian selatan (Botswana dan Afrika Selatan), timur (Tanzania, Kenya, Uganda, Sudan, dan Ethiopia), serta barat (hanya di Kamerun). Menariknya, populasi populasi ini cukup terpisah satu sama lain, sehingga membagi lekewe gunung menjadi tiga subspesies tergantung dari lokasi persebarannya.Berbicara tentang habitat, lekewe gunung lebih suka tinggal di kawasan yang memiliki ketinggian antara 1.400 hingga 5.000 meter di atas permukaan laut, dengan pemandangan padang rumput yang luas. Namun, mereka juga bisa ditemukan di area rata dengan banyak pepohonan dan dekat sumber air. Fleksibilitas dalam waktu aktivitasnya membuat antelop ini bisa aktif baik saat fajar maupun malam hari. Sebagai herbivor sejati, lekewe gunung mengandalkan rumput-rumput bernutrisi tinggi dan kerap memilih lokasi rumput dengan hati-hati, terutama di dekat sumber air karena kebutuhan mereka terhadap hidrasi.### 2. Kehidupan Sosial Lekewe GunungMirip dengan banyak spesies antelop lainnya, lekewe gunung hidup dalam kelompok. Namun, struktur sosial mereka tergolong unik. Biasanya, kelompok betina terdiri dari 3 hingga 12 individu, sementara jantan dewasa lebih suka hidup sendiri dengan batas teritorial yang jelas. Jantan menjalin ikatan dengan betina yang berpotensi kawin, sementara jantan muda biasanya juga membentuk kelompok sementara yang lebih kecil.Meski jantan dewasa cenderung soliter, mereka tetap toleran terhadap kelompok betina dan akrab dengan lekewe gunung muda. Namun, ketika jantan dewasa lain memasuki wilayahnya yang luasnya berkisar antara 15 hingga 48 hektare, mereka cenderung bertindak agresif. Dalam pertarungan, suara khas yang diproduksi sambil mengatur postur menyerang menambah ketegangan, dan seringkali berakhir dalam kontak fisik menggunakan tanduk.Di sisi lain, betina cenderung saling melindungi dan dapat dilihat bergerak bersama dalam kelompok. Mereka menuju ke tempat yang lebih terbuka agar bisa mengawasi predator, dan saat panas, kawanan ini akan mencari tempat teduh untuk beristirahat.### 3. Sederet Cara untuk Bebas dari Sergapan PredatorDi habitat mereka yang kaya akan keanekaragaman hayati, lekewe gunung harus selalu waspada terhadap predator seperti singa, anjing liar Afrika, dan macan tutul. Untuk melindungi diri, mereka mengandalkan kecepatan dan ketangkasan saat berlari, bisa mencapai kecepatan 90 km per jam. Adaptasi fisik dan sosial memungkinkan mereka untuk tetap hidup di tengah ancaman tersebut.Saat mendeteksi predator, mereka memiliki cara unik untuk memberi sinyal kepada anggota kelompok lainnya. Lekewe gunung yang pertama kali melihat bahaya akan mengeluarkan suara melengking, mirip peluit, yang berfungsi sebagai alarm untuk semua anggota kelompok agar segera melarikan diri. Spesies lain di sekitar mereka pun dapat merasakan keberadaan predator berkat suara peringatan tersebut, yang meningkatkan kesempatan mereka untuk bertahan hidup.### 4. Sistem ReproduksiLekewe gunung memiliki pola reproduksi poligini, di mana jantan akan mengawini beberapa betina pada satu waktu. Musim kawin dapat berlangsung kapan saja sepanjang tahun, tetapi biasanya lebih sering terjadi pada puncak musim kemarau. Betina mengandung selama kira-kira 8 bulan dan melahirkan satu anak pada setiap periode. Menariknya, setelah melahirkan, betina akan menyembunyikan anak-anak mereka di tempat vegetasi yang lebat selama sebulan sebelum memperkenalkan mereka kepada anggota kelompok yang lain.Lekewe gunung jantan akan dianggap dewasa sekitar usia 27 bulan, sementara betina mencapai kematangan lebih awal, berkisar antara 9 hingga 24 bulan. Di alam liar, umumnya mereka berusia sekitar 18 tahun.### 5. Status KonservasiNamun, keberadaan lekewe gunung kini terancam oleh berbagai faktor yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Dalam IUCN Red List, spesies ini dinyatakan sebagai terancam punah (Endangered), dengan populasi yang terus menurun setiap tahunnya. Ancaman utama datang dari perburuan liar dan konflik dengan manusia yang tinggal di sekitar habitat alami mereka. Seringkali, lekewe gunung menghadapi perburuan untuk daging serta akibat dari ekspansi lahan pertanian manusia yang mengarah ke habitat mereka.Diperkirakan populasi lekewe gunung saat ini sekitar 36.000 individu, dengan subspesies di Afrika bagian selatan yang jumlahnya jauh lebih banyak dibanding subspesies lainnya, yakni 33.000 individu. Sementara subspesies di Afrika timur hanya sedikit, sekitar 2.900 individu, dan subspesies di Afrika barat hanya tersisa sekitar 450 individu. Karakteristik unik dan tantangan yang dihadapi lekewe gunung menjadikan mereka perlu perhatian serius dalam upaya konservasi. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat membantu melestarikan spesies yang khas ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved