Sumber foto: iStock

3 Negara Punya Tradisi Makan Daging Kucing, Ada Tetangga RI

Tanggal: 4 Nov 2024 06:20 wib.
Praktik mengonsumsi daging peliharaan mungkin terdengar tidak lazim bagi pencinta binatang. Namun siapa sangka, ada beberapa negara yang dikenal sebagai negara pemakan segala, termasuk daging kucing. Salah satu negara yang masyarakatnya masih makan daging kucing adalah Vietnam.

Mengonsumsi daging kucing bagi negara tetangga Indonesia itu dianggap sebagai sumber kekuatan. Binatang lucu tersebut juga dipercaya dapat menangkal nasib buruk dan meningkatkan libido. Melansir World Population Review, selama bertahun-tahun, ribuan kucing liar di Vietnam telah diculik dan dijual ke pedagang makanan, rumah tangga, dan bahkan restoran. Vietnam terkenal memiliki perdagangan gelap bawah tanah yang sangat menguntungkan dari menjual daging kucing dan anjing.

Daging kucing sering diolah menjadi sup atau semur. Tak hanya itu, kucing juga sering diolah sebagai sate yang disajikan dengan serai, jahe, atau direndam dalam ketumbar dan cabai. Meskipun terkesan aneh, menu ini dianggap sebagai makanan lezat di Ho Chi Minh.

Meskipun ilegal untuk dikonsumsi, makanan ini masih sering disajikan di Vietnam. Akibat tingginya permintaan, banyak hewan peliharaan yang sering dicuri, bahkan dari Thailand dan Laos. Setelah diculik, biasanya kucing-kucing itu diselundupkan ke toko-toko Bucher khusus.

Negara selanjutnya adalah China yang terkenal sebagai konsumen daging kucing dan anjing terbesar di dunia. Bukan hanya dari pedagang pasar gelap, daging kucing dan anjing juga dapat ditemukan di berbagai provinsi dan wilayah seluruh China.

Di China, daging kucing dan anjing dipercaya bermanfaat bagi kesehatan, yakni meningkatkan metabolisme tubuh, menyejukkan tubuh selama musim panas, dan menghangatkan tubuh selama musim dingin. Biasanya, daging kucing dan anjing diolah sebagai sup, steak, atau dipadukan dengan sayuran dan nasi dan disajikan dengan bumbu serta topping.

Setiap tahunnya, China telah "memakan" lebih dari empat juta anak kucing setiap tahunnya.

Terakhir adalah Australia yang terkenal memiliki jumlah satwa liar yang melimpah, termasuk kucing, bahkan di daerah perkotaan. Dilaporkan, Australia tidak memiliki aturan khusus terkait menyembelih kucing untuk dikonsumsi sehingga ada pasar gelap untuk daging kucing. Di samping itu, Australia juga memiliki kebijakan yang melarang konsumsi daging kucing.

Menurut laporan dari Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) di Australia, mereka telah menyadari adanya masalah terkait industri ilegal penangkapan kucing liar untuk tujuan konsumsi daging. Selain itu, masih ada juga praktik penangkapan kucing peliharaan yang tidak sah ataupun mencurinya dari rumah-rumah penduduk.

Kebiasaan makan daging kucing ini tentu menjadi sorotan di berbagai belahan dunia. Bagi beberapa masyarakat, terutama pencinta hewan, hal ini dianggap tidak manusiawi. Seiring dengan peningkatan kesadaran akan hak-hak hewan, penting untuk mengedukasi dan mengadakan kampanye perlindungan hewan di berbagai negara, termasuk di Vietnam, China, dan Australia.

Melihat fenomena di atas, Indonesia juga memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan hewan-hewan peliharaan. Diperlukan pendekatan yang lebih baik dalam menjaga hewan-hewan yang mendapat status sebagai teman manusia. Kesadaran akan perlindungan hewan dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Dengan mengamati tindakan yang telah diambil oleh negara-negara lain, Indonesia dapat mempelajari berbagai strategi dan kebijakan perlindungan hewan yang efektif. Dengan demikian, harapannya adalah penduduk setempat maupun pelaku industri dapat lebih memahami pentingnya menerapkan etika dan moralitas dalam perlakuan terhadap hewanpeliharaan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved