3 Cara Bijak Menghadapi Ketakutan Ibu Dilupakan Setelah Anak Menikah
Tanggal: 23 Mei 2025 09:33 wib.
Tampang.com | Ketika anak menikah dan mulai membangun keluarga sendiri, banyak ibu yang merasa khawatir akan dilupakan. Waktu yang terbatas membuat pertemuan atau sekadar ngobrol bersama menjadi jarang, hingga muncul rasa kesepian dan kekhawatiran tersisih dari kehidupan anak. Namun, kekhawatiran itu bisa diatasi dengan beberapa langkah sederhana yang efektif.
Desiree Tarigan, pengusaha kuliner ringan Mamitoko, berbagi tips penting dalam sebuah dialog inspiratif bertema “Perempuan Berdaya Bangkit untuk Bangsa” di Bentara Budaya Art Gallery, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Menurut Desiree, kunci pertama adalah jangan terlalu berharap banyak dari anak setelah mereka berkeluarga sendiri.
“Tugas orangtua memang tidak selesai hanya dengan membesarkan anak. Kita tetap punya peran mendidik secara rohani dan informal, tapi jangan berharap berlebihan pada anak. Karena harapan yang tinggi bisa jadi sumber rasa sakit,” ujarnya. Rasa sakit ini muncul saat anak mulai jarang menelepon atau sibuk dengan kehidupan barunya, sehingga orangtua merasa kesepian.
Langkah kedua untuk mengatasi rasa takut itu adalah menemukan kesibukan yang membuat diri lebih berdaya. “Carilah passion dan isi waktu dengan kegiatan positif yang kamu sukai. Sibukkan diri agar fokus tidak hanya pada anak, sehingga hati jadi lebih tenang,” jelas Desiree. Dengan begitu, ibu bisa tetap merasa berguna dan bahagia, tanpa bergantung sepenuhnya pada perhatian anak.
Terakhir, memiliki teman dan memperluas pergaulan sangat dianjurkan. Kartini Sjahrir, antropolog sekaligus mantan Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Paraguay, dan Uruguay, turut berbagi pengalamannya. Ia mengakui sering mengajak anak-anaknya bertemu, walaupun sering mendapat respons lucu karena anaknya heran melihat dirinya yang punya banyak teman.
“Kalau saya sampai cari anak saya, itu artinya saya lagi kesepian. Sebaliknya, saya punya banyak teman dan kegiatan sosial yang membuat hidup lebih berwarna,” ujar Kartini. Kehadiran teman dan jejaring sosial membantu ibu merasa lebih bersemangat dan tidak bergantung pada anak semata.
Dengan tiga cara ini—tidak bergantung pada anak, mencari kesibukan bermakna, dan memperluas pertemanan—ibu bisa mengelola rasa takut dilupakan dengan lebih bijak dan tetap merasa berdaya dalam menjalani fase baru kehidupan keluarga.