Sumber foto: iStock

10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbanyak, Ada Indonesia

Tanggal: 6 Jul 2024 06:38 wib.
Merokok merupakan kebiasaan yang masih banyak dilakukan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Tidak hanya oleh orang dewasa, bahkan remaja pun banyak yang mulai merokok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa tembakau yang terdapat dalam rokok mampu menyebabkan lebih dari 8 juta kematian setiap tahun, baik oleh perokok aktif maupun pasif. Bahkan, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) juga menyatakan bahwa tembakau adalah penyebab utama penyakit, kecacatan, dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah di Amerika Serikat (AS). 

Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh merokok mencakup risiko kanker paru-paru, mulut, penyakit jantung, pembekuan darah, serangan jantung, stroke, kerusakan gigi, kerusakan gusi, hingga keriput pada kulit. Penyalahgunaan tembakau ini juga cenderung lebih tinggi di negara-negara kaya, karena biasanya ketersediaan rokok dan gaya hidup masyarakat yang tinggi mempengaruhi prevalensi merokok. Lingkungan budaya di beberapa negara juga mempengaruhi kecenderungan merokok, di mana merokok dianggap sebagai bagian dari budaya sosial.

Berdasarkan data World Population Review pada tahun 2022, Nauru di Mikronesia adalah negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia, yakni 48,3 persen. Diikuti oleh Myanmar dengan 44,4 persen, dan negara kita, Indonesia, menduduki peringkat kedelapan sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak, yaitu sebesar 38,2 persen. Meskipun demikian, peringkat Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara seperti Nauru dan Myanmar, namun tingkat prevalensi merokok yang tinggi ini tetap merupakan permasalahan serius yang harus mendapat perhatian.

Daftar 10 negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia pada 2022 juga mencantumkan negara-negara lain seperti Kiribati, Papua Nugini, Serbia, Bulgaria, Timor Leste, Kroasia, dan Kepulauan Solomon. Tercatat bahwa negara-negara dengan tingkat perokok tertinggi cenderung terdapat di Asia Tenggara dan kawasan Balkan di Eropa. Di sisi lain, Eropa Barat dan Amerika cenderung memiliki tingkat merokok yang lebih rendah.

Dalam konteks Indonesia sendiri, data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif di Tanah Air diperkirakan mencapai 70 juta orang, dan 7,4 persen diantaranya berusia 10 hingga 18 tahun. Kelompok anak dan remaja menjadi kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Global Youth Tobacco Survey pada 2019 juga mencatat bahwa prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13 hingga 15 tahun mengalami kenaikan, dari 18,3 persen pada 2016 menjadi 19,2 persen pada 2019. Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 juga menunjukkan bahwa kelompok berusia 15 hingga 19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak, yaitu 56,5 persen, diikuti oleh usia 10 sampai 14 tahun sebesar 18,4 persen.

Secara global, pendidikan mengenai bahaya merokok dan kampanye anti-tembakau telah berhasil menurunkan prevalensi merokok di berbagai negara. Namun, dalam konteks Indonesia, upaya pencegahan merokok dan pengurangan prevalensi merokok harus terus ditingkatkan lebih lagi. Bukan hanya melalui pendidikan mengenai bahaya merokok, namun juga melalui kebijakan yang lebih ketat dalam pengawasan penjualan rokok kepada anak dan remaja, serta kampanye anti-tembakau yang lebih massif lagi. Selain itu, perlu adanya upaya yang bersifat menyeluruh, melibatkan pemerintah, komunitas, dan juga masyarakat luas, untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari bahaya rokok.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved