10 Jurusan dengan Sarjana Pengangguran Paling Banyak
Tanggal: 11 Nov 2024 11:19 wib.
Memilih jurusan kuliah merupakan keputusan penting yang harus diambil secara hati-hati. Karena pada kenyataannya, setiap jurusan memiliki tingkat kesempatan yang berbeda dalam memasuki pasar tenaga kerja.
Sulitnya para lulusan perguruan tinggi, baik vokasi, sarjana (S1), maupun pascasarjana, disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari keterbatasan lapangan kerja, persaingan yang tinggi, hingga ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan kebutuhan yang ada.
Ketika memilih jurusan, penting untuk mempertimbangkan peluang karir di masa depan. Oleh karena itu, berikut ini adalah daftar sepuluh jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi yang dapat dijadikan sebagai rujukan sebelum Anda membuat keputusan.
Pengajaran Pendidikan Jasmani
Jurusan ini memiliki tingkat pengangguran tertinggi mencapai 56,4%. Meskipun fokus pada pengajaran dan ilmu olahraga, lapangan kerja terbatas dan kebutuhan akan tenaga pengajar yang dinamis membuat banyak lulusan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan. Peluang kerja dapat menjadi semakin terbatas jika persaingan di dalamnya juga tinggi.
Layanan Manusia atau HR
Tingkat pengangguran pada jurusan ini mencapai 55,6%. Meskipun HR memainkan peran penting dalam perekrutan dan manajemen karyawan, banyak lulusan bersaing ketat dalam industri ini. Selain itu, kebutuhan akan pengalaman khusus sering kali menjadi penghalang bagi lulusan baru dalam mendapatkan pekerjaan.
Ilustrasi
Dengan tingkat pengangguran mencapai 54,7%, jurusan ini merupakan pilihan yang cukup berisiko. Bidang ilustrasi sangat kompetitif, dan tren digitalisasi serta outsourcing desain grafis membuat banyak lulusan sulit mendapatkan pekerjaan tetap. Fleksibilitas dan keahlian yang diperlukan dalam bidang ini juga menjadi faktor utama yang memengaruhi tingkat pengangguran di dalamnya.
Peradilan Pidana
Jurusan ini juga memiliki angka pengangguran yang cukup tinggi, yakni 53%. Meskipun bertujuan mempersiapkan lulusan untuk bekerja dalam sistem peradilan, lapangan kerja cenderung stabil namun terbatas, sehingga menciptakan persaingan ketat di dalamnya.
Manajemen Proyek
Pengangguran di jurusan ini tercatat sebesar 52,8%. Walaupun keterampilan manajemen proyek dibutuhkan di banyak industri, perusahaan umumnya mencari tenaga kerja dengan pengalaman, sehingga lulusan baru kesulitan bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
Produksi Radio, Televisi, dan Film
Jurusan ini memiliki tingkat pengangguran sebesar 52,6%. Industri hiburan ini sangat dinamis dan sulit diprediksi, bergantung pada jaringan dan pengalaman, yang membuat lulusan mengalami kesulitan dalam menemukan pekerjaan tetap.
Bidang Seni Studio
Program Bidang Seni Studio juga menghadapi tantangan besar, dengan tingkat pengangguran mencapai 52%. Ketidakpastian pendapatan serta minimnya pekerjaan tetap membuat lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang stabil. Berbagai faktor yang mempengaruhi industri kreatif, seperti tuntutan pasar dan kebutuhan akan kreativitas yang unik, juga turut memengaruhi tingkat pengangguran di bidang ini.
Administrasi Layanan Kesehatan
Dengan tingkat pengangguran 51,8%, jurusan ini menjadi pilihan lain dengan risiko pengangguran tinggi. Meski sektor kesehatan terus berkembang, lulusan di bidang administrasi kesehatan bersaing ketat dengan mereka yang memiliki latar belakang medis atau sertifikasi khusus. Sementara itu, perubahan kebijakan serta tuntutan efisiensi dalam pelayanan kesehatan juga mempengaruhi peluang kerja lulusan administrasi kesehatan.
Pendidikan
Jurusan pendidikan memiliki tingkat pengangguran 51,8%. Bergantung pada kebijakan pemerintah serta kondisi daerah, peluang kerja untuk pengajar dapat mengalami penurunan, sehingga lulusan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan. Faktor-faktor lain, seperti trend homeschooling serta perubahan paradigma pendidikan, juga turut memengaruhi kesempatan kerja lulusan pendidikan.
Pengembangan Manusia dan Keluarga
Terakhir, jurusan Pengembangan Manusia dan Keluarga dengan tingkat pengangguran 51,5%. Fokus pada perilaku manusia dalam konteks keluarga dan masyarakat, namun peluang kerja dalam bidang ini seringkali tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada. Kondisi sosial dan ekonomi yang berubah serta kebutuhan akan konsultan keluarga dan psikolog keluarga juga memberikan dampak pada tingkat pengangguran di bidang ini.
Sebagian besar dari jurusan-jurusan di atas memiliki tingkat pengangguran yang tinggi. Namun demikian, hal ini bukan berarti bahwa lulusan dari jurusan-jurusan tersebut tidak memiliki peluang kerja sama sekali. Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat kemungkinan bahwa peluang kerja dalam beberapa bidang tersebut juga dapat meningkat.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dengan matang sebelum memilih jurusan kuliah yang akan ditekuni, serta mengembangkan keterampilan dan jejaring yang diperlukan dalam memasuki pasar tenaga kerja.