Tanah Longsor di Sierra Leone Afrika Barat Menewaskan Sedikitnya 400 Orang

Tanggal: 19 Agu 2017 19:55 wib.
Tampang.com, Internasional - Lebih dari 400 mayat ditarik dari puing-puing tanah liat Sierra Leone, salah satu negara di Afrika Barat. Palang Merah mengatakan mereka masih berharap bisa menemukan korban selamat "tapi kemungkinannya semakin kecil setiap hari."

Badan kemanusiaan dunia menyatakan korban tewas sebanyak 409 setelah banjir dan tanah longsor di ibu kota negara Afrika Barat, Freetown, pada Senin pagi.

"Jumlah korban tewas meningkat setiap hari," kata Sekretaris Jenderal Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Elhadj As Sy, kepada wartawan di Jenewa, menambahkan bahwa bencana tersebut "jauh melampaui kapasitas dari pemerintah sendiri. "

Penguburan skala besar telah dimulai sementara diperkirakan 600 orang masih hilang. Para relawan terus mencari melalui lumpur dan puing-puing di tengah sisa-sisa bangunan yang hancur.

Ribuan orang telah kehilangan rumah mereka. Beberapa kritikus menyebut bahwa pemerintah tidak belajar dari bencana masa lalu dari sebuah kota di mana banyak daerah miskin berada di dekat permukaan laut dan tidak memiliki drainase yang baik. Ibukotanya juga diganggu oleh konstruksi yang tidak diatur di lereng bukitnya.

Pemerintah telah menyewa 600 penggali kubur untuk penguburan masal di pemakaman yang menampung korban wabah Ebola tahun 2014-2015 yang juga membunuh ribuan orang di negara tersebut.

Presiden Ernest Bai Koroma bergabung dengan pelayat untuk melakukan penguburan pada hari Kamis. Banyak orang tidak dapat menemukan kerabatnya karena kebanyakan korban telah hancur dan sulit untuk diidentifikasi.

Fokus utamanya adalah membuat orang menjauh dari daerah yang masih dalam ancaman, Zuliatu Cooper, wakil menteri kesehatan dan sanitasi, mengatakan kepada The Associated Press.

"Hujan masih tertunda dan ada kemungkinan kita akan memiliki kejadian lain," katanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved