Esports Masuk Kurikulum Sekolah di Asia Tenggara, Indonesia Kapan Menyusul?
Tanggal: 18 Mei 2025 12:14 wib.
Tampang.com | Dunia pendidikan di Asia Tenggara mulai mengalami revolusi menarik: esports kini masuk dalam kurikulum resmi sekolah di beberapa negara seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura. Fenomena ini membuka wacana besar soal posisi game dalam dunia pendidikan formal—bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga karier masa depan.
Bukan Sekadar Main Game
Program esports di sekolah mencakup berbagai aspek, dari strategi permainan, komunikasi tim, manajemen stres, hingga dasar-dasar bisnis industri game. Tujuannya bukan mencetak pemain profesional saja, tapi juga memahami ekosistem luas di balik industri yang bernilai miliaran dolar ini.
“Esports mengajarkan kerja tim, pengambilan keputusan cepat, dan bahkan coding serta desain,” ungkap seorang guru dari sekolah di Manila.
Indonesia Masih Ragu?
Di Indonesia, wacana memasukkan esports ke dalam kurikulum masih terganjal stigma negatif. Game kerap dianggap sebagai penghambat belajar, padahal jika dikelola dengan benar, esports bisa jadi sarana pembelajaran yang efektif dan kontekstual.
Respon Komunitas Positif
Banyak pelajar, guru muda, dan orang tua milenial yang mulai menyuarakan dukungan agar Indonesia tak tertinggal. Terlebih, Indonesia memiliki potensi besar dengan komunitas gamer aktif dan tim esports yang mendunia seperti EVOS, RRQ, dan ONIC.
Butuh Regulasi dan Pedoman yang Jelas
Agar bisa diterapkan di Indonesia, pemerintah dan dunia pendidikan perlu merumuskan pedoman kurikulum esports yang tidak hanya fokus pada permainan, tetapi juga nilai edukatif dan etika digital.