Delta memperkirakan Kehilangan $100 Juta Akibat Wisatawan Melewatkan Paris
Tanggal: 14 Jul 2024 21:38 wib.
Maskapai penerbangan Delta mengungkapkan bahwa lebih dari 10.000 atlet Olimpiade telah mewujudkan mimpi mereka dengan datang ke Paris musim panas ini, namun hal tersebut tidak berlaku bagi para calon wisatawan. CEO Ed Bastian mengatakan bahwa para pelancong lebih memilih destinasi lain, sehingga maskapai ini mengalami kerugian sebesar $100 juta selama musim panas yang sibuk untuk perjalanan ke Eropa. Ramalan laba dan pendapatan kuartal ketiga Delta tidak memenuhi ekspektasi Wall Street setelah maskapai penerbangan membanjiri pasar dengan penerbangan tambahan.
Bastian memperjelas bahwa kecuali untuk menghadiri Olimpiade, orang-orang cenderung menghindari perjalanan ke Paris, terutama untuk tujuan bisnis atau pariwisata lainnya. Delta yang memiliki layanan penerbangan terbanyak dari semua maskapai penerbangan AS ke Paris dan memiliki usaha patungan dengan Air France, mengalami pengaruh dominan terhadap hal ini. Bersama-sama, kedua maskapai tersebut memiliki sekitar 70% pangsa pasar dalam layanan nonstop antara AS dan Prancis. Air France-KLM, induk perusahaan Air France, bahkan memperkirakan penurunan pendapatan sebesar 180 juta euro pada bulan Juni-Agustus karena Olimpiade.
Penurunan signifikan dalam perjalanan internasional ke Paris juga tercermin dari penduduk di Prancis yang tampaknya menunda liburan mereka, atau mempertimbangkan destinasi perjalanan alternatif. Namun, Bastian optimis bahwa permintaan perjalanan ke Paris kemungkinan akan meningkat setelah Olimpiade selesai. Bahkan Air France-KLM memiliki proyeksi serupa.
Selain itu, harga kamar hotel di Paris telah melonjak hingga 45% pada bulan Juli-Agustus dibandingkan periode tahun sebelumnya. Hal ini dapat mempengaruhi minat wisatawan untuk memilih destinasi lain di luar Paris. Hal tersebut juga tercermin dari pernyataan Glen Hauenstein, yang mencatat bahwa banyak pelancong sudah mengalihkan liburan mereka ke Eropa di luar musim liburan musim panas yang biasa terjadi. Ia menunjukkan bahwa September dan Oktober bisa menjadi waktu yang lebih baik untuk pergi ke Eropa daripada Juli dan Agustus.
Delta juga melihat adanya peningkatan perjalanan ke Jepang, sebagian besar berkat pertukaran mata uang yang menguntungkan bagi wisatawan AS. Dalam konteks ini, nilai tukar yang menguntungkan bisa menjadi salah satu faktor penentu dalam memilih destinasi wisata.
Dari pengungkapan yang diberikan, terlihat bahwa maskapai penerbangan ini perlu mengkaji kembali strategi bisnisnya terutama terkait Olimpiade dan tren perjalanan ke Paris. Hal ini juga senada dengan konsep bahwa masa depan travel dan pariwisata di Paris harus dipertimbangkan secara seksama. Dari segi bisnis, potensi pergeseran ke destinasi alternatif harus menjadi bagian dari strategi pertumbuhan yang dijalankan oleh maskapai penerbangan. Delta perlu terus mencari cara untuk menarik minat wisatawan baik dari AS maupun destinasi internasional lainnya, serta mengantisipasi kondisi-kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi keputusan calon penumpang. Semua ini menjadi bagian dari upaya memastikan keberlanjutan dan perkembangan bisnis bagi maskapai penerbangan.