Sumber foto: Google

Yang Terjadi Jika Iran Benar-Benar Tutup Selat Hormuz

Tanggal: 30 Jun 2025 09:54 wib.
Sebagai informasi, Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran dan merupakan rute ekspor utama bagi produsen Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait. Sekitar 20% dari konsumsi minyak harian dunia atau sekitar 18 juta barel melewati Selat Hormuz. Jika Iran benar-benar menutup akses ke selat yang krusial ini, dampaknya akan sangat besar dan merembet ke berbagai sektor, baik secara lokal maupun global. Pakar intelijen dan keamanan Claude Moniquet mengungkapkan empat dampak utama yang akan terjadi jika blokade tersebut terealisasi.

Pertama, harga minyak dunia akan melonjak tajam dan pasokan berkurang. Dengan Selat Hormuz yang dilalui oleh hampir sepertiga dari total minyak dunia yang diperdagangkan, penutupan selat ini akan mengakibatkan kekurangan pasokan yang signifikan. Banyak negara yang sangat bergantung pada impor minyak dari kawasan ini akan merasakan dampak langsung. Lonjakan harga minyak dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar energi global, yang berpotensi memicu kekacauan di pasar finansial. Keputusan para pembeli untuk mencari alternatif pasokan hanya akan memperburuk situasi yang sudah krisis, sehingga menyebabkan lonjakan harga yang melebihi anggaran negara-negara yang mengimpor minyak.

Kedua, guncangan hebat pada ekonomi dunia akan terjadi, karena lonjakan harga minyak yang meningkat akan berdampak pada angka inflasi. Kenaikan harga energi sering kali memicu rantai efek di seluruh sektor ekonomi. Biaya transportasi yang lebih tinggi berpotensi mendorong harga barang dan jasa naik, yang pada gilirannya memicu inflasi. Pemerintah di berbagai negara tidak akan bisa menghindar dari dampak negatif ini, karena dengan biaya yang lebih tinggi, banyak sektor, mulai dari manufaktur hingga layanan, akan tertekan. Ini berarti bahwa daya beli masyarakat dapat berkurang, dan kemungkinan pemulihan ekonomi setelah krisis bisa semakin sulit.

Selain itu, ketegangan politik akan meningkat di kawasan tersebut. Penutupan Selat Hormuz oleh Iran dapat memicu konflik yang lebih besar, baik di dalam negara-negara Teluk maupun antara negara-negara besar yang memiliki kepentingan di kawasan ini. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan sekutunya mungkin merasa terpaksa untuk mengambil tindakan militer demi menjaga jalur perdagangan ini tetap terbuka. Ketegangan diplomatik akan meningkat, dan segala bentuk negosiasi untuk mengatasi masalah ini akan menghadapi jalan buntu, yang pada akhirnya dapat membawa kawasan ini ke tepi perang.

Ketiga, dampak terhadap keamanan global juga tak bisa diabaikan. Blokade Selat Hormuz akan menciptakan lingkungan yang tidak aman di mana aktivitas perdagangan dan pergerakan kapal akan terhambat. Para pelaut dan perusahaan pelayaran akan berada dalam risiko tinggi, sehingga mengaruhi berbagai rantai pasok dan distribusi global. Jika situasi ini berlangsung lama, perusahaan yang terpaksa menghentikan aktivitasnya atau menaikkan biaya untuk mengatasi risiko yang lebih besar di laut akan mengakibatkan efek domino dalam ekonomi global.

Terakhir, proliferasi energi alternatif mungkin menjadi solusi jangka panjang, tetapi dalam waktu dekat, penutupan Selat Hormuz dapat mempercepat transisi dalam kebijakan energi di berbagai negara untuk mengurangi ketergantungan pada minyak Timur Tengah. Negara-negara yang sebelumnya bergantung pada sumber energi konvensional mungkin akan lebih berinvestasi dalam energi terbarukan dan teknologi baru untuk meminimalisir ketergantungan terhadap minyak yang rentan.

Dengan semua dampak di atas, sangat jelas bahwa penutupan Selat Hormuz akan menciptakan berbagai tantangan besar yang mempengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial baik di tingkat regional maupun global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved