Warren Buffett Tidak Menyukai Investasi Emas, Ternyata Ini Alasannya
Tanggal: 6 Apr 2024 15:32 wib.
Investor kawakan Warren Buffett adalah salah satu orang terkaya di dunia dengan memiliki perusahaan investasi raksasa bernama Berkshire Hathaway. Meskipun demikian, ia justru tidak tertarik pada investasi emas batangan. Hal ini cukup menarik untuk diungkapkan, mengingat emas telah lama dianggap sebagai instrumen investasi yang paling aman dan nilainya saat ini sedang mencapai titik tertinggi, seperti yang terlihat pada harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. yang mencapai rekor tertinggi pada Kamis (3/4/2024) dengan harga emas satuan 1 gram sebesar Rp 1.283.000.
Mengapa seorang investor senior yang sangat berpengalaman seperti Warren Buffett memilih untuk menghindari investasi emas? Alasan utamanya adalah karena emas dinilai sebagai aset yang tidak memiliki daya hasil meskipun disimpan di rekening pialang atau di brankas.
Pada tahun 2011, Buffett bahkan menyatakan dalam suratnya kepada pemegang saham bahwa dengan uang yang sama dengan harga perolehan seluruh emas dunia, seorang investor masih dapat membeli seluruh lahan pertanian di Amerika Serikat (AS) dan membeli ExxonMobil sebanyak 16 kali lipat dengan uang tersisa. Hal ini menunjukkan bahwa Buffett lebih memilih aset yang dapat memberikan hasil investasi yang jelas dan berkelanjutan, seperti saham perusahaan atau aset riil seperti lahan dan properti.
Warren Buffett memang dikenal sebagai seorang value investor, yang berarti ia mencari saham-saham perusahaan yang diperdagangkan dengan harga di bawah nilai intrinsiknya. Pendekatan ini memang tidak sesuai dengan investasi emas, yang harganya cenderung dipengaruhi oleh sentimen pasar dan kejadian global, bukan oleh performa fundamental perusahaan. Buffett percaya bahwa kekayaan sesungguhnya berasal dari memiliki bisnis yang menghasilkan laba dan berkembang seiring waktu, bukan hanya memegang aset yang nilainya dipengaruhi oleh fluktuasi pasar.
Selain itu, Buffett juga sering menyoroti fakta bahwa emas tidak memberikan hasil atau dividen kepada pemiliknya. Sementara saham perusahaan yang baik biasanya memberikan dividen secara berkala, sehingga pemiliknya dapat memperoleh pendapatan pasif dari investasinya.
Di samping itu, pergerakan harga emas yang cenderung tidak terduga juga menjadi alasan lain mengapa Buffett tidak begitu tertarik padanya. Emas seringkali dipersepsikan sebagai aset safe haven atau tempat berlindung dari ketidakpastian ekonomi atau gejolak pasar. Namun, Buffett lebih percaya pada prinsip dasar investasi jangka panjang berdasarkan fundamental perusahaan, bukan sekadar mengikuti tren atau situasi ekonomi yang sedang tidak stabil.
Melihat keberhasilan Buffett dalam membangun kekayaannya melalui investasi saham dan mengakuisisi bisnis yang solid, pandangan beliau terhadap emas sebagai aset investasi tentu patut dipertimbangkan. Hal ini menjadi bukti bahwa memilih aset investasi yang tepat dan memiliki visi jangka panjang dapat membawa kesuksesan dalam dunia investasi.
Warren Buffett menunjukkan bahwa kunci dari investasi yang sukses adalah memiliki pemahaman mendalam tentang aset yang diinvestasikan dan fokus pada nilai sebenarnya yang dapat diciptakan dari investasi tersebut.