Sumber foto: iStock

Warren Buffett Bocorkan 5 Kesalahan Finansial Fatal Kelas Menengah: Nomor 3 Sering Dianggap Prestasi!

Tanggal: 21 Apr 2025 08:29 wib.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung, banyak orang—khususnya dari kalangan menengah—mulai memikirkan kembali cara mereka mengatur keuangan. Di saat seperti inilah, nasihat dari investor legendaris dunia, Warren Buffett, menjadi sangat relevan. Dikenal karena prinsip hidupnya yang sederhana dan kemampuannya menggandakan kekayaan secara konsisten, Buffett menyoroti kebiasaan konsumtif yang kerap menjadi jebakan finansial, terutama bagi masyarakat kelas menengah.

Alih-alih mengejar gaya hidup mewah, Buffett justru menekankan pentingnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Banyak dari kita yang tak sadar telah menghamburkan uang pada hal-hal yang sebenarnya bisa dihindari—bahkan bisa menghambat kemerdekaan finansial dalam jangka panjang.

Nah, inilah 5 barang atau kebiasaan yang sebaiknya dihindari oleh kalangan menengah menurut Warren Buffett. Bisa jadi, kamu pernah (atau sering) melakukannya!

1. Membeli Mobil Baru

Salah satu saran paling tegas dari Buffett adalah jangan terburu-buru membeli mobil baru. Mengapa? Karena kendaraan adalah aset yang mengalami depresiasi sangat cepat. Pada tahun pertama saja, nilai mobil bisa turun hingga 20%, dan bisa terus menyusut hingga 60% dalam kurun waktu lima tahun.

Daripada memaksakan diri membeli mobil baru demi gengsi, lebih baik pertimbangkan untuk membeli mobil bekas dengan kondisi prima. Ini akan membantu menjaga stabilitas keuangan tanpa kehilangan manfaat utama dari memiliki kendaraan.

2. Langganan Aplikasi dan Layanan Premium yang Tak Terpakai

Era digital menawarkan kemudahan sekaligus jebakan. Berbagai layanan langganan seperti video streaming, musik premium, aplikasi produktivitas, hingga gym bisa jadi membuat dompet bocor perlahan tanpa disadari.

Menurut Buffett, berlangganan tanpa pemanfaatan maksimal adalah bentuk pemborosan yang nyata. Ia menyarankan untuk melakukan audit langganan secara rutin: mana yang benar-benar digunakan dan mana yang hanya menjadi beban bulanan. Prinsipnya sederhana, “Jika kamu membeli barang yang tidak kamu butuhkan, kamu mungkin akan segera menjual barang yang kamu butuhkan.”

3. Buru-buru Beli Rumah Baru atau Pindah ke Rumah Lebih Besar

Kepemilikan rumah memang penting. Tapi Buffett menyarankan untuk tidak tergesa-gesa pindah ke rumah yang lebih besar hanya demi status sosial. Langkah tersebut, menurutnya, bisa menyebabkan tekanan keuangan yang signifikan.

Sebagai contoh, Buffett sendiri masih tinggal di rumah yang sama yang ia beli pada tahun 1958 di Omaha, Nebraska. Padahal, dengan kekayaannya, ia bisa membeli istana kapan saja. Tapi prinsipnya jelas: hidup sesuai kemampuan dan prioritaskan kepraktisan.

Naik kelas rumah berarti biaya juga ikut naik—hipotek, pajak properti, hingga biaya pemeliharaan. Dan semua itu bisa memperlambat upaya kamu dalam membangun kekayaan jangka panjang.

4. Membeli Barang Murah Berkualitas Rendah

Salah satu kekeliruan yang sering dilakukan masyarakat kelas menengah adalah tergoda membeli barang murah demi “hemat”. Tapi, menurut Buffett, kualitas tetap lebih penting daripada kuantitas.

Barang murah biasanya cepat rusak dan harus segera diganti. Akibatnya, bukannya menghemat, kamu justru menghabiskan lebih banyak dalam jangka panjang. Filosofi ini berlaku mulai dari pakaian, sepatu, hingga peralatan rumah tangga.

Buffett percaya, dengan investasi pada kualitas, kamu bisa mengurangi frekuensi pembelian dan lebih menghemat pengeluaran dalam jangka waktu yang lebih panjang.

5. Menghabiskan Uang untuk Lotere dan Judi

Saran terakhir Buffett mungkin akan menyentil banyak orang. Ia menyebut bahwa berjudi dan membeli tiket lotere adalah “pajak” bagi mereka yang tidak paham matematika.

Dalam pandangan Buffett, berjudi adalah bentuk keputusasaan dan salah kaprah tentang cara cepat menjadi kaya. Alih-alih berjudi, uang tersebut seharusnya diinvestasikan ke instrumen yang lebih jelas dan realistis untuk memberikan return, seperti saham, reksa dana, atau properti.

Ia menekankan bahwa kekayaan bukan dibangun dari keberuntungan semata, tapi dari kebiasaan cerdas, konsistensi, dan pemahaman finansial yang matang.


Warren Buffett tidak hanya berbagi prinsip finansial, tapi juga mendorong gaya hidup yang bijak dan berorientasi pada tujuan jangka panjang. Ia mengingatkan bahwa kebebasan finansial bukan ditentukan oleh seberapa besar penghasilan, melainkan dari bagaimana kita mengatur dan mengalokasikan uang secara cerdas.

Dalam kondisi ekonomi global yang serba tak pasti, mengikuti prinsip keuangan yang sudah terbukti dari orang seperti Buffett bisa menjadi pelindung terbaik bagi stabilitas keuanganmu. Jadi, sebelum kamu membeli sesuatu, tanyakan pada dirimu: “Apakah aku butuh ini, atau hanya ingin terlihat mampu?”
Copyright © Tampang.com
All rights reserved